Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengukuran Dry Bulb Temperature dan Wet Bulb Temperature dan Relative Humadity Pada Green House


PENGUKURAN DRY BULB TEMPARATURE (DBT) DAN WET BULB TEMPARATURE (WBT) DAN RELATIVE HUMADITY (RH) PADA GREEN HOUSE
(Laporan Praktikum Lingkungan Dan Bagunan Pertanian)



Oleh
Anggia Indriyani
1614071018






JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

I.                   PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang

Suhu udara adalah derajat panas atau derajat dingin suatu massa udara. Alat untuk mengukur temperatur adalah Thermometer. Adapun thermometer yang digunakan adalah thermometer bola kering dan bola basah. s uhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan Bumi sebagai panas, sejuk atau dingin. Sebagaimana Anda ketahui bahwa permukaan Bumi menerima panas dari penyinaran Matahari berupa radiasi gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar Matahari yang dipancarkan ini tidak seluruhnya sampai ke permukaan Bumi. Hal ini dikarenakan pada saat memasuki atmosfer, berkas sinar Matahari tersebut mengalami pemantulan (refleksi), pembauran (scattering), dan penyerapan (absorpsi) oleh material-material di atmosfer. Persentase jumlah pemantulan dan pembauran sinar Matahari oleh partikel atmosfer ini dinamakan albedo. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Pada saat memasuki atmosfer, sekitar 7% energi sinar Matahari langsung dibaurkan kembali ke angkasa, 15% diserap oleh partikel- partikel udara dan debu atmosfer, 24% dipantulkan oleh awan, dan 3% diserap oleh partikel-partikel awan. Jadi, persentase albedo sinar Matahari oleh atmosfer adalah sekitar 49%, sedangkan yang sampai di permukaan Bumi hanya 51%. Energi Matahari yang sampai di permukaan Bumi ini kemudian dipantulkan kembali sekitar 4%. Jadi, jumlah keseluruhan energi Matahari yang diserap muka Bumi adalah sekitar 47%
Dengan adanya perubahan iklim global dan anomali iklim pada tahun-tahun terakhir semakin meningkatkan ketidakpastian keberhasilan produksi pertanian. Ketepatan waktu panen jadi lebih sulit diprediksi, hujan yang berkepanjangan meningkatkan resiko serangan hama dan penyakit, panas yang berlebihan menyebabkan tanaman kehilangan banyak air dan layu. Sementara di pihak lain, untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pabrikasi dan kesesuaian kontrak pembelian, maka dibutuhkan kepastian kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi. Oleh karena itu keberadaan greenhouse dalam dunia pertanian menjadi semakin penting


I.2   Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui pengukuran suhu bola kering dan suhu bola basah pada green house
2. Mengukur suhu bola kering dan suhu bola basah pada green house
3. Menentukan nilai (a) relative humadity (b) dew point temparature (c) humadity ratio (d) spesific volume (e) enthalpy
4. Membandingkan hasil pengukuran dari psychrometricChart dengan pengukuran menggunakan termohygrometer










II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dry Bulb
Dry Bulb temperature (Temperatur bola kering), yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversika dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll) (Lakitan, 1992).

2.2 Wet Bulb
Wet Bulb Temperature (Temperatur bola basah), yaitu suhu bola basah. Sesuai dengan namanya “wet bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam thermometer. Untuk menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu kolam dengan panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian udara dialirka melalui permukaan air. Dengan adanya perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka terjadilah penguapan. Udara menjadi jenuh diujung kolam air tersebut. Suhu disinilah yang dinamakan Wet Bulb temperature. Untuk mengukur dua sifat (Dry dan Wet bulb temperature) ini sekaligus biasanya menggunkan alat yang namanya sling, yaitu dua buah thermometer yang disatukan pada sebuah tempat yang kemudian tempat tersebut dapat diputar. Satu thermometer biasa dan yang lainnya thermometer dengan bulb diselimuti kain basah (Lakitan, 1992).

2.3 Green House
Greenhouse atau yang lebih dikenal dengan istilah kumbung di Indonesia ditinjau dari bentuknya, bahan bangunan dan sistem kontrolnya sangat beragam. Pembangunan greenhouse belum sepenuhnya disesuaikan dengan iklim di tempat di bangunnya greenhouse. Sehingga harapan terpenuhinya kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi belum optimal. Oleh karenanya diperlukan upaya-upaya perbaikan kualitas greenhouse. Karenanya harus dilakukan kajian ulang tentang bentuk greenhouse yang sesuai dengan lokasi, tidak langsung mengadopsi dari Eropa. Indonesia telah mengeluarkan SNI 1760:2010 Bangunan Pertanian – Syarat Mutu Rumah Tanaman yang merupakan adopsi identik dari Philippine Agricultural Engineering Standart 415:2001 Agricultural Structures – Greenhouses. Dengan luasnya wilayah Indonesia disertai perbedaan iklim yang cukup mencolok antar lokasi, tentu saja SNI tersebut perlu diuji coba di setiap wilayah di Indonesia. Dalam prakteknya SNI 1760:2010 masih perlu modifikasi disesuaikan dengan lokasi, terutama jika ingin menerapkan greenhouse dengan pengontrolan iklim mikro di dalamnya. Kondisi iklim mikro di dalam greenhouse yang dikontrol 24 jam secara tepat dengan interval suhu, kelembaban, intensitas cahaya yang pendek mampu menjamin produksi, ketepatan waktu panen, kualitas produk sesuai keinginan dan terutama kontinyuitas produk ( Brady, 1994).

2.4 Psychrometric CHART

Psikrometrik adalah bidang yang mempelajari tentang bagaimana menentukan sifat-sifat fisis dan termodinamika suatu gas yang didalamnya terdapat campuran antara gas-uap. Sebagai contoh adalah menentukan sifat-sifat dari campuran udara dan uap air. Adapun sifat-sifat tersebut anatara lain: Dry Bulb Temperature, Wet Bulb Temperature,  Dew Point, Relative Humidity, Humidity Ratio, Enthalpy, Volume Spesific

2.5 THERMOHYGROMETER
Thermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu pada suatu ruangan,sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban pada suatu ruangan. Jadi,bisa disimpulkan bahwa thermohygrometer berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban di suatu tempat baik itu indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan).

Proses pengukuran thermohygrometer terdapat dua skala yang satu menunjukan tempatur dan yang satu lagi menunjukkan kelembaban. Thermohygrometer terbagi menjadi dua jenis yaitu thermohygrometer analog dan thermohygrometer digital. Thermohygrometer digital menunjukkan suhu dan kelembaban dengan angka yang jelas seperti jam tangan digital,sedangkan thermohygrometer analog dapat menunjukkan suhu dan kelembaban dengan jarum jam.

Thermohygrometer memiliki dua thermometer yaitu dry bulb dan wet bulb.Dry bulb terdiri dari sumbu kapas yang kering sedangkan wet bulb terdiri dari sumbu kapas basah yang terendam air.Wet bulb mempunyai peranan yang sangat penting dalam kerja alat ini. Thermohygrometerbekerja berdasarkan fenomena yang disebut penguapan dingin. Ketika air menguap dari suatu permukaan, permukaan akan dingin karena
molekul air membawa energi panas dari permukaan selama penguapan. Karena adanya efek pendinginan ini wet bulb selalu menunjukkan temperatur yang rendah dibandingkan dry bulb. Penguapan air dari permukaan wet bulb sebanding dengan kelembapan udara di atmosfer ( Notohadiprawiro, 1998)








III.   METEDOLOGI PENELITIAN

3.1.  Waktu dan tempat praktikum
Praktikum mata kuliah lingkungan dan bagunan pertanian dengan judul pengukuran dry bulb temparature (dbt) dan wet bulb temparature (wbt) dan relative humadity (rh) pada green house. Ini dilaksanakan pada hari senin  tanggal 11 april 2018 pukul ( 08.00-09.00  wib) , ( 11.00-13.00  wib), ( 16.00-17.00  wib)   di green house, jurusan teknik pertanian, fakultas pertanian, universitas lampung.
3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum yaitu  sling ( thermometer bola basah thermometer bola kering), thermohygrometer digital dan manual (jarum), diagram psikometrik, dan alat tulis ( pensil, penggaris, dan penghapus).
3.3   Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini meliputi:
1.Diamati pengukuran suhu lingkungan green house dengan menggunakn 3 waktu berbeda pagi hari ( 08.00-09.00  wib) , siang hari ( 11.00-13.00  wib), sore hari( 16.00-17.00  wib).
2.Diukur pengamatan suhu bola basah dan suhu bola kering menggunakan sling dan thermohygrometer untuk mengukur kelembaban yang terjadi pada green house dengan waktu yang telah ditentukan
3.Ditentukan nilai parameter lainya menggunakan diagram psikometrikdengan Menentukan nilai (a) relative humadity (b) dew point temparature (c) humadity ratio (d) spesific volume (e) enthalpy
4. Membuat tabel dan disertai dengan grafik


V.  KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum dengan judul Pengenalan alat pengolah tanah primer adalah, sebagai berikut:
1.pada pengukuran TBK suhu bola kering lingkaran dalam pada pagi hari 300,siang hari 280, sore hari 290 sedangkan lingkaran dalam pada pagi hari 300,siang hari 300, sore hari 310.
2.pada pengukuran TBB suhu bola basah lingkaran dalam pada pagi hari 260,siang hari 260, sore hari 270 sedangkan lingkaran dalam pada pagi hari 270,siang hari 280, sore hari 260.
3.pada pengukuran RH(relative humadity) lingkaran dalam pada pagi hari 720,siang hari 800, sore hari 810 sedangkan lingkaran dalam pada pagi hari 710,siang hari 830, sore hari 710.
4. pada pengukuran ini menghitung menggunakan diagram psikometrik relative humadity, dew point temparature, humadity ratio, spesific volume, dan enthalpy















DAFTAR PUSTAKA

Baver, L.D. 1960. Soil Physics. Modern Asia. Jhon Wiley & Sons,INC., New york.
Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils. Macmillan Publishing          Company, New  york
 Lakitan, B. 1992. Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya, Jakarta
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan Dan   Kebudayaan, Jakarta.

Posting Komentar untuk "Pengukuran Dry Bulb Temperature dan Wet Bulb Temperature dan Relative Humadity Pada Green House"