Sistem Penggandengan
SISTEM
PENGGANDENGAN
(Laporan Praktikum Alat
Dan Mesin Pertanian)
Oleh :
Kelompok 6
1. Yuliyana 1614071039
2. Mey
Yuni MS 1614071041
3. Puji Hartono 1614071059
4. Wahyu
Hendi S 1614071047
JURUSAN TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Alat dan mesin pertanian
adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian. Beberapa contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat penanam benih padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin adalah traktor roda dua, mesin penggiling, dan mesin pemanen padi.
Alat dan mesin
pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
- Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
- Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
- Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
- Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin
- Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
- Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
- Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian
Sebagai contoh,
pekerjaan pengolahan
tanahsawah bila menggunakan tenaga manusia diperlukan 50 hari
kerja per hektar. Bila dibajak dengan kerbau, membutuhkan 25 hari kerja per hektar. Sedangkan jika
dikerjakan dengan traktor roda dua, cukup 10 jam per hektar.
Alat dan mesin
(alsin) pertanian dikelompokkan menjadi dua: alsin budidaya tanaman dan alsin
pengolahan hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang
digunakan untuk produksi tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi
tanaman adalah alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan
sebagainya. Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya.
Alsin pengolahan
hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil
tanaman atau hasil ternak. Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman
dan ternak adalah Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji sawit, dan
sebagainya.Tenaga yang digunakan untuk menggerakan alat dan mesin pertanian di
antaranya tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga angin, tenaga uap, hingga mesin
bensin dan diesel. Lebih lengkapnya, lihat tenaga
pertanian.Daya untuk alat dan mesin pertanian pada awalnya adalah
tenaga kuda dan hewan lainnya. Dengan adanya penemuan mesin uap, muncul mesin-mesin yang mampu digunakan di lapang (mesin portabel), dan kemudian mesin traksi yang menggantikan fungsi
kuda dalam menarik alat dan mesin pertanian. Mesin ini dulunya merupakan
modifikasi dari lokomotif uap. Mesin uap ini juga mampu menggerakan mesin lainnya
melalui mekanisme sabuk dan puli.Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) mulai
menggantikan mesin uap sebagai mesin portabel dan sumber daya pada traktor karena efisiensi dan besarnya daya yang dihasilkan
mesin jenis ini pada ukuran mesin yang relatif kecil.
Pada awalnya mesin bensin digunakan, namun perlahan digantikan oleh mesin diesel karena mampu menghasilkan daya yang tinggi pada waktu
yang relatif lebih lama. Mesin jenis ini juga menjadi kunci perkembangan mesin combine harvester yang merupakan mesin pemanen yang memiliki sumber
daya sendiri sehingga tidak digerakk an
dengan traktor.Selain traktor, kendaraan lain yang juga digunakan untuk usaha
pertanian antara lain truk untuk pengangkutan hasil pertanian, dan pesawat terbang untuk penyemprotan di udara.
1.2 Tujuan praktikum
Praktikum
tentang system penggandengan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Mahasiswa mengetahui
system penggandengan satu titik.
2.
Mahasiswa mengetahui
system penggandengan tiga titik.
3.
Mahasiswa mengetahui
fungsi dari system penggandengan dalam pertanian.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TRAKTOR
Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang tak terpisahkan dari
pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita sakasikan perkembangan yang pesat
penggunaan traktor tangan di pedesaan. Kita saksikan bahwa jarang penduduk yang
telah merasakan manfaat penggunaan traktor untuk melakukan pekerjaan pengolahan
tanah secara cepat kemudian beralih memilih menggunakan hewan atau tenaga otot
untuk pekerjaan yang sama. Hal tersebut karena mereka dapat memperbandingkan
bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan
dibanding cara lain.Dari asal katanya, traktor berarti alat peghela. Memang fungsi
utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua
traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat
menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan
bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor
memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih
kuat.Pada saat ini traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang
paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan
tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar
dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman,
untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan
memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan,
mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian)(Depdiknas, 2002).
Traktor tangan (hand
tractor) adalah sumber penggerak dari implemen (peralatan)
pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun
sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat
digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat
prosesing, trailer, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor
tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor
tangan berbahan bakar Solar
2. Traktor
tangan berbahan bakar bensin
3. Traktor
tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
·
Traktor tangan berukuran kecil,
tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
·
Traktor tangan berukuran sedang,
tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp
·
Traktor tangan berukuran besar,
tenaga penggeraknya antara 7–12 hp
Catatan :
Traktor dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah
biasanya berukuran kurang dari 7 hp. Jenis motor yang paling banyak digunakan
traktor tangan di Indonesia adalah motor berbahan bakar solar.
Untuk lebih mengenal
traktor tangan maka Langkah pertama yang harus dipelajari oleh calon
operator untuk dapat mengoperasikan traktor tangan adalah mengenal traktor
tangan itu sendiri. Bagian-bagian utama dari traktor tangan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.(Haryono, M. 1996)
2.2 BAJAK
Bajak /plow (peralatan
pengolahan tanah pertama). Bajak berdasarkan bentuk dan
kegunaannya dibedakan atas : bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan
(disc plow), bajak putar (rotary plow), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah
bawah (sub soil plow).
a. Bajak
singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di
Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk
melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai
sumber daya penariknya.Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah
secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam.
Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang
melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan
terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah
pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar
tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima
bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik
tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak
singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil
(furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka.Furrow
wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk
mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk
memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah
menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit
di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah
lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman
kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan
dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.Penggunaan bajak singkal ini
memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada
tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem
kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back
furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk
mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang
tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor.
Namun bajak jenis ini konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit,
sehingga untuk ukuran yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk
pemutaran mata bajaknya, dengan tenaga operator yang lebih
terampil(Hardjosentono. 1996).
2.3 Garu (harrow)
Tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih
merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih
menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan
tanah kedua. Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan
tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu
sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan
meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun
tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan
kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa
tanaman dan mencampurnya dengan tanah titik (Mulyoto H dkk, 1996).
Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah
kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth
harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
khusus (special harrow).
1. Garu
piringan (disk harrow)
Pada prinsipnya peralatan pengolahan tanah ini hampir
menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya
hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya. Garu piringan
mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan
bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan
tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah
pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan,
maka dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar
dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu
piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan. Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu piringan
terdiri atas: piringan; poros piringan; penggarak piringan; kerangka. Kadang
kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistem penggandengan dengan
daya penariknya menggunakan sistem hela (trailing). Garu piringan biasanya
tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil. Beberapa piringan dari garu
piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros,
rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang).
Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat
rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran tanah, langkah penggaruan
dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua
aksi (double action).
Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan
dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang
disk harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two gang disk
harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut tandem
(tandem disk harrow). Untukjelasnya konstruksi dari bermacam-macam garu
piringan dapat dilihat pada gambar.
2. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)
Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu
sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu
sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan
untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan
setelah tanah diolah dengan bajak singkal. Garu bergigi paku yang ditarik
dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada
batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu
bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu
batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun
berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi
paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang
berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan posisinya
dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi
pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan
selanjutnya dipasangkan pada kerangka penguat dari garu tersebut. Dengan demikian
bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas ;
gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama
digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih
cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk
memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru
tumbuh.
3. Garu bergigi per (spring tooth harrow)
Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya
hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau
pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah
pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah
dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup
kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar
tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
4. Garu-garu khusus (special harrow)
Jenis
garu-garu khusus, biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan
tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus
untuk memusnahkan tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk
menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat
bedengan (seed bed) yang lebih layak. Penggunaan garu-garu khusus biasanya
dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua.
Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah
(soil surgeon))(Soedijanto,
1971).
III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum ALSINTAN dengan
judul “pengenalan alat pengolahan tanah sekunder” ini dilaksanan pada hari
Kamis 5 april 2018, sedangkan tempat pelaksanaannya berada di Laboratorium Daya
Alat Dan Mesin Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah traktor, alat tulis, kamera, dan bajak
singkal.
3.3 Prosedur Kerja
Beberapa
prosedur kerja yang harus dilakukan yaitu:
1. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dijelaskan
oleh asisten tentang system penggandengan.
3. Dilakukan
penggandengan garu piring dengan traktor.
4. Dilakukan
pengoperasian traktor dengan implement yang telah digandengkan.
5. Dilakukan
pembongkaran penggandengan.
6. Hasil.
I.
PEMBAHASAN
Dalam pemasangan implemen traktor yang perlu
diperhatikan adalah posisi traktor dan implement
yang akan dipasangkan terhadap traktor harus sejajar. Jika traktor yang akan
dipasangkan tidak sejajar dengan implementnya maka akan terjadi kesulitan dalam
memasangkannya. Cara pemasangan implement
traktor :
1. Memposisikan traktor tepat sejajar dengan implement yang akan dipasangkan.
Disini pengemudi harus mahir dalam mengendalikan traktor agar pemasangan implement menjadi mudah dan cepat.
Jika pengemudi tidak mahir dalam mengendalikan traktor maka pemasangan implement akan sangat memakan waktu
dan sulit. Patokannya adalah kita perhatikan bagian upper hitch point pada
traktor harus sejajar dengan implementnya.
2.Setelah implement
dan traktor dalam sejajar, aturlah jarak traktor dan implement hingga tepat. Patokannya adalah bagian three point hitch
pada traktor telah sesuai dengan lubang pada batang penarik (beam) pada implement. Kita dapat mensesuaikan
kedua lower link arm dengan menaikkan atau menurunkanya hingga sesuai dengan
lubang yang terdapat pada implement
dengan cara menekan atau menarik tuas yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan lower link arm disanping jok kemudi.
3.Dalam pemasangan three point hitch terhadap implement, hal pertama yang harus
dilakukan adalah memasangkan bagian sebelah kiri terlebih dahulu pada batang
penarik pada implement. Hal ini
dikarenakan pada bagian sebelah kiri (lower link arm dan lift arm) sebelah kiri
bersifat static. Setelah itu sesuaikan lubang pada implement dengan lower hitch point dan kunci dengan menggunakan
pin. Setlah bagian sebelah kiri terpasang barulah kita memasang bagian sebelah
kanannya dengan cara yang sama. Jika bagian sebelah kanan tidak sesuai kita
dapat mengaturnya karena (lower link arm dan lift arm) bersifat dinamis.
Setelah kedua lower hitch point terpasang barulah kita dapat memasang upper
hitch point dengan cara yang sama yaitu dengan menyesuaikan lubang pada btang
penarik yang terdapat pada implement
dengan upper hitch point lalu menguncinya dengan sebuah pin.
4.Setelah semua three hitch pint terpasang barulah
kita kencangankan alat yang menyatu dengan lower link arms yang berbentuk
seperti ulir, hingga lower link arm tidak dapat bergerak lagi.
5.Setelah semua siap barulah traktor dan implementnya
dapat digunakan.
Implemen traktor adalah peralatan yang digunakan pada traktor sesuai dengan
kegunaannya. Sebuah traktor tidak dapat digunakan untuk mengolah tanah jika
traktor tersebut tidak dip[asangi oleh implement. Implement pada traktor dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
• Alat pembuka Alat penghancur atau penghalus Alat perata atau pembendeng
Alat pemeliharaan Implement terpenting dalam pengolahan tanah adalah bajak
(Plow) dan rotary tiller. Rotary tiller dapat juga dipakai sebagai alat
penghancur. Bajak sendiri dibagi menjadi 2 macam :
• Single action : bajak hanya dapat
memotong dan melemparkan tanah ke salah satu arah saja.
• Double action : bajak yang dapat
diatur arah pelemparan tanahnya (ke kiri atau ke kanan). Reversible plow ini
lebih banyak memiliki fungsi dibandingkan dengan bajak single action. Cara menggandengkannya
dengan traktor ialah dengan memasangkannya pada drawbar atau hitch dan
memasangkan pin. Sebelum pemasangan bajak dilakukan, roda untuk membajak harus
dipasang dahulu. Misalnya untuk membajak tanah yang kering akan lain rodanya
dengan untuk membajak tanah yang basah. Bajak Piringan Bajak piringan
dikembangkan sekitar tahun 1890. model-model didaftar dalam katalog menjelang
tahun 1895. salah satu patent tertua untuk bajak piringan diperoleh M.A. dan
I.M. Cravath, Blomington, Illionis. Semenjak tahun 1900, pengembangan bajak
piringian mengikuti kecenderungan yang serupa dengan bajak singkal.
Kita
dapat menemukan dua jenis sistem penggandengan pada traktor yang banyak beredar
di masyarakat, yakni :
1.
Sistem penggandengan
satu titik (trailing)
Sistem penggandengan trailing
pada traktor ini pada umumnya digunakan untuk menggandeng peralatan
transportasi. Salah satu syarat dari Mesin atau alat yang digandeng oleh
traktor ini adalah harus memiliki roda sendiri, sehingga beban tidak disangga
oleh traktor. Peralatan tambahan pada traktor untuk sistem penggandengan sistem
trailing adalah drawbar.
2. Sistem
penggandengan tiga titik (Mounted)
Sistem
penggandengan mounted ini menggunakan tiga titik pengandengan yang terdiri dari
dua titik penggandengan bawah (low link) dan satu titik penggandengan atas (top
link). Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk
mengangkat dan menurunkan alat/mesin pertanian yang digandeng. Alat/mesin
pertanian yang digandeng tidak dilengkapi roda, sehingga berat alat/mesin yang
digandeng dibebankan kepada traktor.Sistem ini biasanya digunakan untuk
menggandeng bajak, garu, alat penyiang dan lain-lain.
Implement
pertanian adalah alat - alat pertanian yang penggunaanya digandengkan dengan
sumber tenaga penggerak/penarik baik menggunakan tenaga manusia, tenaga hewan,
maupun tenaga traktor. Implement pertanian antara lain bajak singkal, bajak
rotary, bajak piring, garu dengan jenisnya, dll. System penggandengan implement dapat dibagi
menjadi 2, yaitu system penggandengan 1 titik, dan system penggandengan 3 titik
(Soedijanto, 1971).
Titik
gandeng yaitu titik yang menggandengkan implemen atau trailer dengan
traktor.Fungsi titik gandeng yaitu untuk menyalurkan gaya dari
traktor-implemen, mengatur pergerakan dan posisi relatif antara traktor dan
implement, mempermudah pertukaran implement (Harris Pearson Smith,1996).
Tipe drawbar/sistem
penggandengan 1 titik yang berfungsi untuk menarik trailer tanpa dapat
mengangkutnya untuk transportasi. System
penggandengan 3 titik/Tiga-titik
gandeng (three-point hitch) adalah bagian dari traktor yang berfungsi
untuk menggandeng implemen. Dua buah lower
link, kiri dan kanan, mampu
bergerak naik yang dioperasikan oleh tekanan hidrolik, dan bergerak turun oleh
gaya gravitasi. Implemen dapat dinaik-turunkan oleh operator melalui alat ini
dari kursi duduk operator. Pada saat mengolah tanah, implemen pengolahan tanah
umumnya diangkat pada saat traktor berbelok. Bila peralatan stasioner, misalnya
alat perontok atau pompa air dioperasikan melalui pemanfaatan poros pto, maka
alat-alat tersebut akan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya apabila alat-alat tersebut dipasangkan pada tiga-titik gandeng (Haryono.
1982).
V
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1.
Penggandengan satu
titik digunakan untuk menggandeng peralatan transportasi.
2.
Penggandengan tiga
titik digunakan untuk menggandeng bajak, garu, alat penyiang dan lain-lain.
3.
Penggandengan dalam
pertanian berfungsi untuk menggandeng alat dan mesin saat melakukan pengolahan tanah.
Posting Komentar untuk "Sistem Penggandengan"