Pengertian Sistem Irigasi Permukaan dan Jenis-Jenisnya - Permatep
Pengertian Irigasi Permukaan
Lampung, Permatep - Irigasi permukaan adalah penerapan irigasi dengan cara mendistribusikan air ke lahan pertanian dengan cara gravitasi (membiarkan air mengalir di permukaan lahan pertanian). Metode ini merupakan cara yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Irigasi permukaan yang cenderung tidak terkendali umumnya disebut dengan irigasi banjir atau irigasi basin, yaitu merendam lahan pertanian hingga ketinggian tertentu dengan jumlah air yang berlebih. Irigasi permukaan yang terkelola dengan baik biasanya dilakukan dengan mengalirkan air di antara guludan (furrow) atau batas tertentu.
Jenis-Jenis Irigasi Permukaan
Irigasi Basin
Irigasi basin dilakukan membanjiri satu petak lahan, dan memungkinkan drainase dari petak yang lebih tinggi menjadi sumber air bagi petak yang lebih rendah. Jenis irigasi ini tidak harus didrainase melainkan membiarkan air menyerap ke dalam tanah atau terevaporasi ke udara, yang disebut dengan "basin tertutup". Irigasi basin diutamakan di daerah dengan laju infiltrasi yang rendah, karena dibutuhkan waktu yang lama bagi air untuk menyerap ke dalam tanah sehingga lahan dibanjiri selama beberapa waktu.
Irigasi Gelombang
Irigasi gelombang (surge irrigation) dilakukan dengan secara periodik mensuplai air lalu menghentikannya supaya tanah mengalami siklus kering dan basah yang mampu mengurangi laju infiltrasi tanah dan menjadikan kondisi tanah seragam.
Metode irigasi ini hanya cocok pada tanah jenis remah, dan tidak bisa dilakukan pada tanah liat karena tanah liat dapat menutup pori-porinya dengan cepat meski dalam kondisi basah.
Irigasi permukaan dapat memunculkan masalah ketika tidak diterapkan dengan tepat, yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan dan keberlanjutan usaha pertanian yaitu :
- Penggenangan yang dapat menyebabkan akar terendam secara permanen sehingga pertumbuhan terhenti
- Drainase dalam, yaitu fenomena mengalirnya air keluar dari lahan pertanian bukan melalui permukaan melainkan melalui bawah tanah. Fenomena ini jika terjadi di daerah dengan air tanah berkadar garam tinggi dapat menyebabkan salinisasi tanah.
- Salinisasi terjadi ketika air yang digunakan mengandung kadar mineral tinggi dan menambah kadar garam tanah. Tanah yang terlalu asin dapat menyebabkan tumbuhan tidak dapat hidup. Peningkatan kadar garam dapat dicegah dengan drainase bawah permukaan karena air yang mengalir dari atas membasuh garam dan mengalirkannya ke bawah tanah sehingga mencegah garam naik ke permukaan.
Jika dijelaskan secara gamblang pada prinsipnya rancangan irigasi permukaan adalah merancang beberapa parameter sehingga didapatkan waktu kesempatan berinfiltrasi yang relatif seragam dari pangkal sampai ke ujung lahan. Umumnya di bagian pangkal, air akan lebih banyak air meresap daripada bagian ujung petakan lahan, sehingga didapatka efisiensi pemakaian air yang kecil.
Secara umum metoda pemberian air irigasi dapat digambarkan seperti skhema pada gambar 1.1. Metoda pemberian air irigasi dapat dibagi menjadi 4 bagian besar yakni :
- Irigasi Permukaan
- Irigasi Bawah Permukaan
- Irigasi Curah (sprinkle)
- Irigasi Tetes (drip)
Posting Komentar untuk "Pengertian Sistem Irigasi Permukaan dan Jenis-Jenisnya - Permatep"