Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RABAKONG II Alat Perajang Batang Singkong II Inovasi Alat Pertanian


Inovasi Alat Pertanian
RABAKONG
Alat Perajang Batang Singkong











 

Inovasi alat mesin pertanian dalam mengolah limbah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung dalam bentuk pembutan Alat Perajang Batang Singkong (RABAKONG). RABAKONG ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari batang singkong itu sendiri.  Bpk Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si adalah dosen yang mencetuskan ide untuk membuat alat yang dapat mengolah batang singkong.

Lampung sebagai salah satu provinsi penghasil singkong terbesar di indonesia yang hasil produksinya mencapai 1,2 jt kg ton/tahun. Limbah yang dihasilkan dalam produksi tanaman singkong berupa batang singkong, yang mana batang singkong ini nantinya akan digunakan lagi sebagai bibit tanaman singkong namun, jika dilihat dari singkong dalam bentuk utuh kondisinya hanya 10% yang digunakan sebagai bibit dan 90 % limbah batang singkong itu hanya dibuang oleh masyarakat.Limbah batang singkong sampai saat ini yang menjadi masalah pemanfaatan singkong ini belum maksimal, terutama pada masalah pemanfaatan limbah batang singkong belum terkelola dengan baik dan hanya dia buang dan dibakar saja.

“Yang  menarik bagi saya, yaitu adanya potensi limbah yang jumlahnya sangat banyak dan jika dilihat dari singkong dalam bentuk utuh kondisinya hanya 10% untuk bibit dan 90 % limbah batang singkong itu hanya dibuang oleh masyarakat. Oleh sebab itu saya mencoba untuk mengcreate kira-kira ingin dijadikan apa limbah batang singkong tersebut.Banyak produk yang bisa dihasilkan dari keberadaan batang singkong tersebut, jika limbah batang singkong tersebut bisa kita kecilkan atau ukurannya, dari bentuk batang ke bentuk serbuk, dari perubahan ukuran tersebut banyak beragam inovasi yang di buat yaitu seperti pupuk organik, pakan ternak, papan komposit, pot, biochar, obat nyamuk, briket dan lain lain. Bahan baku ini bisa dijadikan ke bentuk serbuk maka masyarakat bisa mengolahnya atau memanfaatkan.Oleh karena itu, inilah alasan saya untuk merancang alat bagaimana alat ini sederhana bisa dibawa kemana mana dan bisa di kelola oleh masyarakat dengan harga terjangkau, dan bisa disebar ke masyarakat tetapi, produk yang di hasilkan oleh masyarakat bisa menjadi produk yang lebih bermanfaat lagi, di bantu oleh mahasiswa membuat alat ini dan terciptalah alah pengecil batang singkong yang kita sebut dengan RABAKONG “ Ujar Bpk.Sandi

Bpk Sandi juga mengatakan bahwa alat RABAKONG ini awalnya dibuat menggunakan alat sederhana dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Namun, setelahnya diganti dengan alat-alat baru sehingga kapasitas alat dapat meningkat “awalnya ini dari pemanfaatan barang barang bekas setelah barang bekas kita ganti barang baru untuk kapasitas pada alat ini meningkat dan alat ini akan selalu berkembang dan dikebangkan sampai mendapatkan potensi dan kapasitas kerja yang maksimal tetapi masih dalam jangkauan biaya pembuatannya”lanjut Bpk Sandi.

Produk yang dihasilkan oleh RABAKONG ini berupa serbuk batang singkong yang telah dikembangkan menjadi briket, papan partikel, pakan ternak dan lainnya. Adapun alat tambahan yang diciptakan setelah RABAKONG, termasuk alat briket, papan ,pupuk, dan obat nyamuk.

Bpk. Sandi juga menambahkan bahwa “alat ini telah diakui oleh KEMENKUMHAM dan mempunyai paten. Setelah teruji setelah Lab dan masal, alat ini siap di pasarkan oleh masyarakat. Pihak dekanat sendiri mendukung dan Dekan sendiri berkomunikasi dengan bapak Gubernur Lampung untuk bisa di kelola dan semoga kedepannya bisa bekerjsama  oleh pihak swasta dan disebarluaskan ke masyarakat.

Bpk. Sandi mengatakan bahwa “Alat yang kami dirancang, secara kinerja alat ini sangat ramah lingkungan karena  bahan yang digunakan berasal dari bahan organik, produk dari alat RABAKONG dapat dicampurkan ke tanah dan dikombinasikan ke produk lain, jadi sangat ramah lingkungan. Alat itu sangat mudah dibawa, mudah dalam pensetingan apabila di tangani oleh masyarakat. Keuntungan bagi petani, petani selama ini secara teknis menanganangi limbah batang singkong sungguh sulit, karena limbah batang singkong tersendiri susah dikelola. Dari pengalaman saya dengan limbah batang singkong itu, limbah tersebut hanya di tumpuk di lahan dan menutupi jalan air, jika musim hujan itu akan banjir dan mengakibatkan tanahnya becek, dan ini masalah dari masyarakat.dan jika limbah batang singkong tersebut di bakar membutuhkan biaya, usaha, dll , dan kami memberikan solusi limbah batang singkong tersebut kami kecilkan ukurannya menjadi serbuk, dan jika serbuk itu di tumpahkan ke tanah dan tanah tersbut bisa subur. Jadi salahsatu tujuan kita yaitu kita kembangkan limbah pada batang singkong ini lalu kita kembangkan masyarakat kita.Petani juga bisa menangani dan juga diharapkan bisa memanfaatkan batang singkong ini melalaui alat alat rabakong bisa dirubah menjadi pupuk organik, papan komposit , briket, batu bata, obat nyamuk dll, kemungkinan Jika produk ini menjadi produk unggulan di daerah sekitar , contoh jika di suatu daerah mempunyai limbah batang singkong yang sekiranya banyak kita jadikan di daerah tersebut menjadi industri pupuk organik semisalnya, atau industri pakan”.

Bpk. Sandi berharap kepada mahasiswa agar dalam berkegiatan untuk mengembangkan teknologi dan memunculkan inovasi-inovasi alat pertanian dimulai dari hal yang bisa memperkenalkan teknologi yang ada di Teknik Pertanian agar mahasiswa tidak hanya mendapatkan pelajaran di kampus saja, carilah permasalahan yang ada di masyarakat lau dikembangkan dan diteliti lebih lanjut agar ilmu yang didapat bisa lebih berkembang. 

Posting Komentar untuk "RABAKONG II Alat Perajang Batang Singkong II Inovasi Alat Pertanian"