Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Sistem Irigasi Curah dan Jenis-Jenisnya


 

Pengertian Irigasi Curah

Lampung, Permatep - Irigasi curah (springkle irigation) adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi. Irigasi curah juga dapat diartikan sebagai cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi. Pemberian air secara curah atau irigasi bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam dengan bertekanan tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan.

Irigasi curah (springkle irigation) adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi.

Setiap system irigasi memiliki kelebihan masing-masing dan memiliki kekurangan masingmasing. Untuk itu penentuan system irigasi yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan sekitar lingkungan lahan pertanian, sehingga system irigasi yang digunakan menjadi berfungsi dengan baik dan dapat menunjang penyediaan, pemberian dan pemanfaatan air yang baik diareal pertanian. Sistem irigasi pertanian dirancang dan dioperasikan untuk menyediakan kebutuhan air irigasi pada masing-masing lahan pertaniannya. Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi bersih, mencuci akumulasi garam-garam dalam zone akar, dan mengganti kehilangan air selama penyalurannya dan aplikasinya. Dayaguna dari suatu sistem irigasi pertanian ditentukan oleh keefisienannya terhadap air yang didiversikan, disalurkan, dan diaplikasikan, dan oleh kecukupan dan keseragaman aplikasi airnya dalam masing-masing lahan pertaniannya. Efisiensi keseluruhan dari suatu sistem irigasi pertanian didefinisikan sebagai bagian dari air yang disediakan untuk pertaniannya yang secara menguntungkan digunakan untuk irigasi pada pertaniannya.  Efisiensi keseluruhan sistem disebut juga dengan efisiensi irigasi.

Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi yang meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi.

Kegiatan operasi berkaitan dengan pembagian air irigasi agar dapat adil dan merata, maka kegiatan operasi pada jaringan utama sampai dengan kegiatan  pada pintu tersier, meliputi:

-     Pengumpulan Data

-     Penyediaan Air Irigasi

-     Penyusunan Rencana Tata Tanam

-     Sistem Golongan

-     Rencana Pembagian Air

-     Pemberian Air Irigasi

-     Melaksanakan Tata Tanam dan Pembagian Air

-     Membuka dan Menutup Pintu

-     Kalibrasi

-     Monitoring & Evaluasi

Penggunaan sistem ini untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan kecepatan angin yang berubah-ubah. Sistem irigasi bertekanan/curah dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan kompresor bertekanan untuk menekan air melalui pipa-pipa yang dipasang di ladang atau kebun yang akan diairi . Berdasarkan tipe pencurah maka dapat dibedakan atas : springkler dengan nozel, sprinkler dengan pipa perporasi dan sprinkler dengan pencurah berputar.

Untuk menghitung jumlah pencurah (sprinkler) yang digunakan untuk setiap pompa dan setiap satuan luas berbedabeda tergantung dari debit sprinkler, jangkauan air (jari-jari lingkaran berkas air yang disemprotkan) dan debit pompa , sedangkan jarak maksimun antar pencurah berkisar 3/2 kali jari-jari siraman air dan jarak maksimun antar pipa lateral berkisar 8/5 kali jari-jari siraman air.

Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan (surface irrigation). Salah satu kekurangan dari sistem ini adalah mahalnya biaya investasi awal. Sistem irigasi curah ini menggunakan energi tekan untuk membentuk dan mendistribusikan air ke lahan. Tekanan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kinerja sprinkler. 

Komponen utama dari sistem ini antara lain kepala sprinkler (nozzle headsprinkler), pipa lateral, pipa sub-utama (sub main) dan pipa utama (mainline). Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintik seperti air hujan ke lahan. Jaringan pipa lateral, subutama, dan utama digunakan untuk mengalirkan air dari sumber ke sprinkler. Kinerja (performance) alat pencurah (James, 1988) dinyatakan dalam lima parameter, yaitu debit sprinkler (sprinkler discharge), jarak pancaran (distance of throw), pola sebaran air

(distribution pattern), harga pemberian air (application rate), dan ukuran rintik (droplet size). Kinerja irigasi sprinkler yang optimal merupakan hasil dari perancangan dan pengelolaan sistem irigasi yang baik. Oleh karena itu kriteria teknis perancangan perlu digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan irigasi sprinkler berdasarkan faktor-faktor perancangan dan parameter iklim (Sheikhemaeili et al., 2016). 

Beberapa keuntungan irigasi curah dalam Prastowo (2002) antara lain: 

1.  Efisiensi pemakaian air cukup tinggi 

2.  Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading). 

3.  Cocok untuk tanah berpasir yang laju infiltrasi cukup tinggi. 

4.  Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi. 

5.  Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama dengan air irigasi. 

6.  Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan 

7.  Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang tidak dapat ditanami, tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian. Beberapa kelemahan irigasi curah dalam Prastowo (2002) antara lain: 1. Memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang tinggi, antara lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil. 2. Perancanan dan tata letaknya harus teliti agar diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi. 

Komponen penyusun irigasi curah adalah (Prastowo, 2002): 

1.  Sumber air irigasi, dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanen (sungai, danau, dan sebagainya), sumur, atau suatu sistem suplai regional. 

2.  Sumber energi untuk pengairan, dapat berasal dari gravitasi, pemompaan pada sumber air, atau penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat tekanan (booster pump). 

3.  Jaringan pipa, terdiri dari: 

a)   Lateral, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya pencurah. Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling untuk mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas pipa. 

b)  Manifold, yaitu pipa yang merupakan tempat dihubungkannya pipa lateral. 

c)   Valve line, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya katup air. 

d)  Supply line, yaitu pipa yang menyalurkan air dari sumber air.

 

 

Tujuan dan Fungsi Curah Hujan

Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju infiltrasi air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi). Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi, efisiensi permukaan air dan lama operasi irigasi. Besarnya kapasitas system irigasi ini dapat dihitung berdasarkan.  

Fungsi dari system irigasi curah adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dengan melakukan pemberian air yang efisien dengan perhitungan yang tepat. Selain itu fungsi system irigasi curah juga untuk mengurangi erosi air akibat adanya aliran permukaan air yang deras dan dapat mengikis tanah, sehingga terjadinya erosi, jika dilakukan irigasi dengan system irigasi curah, maka aliran permukaan air menjadi lebih kecil, karena air diberikan dengan cara disiram/curah sehingga tanah tidak menjadi terkikis karena air yang jatuh ketanah memiliki ukuran partikel yang lebih  kecil. Irigasi curah juga dapat digunakan untuk memberikan pupuk pada tanaman dengan cara disiram, pupuk terlebih dahulu dicampurkan kedalam air. Pemberian pupuk dengan cara ini juga lebih efektif, karena pupuk yang bercampur dengan air lansung terserap tanah, sehingga akar tanaman lebih mudah menjangkau pupuk yang diberikan.

System irigasi curah bisa diterapkan pada tanah dengan kondisi yang tanah terlalu poros karena irigasi curah dapat diberikan dengan tetap (terus menerus) dengan mesin dan debit air yang dikeluarkan disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman sehingga kebutuhan air tanaman pada lahan yang memiliki tanah yang terlalu poros dapat terpenuhi dengan baik. Selain pada tanah yang terlalu poros, system irigasi curah juga dapat diberikan pada topografi bergelombang tapi dangkal karena pada tanah yang memiliki topografi yang bergemlombang air cenderung mengisi bagian tanah yang cekung sehingga tanaman yang berada pada tanah yang tidak cekung kurang mendapatkan air, oleh karena itu penggunaan system irigasi curah sangat cocok karena air yang diberikan langsung kesetiap tanaman dan dengan jumlah yang sama. 

Pada tanah dengan kemiringan tinggi dan mudah tererosi system irigasi curah juga cocok digunakan karena pada tanah yang memiliki kemiringan tinggi cenderung lebih mudah terjadi erosi jika terkena aliran air sedangkan system irigasi curah menghasilkan air dengan debit yang dapat diukur sehingga terjadinya erosi dapat dihindari. Pada daerah yang memiliki ketersediaan air kecil sistem irigasi ini cocok digunakan, karena air yang diberikan dapat dihitung sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika tenaga kerja mahal dan banyak yang tidak berpengalaman, penggunaan system irigasi ini sangat cocok karena tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan dalam pengoperasiannya system irigasi ini tidak terlalu sulit. Untuk mengoptimalkan produksi secara cepat system irigasi curah dapat digunakan karena air yang diberikan secara terus menenrus dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga tanaman dapat mengasilkan lebih cepat dibandingkan dengan pemberian air yang tidak teratur. 

System irigasi curah cocok hampir semua tanaman (pohon, semak, hamparan) karena debit air yang dikeluarkan dapat diukur sesuai dengan kebutuhan tanaman sendiri, setiap tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda – beda dengan system irigasi curah kebutuhan air dapat dipenuhi dengan efisien dan dengan akurasi yang tinggi sehingga tanaman mendapatkan air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tanaman menjadi produktif dan sehat, air yang dikeluarkan dari system irigasi curah dapat disiramkan diatas atau dibawah kanopi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, karena menggunakan alat yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sehngga pemberian air menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan dengan baik. 

 

Kelebihan dan kekurangan Irigasi Curah

Setiap system irigasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, Kelebihan system irigasi curah :

1.      Pengukuran kebutuhan air lebih mudah.

2.      Lebih sedikit gangguan penanaman dan pekerjaan usahatani serta lebih luas areal penanaman.

3.      Efesiensi penggunaan air lebih tinggi.

4.      Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi.

5.      Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan 6. Jika instalasi telah terpasang, maka untuk penambahan jaringan akan lebih murah.

7. Jaringan distribusi dapat digunakan bersama untuk keperluan domestik.

Kekurangan system irigasi curah :

1.      Memerlukan biaya investasi dan operasional cukup tinggi.

2.      Memerlukan teknologi tinggi 3. Pemeliharaan jaringan intensif

4.      Penyumbatan jaringan.

5.      Kecepatan dan arah angin berpengaruh

6.      Memerlukan rancangan dan tata letak yang teliti untuk memperoleh efisiensi yang tinggi.

 

Berikut adalah contoh gambar system irigasi curah :

       

 

Jenis Penyiraman yang dapat dilakukan dengan system irigasi curah adalah :

1.      Sistem penyiraman tetap yaitu dengan cara sprinkler dipasang tetap pada pipa.

2.      Sistem penyiraman dengan pipa berlubang, cara ini cocok untuk kebun buah-buahan dan kebun bibit.

3.      Sistem penyiraman berputar yaitu dengan cara jaringan pipa dipasang beberapa nozel/sprinkler yang dapat berputar biasanya dilapangan sepak bola dan ada juga di Tugu Digulis Kota Pontianak.

Sistem penyiraman yang dapat dilakukan dengan system irigasi curah ini dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu :

1.      Sistem penyiraman tetap

2.      Sistem penyiraman semipermanen

3.      Sistem penyiraman portable, dapat dipindahkan sesuai dengan bentuk komponen dan keperluan irigasi.

Jika ingin menggunakan system irigasi curah hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan sprinkler yaitu :

1.      Kapasitas debit air


2.      Tekanan operasi

3.      Lain-lain: 

-     Sudut nozzle, ukuran tetesan, jarak lemparan, dan pola aplikasi disesuaikan dengan angin, tanaman, dan sistem yang digunakan.

-     Sudut nozzle tergantung kecepatan angin dan tinggi tanaman.

-     Ukuran tetesan kecil cocok untuk tanah terbuka, tetesan besar cocok untuk daerah berangin.

Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahatikan kelestariannya.

Jaringan irigasi dapat cepat rusak karena adanya:

-     Hujan lebat dan air mengalir deras, 

-     sengatan sinar dan panas matahari secara langsung, 

-     hewan/manusia, 

-     tanaman liar, atau 

-     karena rancangan dan konstruksi fasilitas dan jaringan yang kurang baik, 

-     perbuatan manusia

Pengamanan jaringan irigasi bertujuan untuk mencegah tindakan manusia atau hewan yang dapat merusak jaringan irigasi.

Kegiatan pengamanan meliputi:

-     Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya : disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.

-     Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.

-     Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal, patok.

Selain pengamanan hal yang harus diperhatikan adalah adalah pemeliharaan jaringan irigasi yang biasa dilakukan sebagai berikut :

-     Membersihkan sampah, lumpur dan lain-lain pada bangunan ukur dan pintu air 

-     Memotong rumput dan tumbuhari pengganggu di sepanjang saluran 

-     Merapihkan lubang saluran 

-     Menutup bocoran kecil 

-     Memberi pelumas pintu air 

Posting Komentar untuk "Pengertian Sistem Irigasi Curah dan Jenis-Jenisnya"