LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR "TUMBUKAN"
TUMBUKAN
(Laporan
Praktikum Fisika Dasar Pertanian)
Oleh :
Kelompok
5
Amalia
Agustin 1654071009
Dahlia 1614071063
Firnando
Anggi S 1954071010
Hendi 1954071008
M Arby Az
Zumar 1914071020
M Jakarya
Harahap 1914071010
Nabila Oktavia 1914071034
Selfi
Apriliana S 1914071038
LABORATORIUM FISIKA DASAR PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Tumbukan
Tempat : Laboratorium Fisika
Dasar Pertanian
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019
Jurusan : Teknik Pertanian
Fakultas : Pertanian
Kelompok : V (Lima)
Bandar
Lampung, 24 September 2019
Mengetahui,
Asisten
Muhammad
Randy Akbar
NPM. 1814071040
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak
kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan karena tabrakan (tumbukan)
antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil
dengan mobil, maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan
kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya
tumbukan. Ketika bola sepak ditendang, pada saat itu juga terjadi tumbukan
antara bola sepak dengan kaki. Tanpa tumbukan, permainan billiar tidak pernah
ada. Demikian juga dengan permainan kelereng.
Tumbukan terjadi
pada saat dua benda saling bersentuhan dan memiliki gaya reaksi setelah
bertumbuk. Saat terjadi tumbukan selalu terjadi hukum kekebalan momentum tetapi
tidak selalu berlaku hukum kekebalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi
panas terjadi akibat adanya tumbukan yang terjadi terus menerus. Kita telah
meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Oleh karena
itu, dilaksanakanlah praktikum dengan judul Tumbukan agar praktikan dapat
memahami tumbukan yang terjadi akibat dua benda yang berbeda.
1.2 Tujuan
Tujuan
dilaksanakan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
koefisien restitusi antara:
a.
Kelereng dengean lantai.
b.
Bola pingpong dengan lantai.
c.
Bola Kasti dengan lantai.
2. Menyebutkan
jenis tumbukan pada percobaan ini.
3. Memberi
alasan mengapa nilai koefisien restitusi = 1 pada percobaan ini
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbukan lenting
sempurna adalah tumbukan yang terjadi pada dua benda yang massanya sama, dimana
benda satu menumbuk benda dua yang diam, setelah tumbukan benda satu diam dan
benda dua bergerak ke tempat semula (awal). Dalam kasus ini seakan-akan
momentum benda satu dialihkan seluruhnya ke benda dua. Jenis tubukan ini
berlaku kekebalan momentum dan kekebalan energi kinetik. Pada tumbukan sempurna
besar nilai koefisien restitusi e = 1(Sumarjono, 2005).
Kekebalan momentum
yaitu jika gaya eksternal dan momentumnya total sistem kwkal artinya momentum
totalnya tetap konstan. Dalam suatu tumbukan kedua benda saling mendekat dan
berinteraksi dengan kuat dan saling menjauhi sebelum tumbukan. Ketika saling
berjauhan, kedua benda itu bergerak dengan kecepatan konstan. Setelah tumbukan
keduanya bergerak dengan kecepatan konstan yang berbeda(Zemansky, 2002).
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “Pada peristiwa tumbukan,
jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut”. Misalkan : dua
bola bilyar masing-masing memiliki massa m1 dan m2 keduanya
bergerak saling mendekati dengan kecepatan masing-masing v1 dan
v2. Jika diasumsikan gaya eksternal total sitem dua bola ini
adalah nol (∑ F = 0), artinya gaya yang signifikan hanyalah gaya yang di
berikan tiap bola ke bola lainnya ketika terjadi tumbukan. Maka implus untuk
masing-masing bola adalah
I1 = F1∆t
= m1(v'1 – v1)
I2 = F2∆t = m2(v'2 –
v2) (Faradah, 1987)
Untuk memecahkan permasalahan tumbukan, konsep hukum kekekalan momentum
dapat diperlukan. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik sebelum
tumbukan dan setelah tumbukan adalah sama.Pada tumbuhan tak lenting sempurna,
energi kinetik awal sebelum tumbukan di ubah menjadi energi jenis lain, seperti
energi panas atau potensial sehingga terjadi pengurangan energi kineti dan
energi total sebelum tumbukan akan lebih besar dari pada energi kinetik total
sesudah tumbukan. Koefisien restitusi atau elstisitas: perbandingan besar
kecepatan relatif antara kedua benda sesudah dan sebelum tumbukan.Harga e berkisar
antara 0 (tak lenting) dan 1(lenting) (Marcelo, 1999).
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran
vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan
besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Arah
momentum searah dengan arah kecepatan.Momentum sebuah partikel dapat dipandang
sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk
berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang
bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk
menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu
tertentu(Halliday, 1996).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Selasa, tanggal 24 September 2019 di Laboratorium Fisika Dasar
Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian¸ Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2
Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan pada praktikum adalah meteran. Bahan - bahan yang digunakan pada praktikum
adalah kelereng, bola pingpong, dan bola kasti.
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja
yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai berikut :
Disiapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
Ditempelkan
meteran pada dinding.
Diambil bola kasti, kemudian diangkat bola tersebut
pada ketinggian tertentu di depan mistar.
Dijatuhkan
bola tersebut dan diamati tinggi pantulan bola yang pertama kalinya.
Ditandai tinggi pantulan bola yang pertama kalinya
pada mistar.
Diulangi
percobaan sebanyak 5 kali dengan tinggi yag berbeda.
Diulangi
percobaan menggunakan bola pingpong dan kelereng.
Dicatat
data yang diperoleh pada tabel data.
Dihitung
koefisien restitusi tiap ulangan berdasarkan rumus lalu dirata-ratakan
hasilnya.
Dihitung
standar deviasi dari koefisin restitusi.
Diulangi
langkah 2-4 sampai 3 kali.
Dijawab
pertanyaan dan dibahas kegiatan praktikum pada lembar yang disediakan.
Hasil.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
yang diperoleh berdasarkan praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel
1. Hasil Pengukuran Ketinggian Pantulan Pertama Bola Kasti.
Bola Kasti |
|||
No. |
hawal (m) |
hpantulan (m) |
e |
1. |
1 |
0,55 |
0,74 |
2. |
0,9 |
0,50 |
0,74 |
3. |
0,8 |
0,40 |
0,70 |
4. |
0,7 |
0,35 |
0,70 |
5. |
0,6 |
0,30 |
0,70 |
Rata-rata |
0,72 |
||
Standar deviasi |
0,02 |
Tabel
2. Hasil Pengukuran Ketinggian Pantulan Pertama Bola Pingpong.
Bola Pingpong |
|||
No. |
hawal (m) |
hpantulan (m) |
e |
1. |
1 |
0,70 |
0,83 |
2. |
0,9 |
0,63 |
0,83 |
3. |
0,8 |
0,55 |
0,82 |
4. |
0,7 |
0,50 |
0,84 |
5. |
0,6 |
0,45 |
0,86 |
Rata-rata |
0,84 |
||
Standar deviasi |
0,01 |
Tabel
3. Pengukuran Ketinggian Pantulan Pertama Kelereng.
Kelereng |
|||
No. |
hawal (m) |
hpantulan (m) |
e |
1. |
1 |
0,50 |
0,70 |
2. |
0,9 |
0,45 |
0,70 |
3. |
0,8 |
0,35 |
0,66 |
4. |
0,7 |
0,30 |
0,65 |
5. |
0,6 |
0,25 |
0,64 |
Rata-rata |
0,67 |
||
Standar deviasi |
0,02 |
4.2 Pembahasan
Dari
percobaan yang telah dilakukan, dimulai dari bola kasti yang dijatuhkan dari
ketinggian satu meter, kemudian dikurangi 10 cm setiap pengukuran berikutnya,
didapatkan bahwa ketinggian yang dicapai setelah mengalami tumbukan dengan
lantai bervariasi ketinggiannya. Untuk bola pingpong dan kelereng, dilakukan
juga percobaan yang sama dan didapatkan juga hasil yang bervariasi. Setelah
ketinggian pantulan pertama kali didapatkan, kita dapat mencari nilai koefisien
restitusinya. Besar koefisien restitusi dari bola kasti adalah 0,72, besar
koefisien restitusi dari bola pingpong adalah 0,84, dan besar koefisien
restitusi dari kelereng adalah 0,67. Apabila besar nilai koefisien restitusinya
semain mendekati sat, maka tumbukannya mendekati lenting sempurna. Apabila
besarnya mendekati nol, maka tumbukannya semakin tidak lenting. Tumbukan
tersebut dapat dinyatakan lenting sempurna jika ketinggian pantulan pertama
kali sama dengan ketinggian awal bola dijatuhkan.
Tumbukan
merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak. Saat tumbukan
selalu berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum
kekekalan energi kinetik. Ada tiga jenis tumbukan yangg terjadi, antara lain :
a.
Tumbukan lenting sempurna, yaitu tumbukan yang tidak mengalami perubahan
energi. Dengan besar koefisien restitusinya e = 1.
b.
Tumbukan lenting sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekeakalan
energi mekanik, sebab ada energi yang diubah dalam bentuk lain. Besar koefisien
restitusinya 0 < e < 1.
c.
Tumbukan tidak lenting sama sekali, yaitu dimana pada saat kedua benda
mengalami tumbukan, posisi keduanya saling berimpitan atau benda yang menabrak
(menumbuk) berada di titik tumbukan. Besar koefisien restitusinya adalah e = 0.
Aplikasi
tumbukan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
- Permainan bola billiard
Bola
billiard merupakan cabang olahraga yang membutuhkan konsentrasi. Terdapat dua
tipe bola yaitu bola terget yang dalam keadaan diam, berarti momentumnya
bernilai nol dan bola putih yang disodok agar bergerak menyentuh atau
bertumbukan dengan bola target sehingga memiliki massa dan kecepatan. Bola
putih akan berkurang kecepatannya setelah bertumbukan dan bola target akan
bergerak dan itu berarti momentum bertambah.
- Permainan
bola bekel
Permainan
anak-anak yang menggunakan prinsip dari momentum lenting sempurna adalah
permainan bola bekel dengan memntulkan bola ke lantai. Momentum bola sebelum
dan sesudah adalah sama. Sehingga berlaku hukum tumbukan lenting sempurna.
- Bola
bisbol dan pemukulnya
Bola
bisbol bersentuhan dengan tongkat pemukul yang menyebabkan terjadinya momentum.
Jumlah dari momentum awal dan jumlah momentum akhir pemukuldan bola adalah
sama. Momentum pemukulyang hilang akan berpindah pada bola bisbol.
- Peluru
yang ditembakan
Peluru
yang ditembakan oleh pistol mengalami jumlah momentum peluru dan pistol ke arah
yang berlawanan. Ketika pistol mundur momentum awal dan akhir salin meniadakan
dan sistem kedudukannya sama.
- Melompat
dari perahu
Ketika
seseorang melompat dari sebuah perahu maka akan terjadi perubahan posisi perahu
dan orang tersebut yang saling berlawanan arah. Pergerakan orang melompat
kedepan akan menyebabkan perahu mundur kebelakang. Seseorang dan perahu
memiliki massa dan kecepatan, sehingga memiliki momentum. Seseorang dan perahu
sebelum dan sesudah bergerak akan memiliki momentum yang sama.
Lalu
mengapa pada saat benda yang dijatuhkan dari ketinggian yang paling tinggi
memiliki koefisien restitusi yang lebih besar daripada benda yang dijatuhkan
ari ketinggian yang rendah? Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.
Apabila benda berada di tempat yang tinggi, misalkan berada di ketinggian 3000
MDPL, maka gaya gravitasi di tempat tersebut lebih kecil dibandingkan benda
yang berada di ketinggian 200 MDPL. Namun apabila suatu benda dijatuhkan dari
tempat yang tinggi, maka gaya tarik bumi terhadap benda tersebut semakin besar.
Misalkan para penerjun bebas yang terjun dari pesawat di ketinggian 2500 MDPL,
mereka akan terjun dengan sangat cepat karena dipengaruhi oleh gaya tarik bumi
tersebut.
Kendala
yang terdapat pada saat melakukan praktikum adalah pada saat menjatuhkan bola
–bola tersebut ke lantai, terkadang hasil ketinggian pantulan pertamanya
memiliki perbedaan meskipun ketinggian awalnya sama. Lalu pada saat melihat
atau mengamati ketinggian pantulan pertama, terkadang mata pengamat tidak
melihat dimana posisi ketinggian bola tersebut pada mistar.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Besar koefisien restitusi bola kasti dengan lantai adalah 0,72. Besar koefisien
restitusi bola pingpong dengan lantai adalah 0,84. Besar koefisien restitusi
kelereng dengan lantai adalah 0,67.
2.
Jenis tumbukan yang terjadi pada percobaan ini adalah tumbukan lenting
sebagian.
3.
Nilai koefisien restitusi ketiga bola pada percobaan ini tidak mencapai e = 1,
karena ketinggian pantulan pertama kali bola-bola tersebut tidak mencapai atau
tidak sama dengan ketinggian mula-mula.
DAFTAR PUSTAKA
Faradah,
Inang. 1987. Fisika jilid 1 edisi ke-3. Erlangga. Jakarta.
Francis.
1998. Fisika jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Giancoli,
Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Halliday,
David. 1996. Fisika Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Marcelo.
1999. Fisika Edisi Kedelapan.
Erlangga. Jakarta.
Sumarjono,
dkk. 2005. Fisika Dasar 1.
Universitas Negeri Malang. Malang.
Zemansky,
Sears. 2002. Fisika Universitas Jilid 1
Edisi Kesepuluh. Erlangga. Jakarta
Posting Komentar untuk "LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR "TUMBUKAN""