PERBANDINGAN KEKERASAN PADA BUAH DUKU
PERBANDINGAN KEKERASAN PADA BUAH DUKU
(Laporan
Praktikum Teknik Pasca Panen)
Disusun Oleh:
1.
Yuliani
Aprilia (1614071048)
2.
Ridho
Nurrohmansyah (1614071050)
3.
Indah
Nandarista (1614071052)
4.
Reysa
Fattah P (1614071046)

LABORATORIUM
BIOPROSES DAN PASCA PANEN
JURUSAN TEKNIK
PETANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR LMPUNG
2018
I.
DASAR TEORI
A.
Profil Tanaman
Klasifikasi (Taksonomi) Buah Duku
Kingdom/Kerajaan
: Plantae/ Plants
Sub
kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
Super
division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
Division/Divisi
: Magnoliophyta/ Flowering Plants
Classis/Kelas
: Magnoliopsida/ Dicotyledons
Sub
classis/Sub Kelas : Rosidae
Ordo/Bangsa
: Sapindales
Familia/Suku
: Meliceae/ Mahogany Family
Genus/Marga
: Lansium Correa/ Lansium
Species
(Jenis/ spesies) : Lansium domesticum Correa
Binomial
Name/Nama Latin : Lansium domesticum Correa
Common Nama/Nama Umum :
Langsat
Pohon, tinggi l5 – 20
cm, batang diameter 30 – 40 cm. Daun letaknya bergantian, majemuk bersirip
ganjil dengan jumlah anak daun 5 – 7, bertangkai, elliptis sampai memanjang,
dengan pangkal runcing dan ujung meruncing pendek, berbentuk bulat telur,
panjang l5 – 30 cm, permulaan daun bagian atas warna hijau tua dan mengilat,
permukaan daun bawah hijau muda dan kusam.. Bunga majemuk dengan tandan bunga
pada batang dan cabang yang besar, menggantung, berdiri sendiri atau dalam
berkas 2 – 5, pada pangkal kerapkali bercabang, panjang l0 – 30 cm, berambut.
Bunga hermaprodit, daun mahkota 4 – 5, tidak terbentang lebih lebar sedikit
daripada panjang, putih atau kuning pucat, berdaging. Benagsari beberkas l;
kepala sari l lingkaran. Tangkai putik sangat pendek, tebal. Buah berbentuk
bola atau bulat memanjang, diameter 2 – 4 cm; kulit b uah tipis kerwarna kuning
kelabu denga sedikit getah , beruang 5, kuning. Biji kecil dengan selubung biji
yang transparan, hijau sangat pahit. Berbuah bulan Oktober – desember. Perbanyakan
tanaman dengan biji.
B. Penentuan kekerasan buah
Perubahan tingakat keasaman dalam jaringan juga akan
mempengaruhiaktifitas beberapa enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase
yang mampu mengkatalis degradasi protopektin yang tidak larut menjadi substansi
pectin yang larut. Perubahan komposisi substansi pektin ini akan mempengaruhi
kekerasan buah-buahan (Sianturi. 2008)
Perubahan tekstur yang terjadi pada buah yaitu dari keras menjadi lunak
sebagai akibat terjadinya proses kelayuan akibat respirasi dan transpirasi.
Proses kelayuan ini merupakan masa senescence atau penuaan yang disusul dengan
kerusakan buah. Adanya proses respirasi dan transpirasi menyebabkan buah dan
sayur kehilangan air akibat berkurangnya karbon dalam proses respirasi. Jika
air di dalam sel berkurang maka sel akan menjadi lunak dan lemas (Apandi,1984).
Seiring dengan perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, padaumumnya
buah-buahan mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun fisiknya.
Rangkaian perubahan tersebut mempunyai implikasi yang luas terhadap metabolisme
dalam jaringan tanaman tersebut. Diantaranya yaitu perubahan kandungan
asam-asam organik, gula dan karbohidrat lainnya (Kader.2002).Perubahan tingakat
keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhiaktifitas beberapa enzim
diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampumengkatalis degradasi
protopektin yang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan
komposisi substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan
(Sianturi, 2008)
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
dilakukan praktikum perbandingan kekerasan buah duku yaitu:
1. Membandingkan
tingkat kekerasan pada buah duku tua dan buah duku muda
2. Memahami
dasar penyebab perbedaan kekerasan pada buah duku
III.
METODE
A.
Alat Dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum perbandingan kekerasan buah duku yaitu buku,
bolpoin, dan alat fruits sclerometer . Bahan yang digunakan yaitu 3 sampel buah duku muda dan 3 sampel buah duku tua.
B. Prosedur Kerja
Prosedur
praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Menyiapkan
duku muda dan duku tua bagian biji yang masih terbungkus daging masing masih 3
biji.
3. Mengukur
kekerasan duku dengan alat fruits sclerometer dengan cara sebagai
berikut.
a)
Diletakkan biji duku pada bagian kaca
uji.
b)
Diposisikan daging duku bersentuhan
dengan ujung jarum uji dengan menggunakan tombol navogasi pad aat.
c)
Diukur tekanan duku dengan menekan
tombol start.
d)
Ditunggu sampai alat mnujukkan nilai
tekanan.
e)
Dilakukan dengan enam kali pengulangan.
f) Dicatat
hasil pengukuran.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari praktikum yang telah
dilakukan, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 1. Pengamatan duku muda
|
No
|
Sampel
|
Tekanan (N)
|
Kedalaman (mm)
|
|
1
|
Duku 1
|
0.78
|
10
|
|
2
|
Duku 2
|
0.61
|
10
|
|
3
|
Duku 3
|
0.58
|
10
|
Tabel 2. Pengamatan duku tua
|
No
|
perulangan
|
Tekanan (N)
|
Kedalaman
|
|
1
|
Duku 1
|
0.36
|
10
|
|
2
|
Duku 2
|
0.29
|
10
|
|
3
|
Duku 3
|
0.36
|
10
|
B. Pembahasan
Telah
dilaksanakan praktikum tentang perbandingan kekerasan tekanan antara buah duku
muda dan buah duku tua. praktkum dilakukan pada 14 maret 2018 pukul 16.00-17.00
WIB
dalam
praktikum, dilakukan 6 kali perulangan, 3 perulangan buah duku muda dan 3 kali
perulangan untuk buah duaku tua. dari praktikum yang telah dilakukan,
didapatkan hasil sebagai berikut. Bahwa pada duku muda, nilai tekanan yang didapatkan
ari 3 kali perulangan adalah 0.78 N, 0.61 N, 0.58 N. sedangkan untuk duku tua, didapatkan
nilai tekanan masing masing 0.36 N, 0.29 N, 0.36 N. Dari data tersebut dapat
dinyatakan bahwa tekanan
yang diberikan pada duku muda lebih besar daripada duku tua dengan pemberian kedalaman yang sama. Hal ini dikarenakan
tekstur duku tua lebih lembut dibanding duku muda.
Tekstur ini terjadi karena pada
umumnya buah-buahan mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun
fisiknya seiring dengan perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, Rangkaian perubahan tersebut mempunyai
implikasi yang luas terhadap metabolisme dalam jaringan tanaman tersebut.
Diantaranya yaitu perubahan kandungan asam-asam organik, gula dan karbohidrat
lainnya (Apandi,1984).
Pada proses pemasakan buah, etilen
adalah gas tidak jenuh yang mrupakan
senyawa hidrokarbon. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan pada buah.Hormon
etilen akan berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu
tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase
klimaterik.
pada proses pematangan pascapanen
akan terjadi fase klimakterik puncak., semakin matang buah, maka tekstur buah
akan cenderung semakin lembek/empuk. pada fase klimaterik puncak, mulai terlihat fase katabolisme sebagai
efek tidak adanya lagi asupan nutrisi dari hasil fotosintesis dan berhentinya
asupan karbondioksida dengan digantikan oleh asupan oksigen. Sehingga buah dan
sayuran tersebut mulai mengalami fase stress, kemudian fase penuaan yang
ditandai oleh mengungingnya daun, keluarnya abicic acid dan penipisan dinding
sel, sampai akhirnya menjadi busuk .
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut.
1)
Kekerasan pada buah duku yang tua akan lebih
rendah aripada buah duku muda.
2)
Faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan
pada buah adalah perubahan tingkat keasaman.
3)
Menurunnya tingkat kekerasan disebabkan
karena proses katalisasi yang dilakukan oleh enzim pektinase.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Z. 1985. Budidaya buah dan sayur.cempaka putih: Bandung.
Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayuran. Alumni.Bandung
Posting Komentar untuk "PERBANDINGAN KEKERASAN PADA BUAH DUKU"