Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKALAH SISTEM PELUMASAN "SISTEM PELUMASAN"

 MAKALAH SISTEM PELUMASAN

"SISTEM PELUMASAN"

Oleh :

Salsa Dinara Pangestu
1914071048







JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021


I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dalam bidang otomotif yang berkembang sangat pesat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tersebut dapat terlihat pada kendaraan-kendaraan sekarang yang terus meningkatkan sistem baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam dunia otomotif khususnya pada mesin motor bakar dikenal berbagai macam sistem yang bekerja. Sistem-sistem tersebut bekerja saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu dari sistem tersebut mengalami kerusakan maka mesin akan mengalami kerusakan. 

 

Sistem pelumasan menjadi salah satu bagian dari sistem yang bekerja dalam suatu mesin. Sistem pelumasan berfungsi sebagai media pelumasan bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah gesekan yang dapat menurunkan sistem kerja mesin. Sistem tersebut bekerja sebagai pendukung mesin. Walaupun sistem ini bukan sistem utama pada dasar suatu mesin untuk melakukan kerja dan usaha tetapi sistem pelumasan ini memiliki peran yang sangat penting dalam mesin.

 

Berdasarkan uraian di atas, makalah sistem pelumasan ini dilatarbelakangi oleh betapa pentingnya peran dan fungsi dari sistem pelumasan dalam suatu mesin otomotif. Umur suatu sistem otomotif juga tergantung dengan peran sistem pelumasan. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar mengetahui lebih dalam dasar- dasar mengenai sistem pelumasan pada kendaraan.

 

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah sistem pelumasan ini sebagai berikut:

1.    Mengetahui apa itu sistem pelumasan.

2.    Mengetahui fungsi dari sistem pelumasan.

3.    Mengetahui cara kerja dari sistem pelumasan pada kendaraan.

4.    Mengetahui bentuk fisik dan bagian-bagian dari sistem pelumasan kendaraan.

5.    Mengetahui kerusakan umum yang sering terjadi pada sistem pelumasan kendaraan.

 

II. PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas atau yang biasa digunakan yaitu oli mesin ke bagian-bagian mesin yang bergerak agar mesin awet dan tahan lama.

 

Sistem pelumasan pada mesin kendaraan berperan untuk melumasi bagian yang bergerak dan mengurangi gesekan serta keausan. Guna minyak pelumas adalah dapat melumasi komponen untuk mengurangi gesekan, sebagai pendingin komponen dan mencegah panas, dan dapat memelihara komponen agar selalu bersih dengan memindahkan kotoran. Gesekan diantara komponen yang bergerak dan keausan pada bagian yang lain dapat dikurangi dengan membentuk lapisan minyak dan mencegah hubungan logam dengan logam secara langsung.

(Daryanto, 1997).

 

Tujuan utama sistem pelumasan yaitu, untuk mengurangi gesekan yang timbul antar komponen mesin sehingga pergerakan komponen mesin menjadi lebih ringan, menyerap panas yang timbul karena pergesekan antara komponenkomponen mesin, hal ini menguntungkan karena komponen mesin terhindar dari overheating atau panas berlebih, khusus pada pelumasan di silinder akan memperbaiki kerapatan antara torak dan silinder, mencegah abrasi dan korosi komponen-komponen mesin (Arisandi, 2012).

 

Untuk mengurangi bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh bagian-bagian yang bergesekan maka diperlukan adanya pelumasan yang sempurna. Dengan adanya pelumasan  ini bagian-bagian yang bergesekan seperti metal-metal, roda-roda gigi, dan sebagainya tidak menjadi terlalu panas, sehingga tidak lekas menjadi aus (Saleh, 1972).

Besarnya gesekan ditentukan berdasarkan besarnya koefisien gesek antara  permukaan yang saling kontak. Fungsi utama oli adalah mereduksi koefisien gesek tersebut, sehingga nilainya menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan di antara kedua permukaan yang bersinggungan tersebut terdapat lapisan oli. Semakin tinggi kekentalan atau viskositas oli, maka koefisien gesek yang direduksi akan semakin besar. Kekentalan oli ditentukan berdasarkan tingkat kekentalan yang ditetapkan oleh sebuah organisasi otomotif, yaitu Society of Automotive Engineers (SAE) (Crovse, 1980).

 

2.2 Fungsi Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan memiliki fungsi dan peranan penting pada suatu mesin kendaraan yang menentukan panjang pendeknya umur mesin. Fungsi utama dari sistem pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan komponen-komponen mesin lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya kerusakan pada mesin. Selain itu, sistem pelumasan berguna untuk mencegah atau mengurangi terjadinya keausan pada komponen mesin yang saling bergesekan.

 

Sistem pelumasan sangat diperlukan terutama pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan seperti, bantalan roda gigi, dinding silinder, dll. Fungsi dari sistem pelumasan dalam mesin diantaranya yaitu :

1.    Pelumas

Minyak pelumas berfungsi melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua komponen yang bergesekan. Minyak pelumas membentuk oil film di dalam dua komponen yang bergerak sehingga dapat mencegah kontak langsung atau gesekan diantara kedua komponen yang bergesekan tersebut.

2.    Pendingin 

Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak sehingga panas yang timbul dari kedua gesekan komponen tersebut akan merambat secara konveksi ke minyak pelumas. Pada kondisi tersebut, sistem pelumasan berfungsi sebagai pendingin mesin

3.    Perapat

Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin kendaraan berfungsi sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas seperti antara piston dan dinding silinder

4.    Pembersih

Kotoran yang timbul akibat gesekan akan terbawa minyak pelumas menuju carter. Kotoran yang ikut aliran minyak pelumas akan disaring di filter oil agar tidak terbawa ke bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan kinerja mesin

5.    Pencegah Karat

Pemerikasaan dan pergantian minyak pelumas yang disesuaikan dengan kekentalan (viskositas) secara teratur dapat mencegah timbulnya karat pada komponen-komponen di dalam mesin

 

2.3 Cara Kerja Sistem Pelumasan

Cara kerja sistem pelumasan pada prinsipnya adalah melapisi bagian mesin atau bagian bergerak lainnya dengan membentuk lapisan tipis yang mengalir pada setiap permukaan benda. Sistem pelumasan pada kendaraan umumnya memanfaatkan oli mesin yang disirkulasikan ke seluruh saluran pada sistem pelumasan, salah satunya yaitu pada mesin mobil. Cara kerja sistem pelumasan pada mobil yaitu sebagai berikut :

1.    Saat mesin dalam kondisi mati atau normal, oli terkumpul pada oil pan (bak oli) atau carter yang terletak pada bagian paling bawah mesin. Sebagian kecil lainnya ada yang tertahan dalam main gallery, oil cooler, filter oli, dan oil pump.

2.    Ketika mesin distarter dan hidup, poros engkol akan memutar pompa oli sehingga oli mulai dihisap masuk kedalam pompa oli melalui oil strainer yang akan menyaring kasar oli yang masuk agar pompa oli terhindar dari kerusakan .

3.    Oli masuk ke dalam pompa oli dan akan dipompa menuju keseluruh sistem pelumasan. Akibatnya tekanan oli akan meningkat dan semakin kencang putaran mesin maka tekanan oli semakin besar.

4.    Untuk mencegah kelebihan tekanan oli, maka oil pressure regulator akan membatasi tekanan yang dihasilkan pompa oli. Ketika tekanan berlebih, relieve valve akan terbuka untuk menurunkan tekanan dan mengembalikkan oli berlebih kedalam oli pan.

5.    Oli bertekanan akan mengalir dan masuk kedalam filter oli (saringan halus) dan akan menyaring oli dari kotaran yang lebih halus atau kecil

6.    Setelah disaring, oli bersih kemudian dialirkan menuju oil cooler dan oli akan didinginkan suhunya seperti menggunakan air radiator. 

7.    Setelah didinginkan, oli akan dialirkan kembali menuju main gallery silinder blok yang akan disalurkan menuju crankshaft pin dan crankshaft jurnal. Oli juga disemprotkan ke pin piston melalui oil jet. Selain itu, sebagian oli, akan ada yang disalurkan ke silinder head untuk melumasi bagian camshaft dan rocker arm.

8.    Setelah semua bagian sudah dilumasi, oli akan mengalir kembali ke dalam oil pan untuk kemudian kembali disirkulasikan.

9.    Untuk mengetahui kondisi aliran oli dalam mesin, pengemudi dapat mengetahui melalui lampu indicator oli mesin yang sinyalnya didapat dari oil pressure switch. Ketika mesin mati, lampu indicator oli akan menyala dan sebaliknya. 

 

2.4 Bentuk Fisik dan Komponen Sistem Pelumasan 



Pada saat mesin (mobil) bekerja, didalamnya terdapat banyak komponen yang terbuat dari bahan logam yang saling bergesakan dan terhubung satu sama lain. Komponen- komponen sistem pelumasan pada jenis kendaraan mobil tersebut diantaranya : 1. Oil pan / karter oli

Oil pan / karter oli berfungsi sebagai bak tempat menampung oli mesin. Oli mesin yang digunakan untuk melumasi seluruh mesin akan di tampung di tempat ini dan kemudian akan dihisap kembali oleh pompa oli untuk disirkulasikan ke dalam mesin.

2.      Oil strainer / Saringan kasar

Oil strainer berfungsi untuk menyaring oli mesin dari kotoran kasar dan berukuran cukup besar agar tidak masuk dan terhisap oleh pompa oli yang dapat menyebabkan pompa oli rusak.

3.      Pompa oli / Oil pump

Pompa oli berfungsi untuk memberi tekanan pada oli dengan cara menghisapnya dari oil pan kemudian memompanya dan menyalurkan oli mesin keseluruh jalur sistem pelumasan mesin.

4.      Oil Pressure Regulator / Relieve valve

Oil pressure regulator / relieve valve berfungsi untuk mengatur tekanan oli mesin agar tetap stabil meskipun putaran mesin berubah-ubah. 

5.      Oil Cooler

Pada beberapa tipe kendaraan terdapat yang menggunakan komponen oil cooler pada sistem pelumasannya. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan suhu oil mesin sebelum masuk kedalam blok mesin, sehingga fungsi pendinginan menjadi lebih maksimal.

6.      Filter Oli / Saringan halus

Filter oli berfungsi untuk menyaring oli mesin dari kotoran yang lebih halus sebelum oli tersebut di sirkulasikan ke seluruh sistem pelumasan mesin. 

7.      Oil Main galery

Oil main gallery merupakan saluran-saluran yang terdapat di dalam blok mesin dan mengarah ke masing-masing komponen mesin yang perlu dilumasi seperti main bearing, con rod bearing, dinding silinder, dan lain-lain. Oil main galery ini juga terhubung dengan cylinder head yang akan mengalirkan oli ke camshaft dan rocker arm.

8.      Oil Jet

Oil jet berfungsi untuk menyemburkan oli bertekanan ke piston pin dan dinding silinder. Umumnya diletakan pada bagian bawah blok mesin dekat dengan poros engkol.

9.      Oil pressure switch

Oil pressure switch berfungsi untuk mematikan atau menghidupkan lampu indikator oli mesin yang ada di dashboard mobil. Dengan begitu, pengemudi bisa mengetahui apakan oli mesin mengalir dengan baik atau tidak di dalam mesin.

10.  Oli mesin.

Oli mesin menjadi minyak pelumas pada mesin kendaraan dan komponen utama agar seluruh sistem pelumasan bisa berfungsi dengan baik dan sempurna.

 

2.5 Kerusakan Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan memegang peranan penting dalam proses kerja mesin. Apabila terjadi kerusakan maka pada sistem maka kerja mesin akan terganggu. Kerusakan atau gangguan yang umum terjadi pada sistem pelumasan (mobil) diantaranya: a. Tekanan Oli Rendah 

Tekanan oli yang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas tidak seluruhnya dapat melumasi komponen-komponen mesin yang bergerak yang berakibat komponen akan terkikis dan aus. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat oil pressure gauge dengan tanda lampu  indikator menyala dan diikuti dengan suara mesin agak kasar. Tekanan oli rendah dapat disebabkan oleh  Kekurangan minyak pelumas, kekentalan minyak pelumas terlalu tinggi, saringan minyak pelumas tersumbat karena kotoran, dan lain-lain. b. Tekanan Oli Terlalu Tinggi 

Tekanan oli yang terlalu tinggi dapat disebabkan oleh tersumbatnya atau  macetnya katup relief valve dalam keadaan menutup. Hal ini dapat menyebabkan  oli yang bertekanan tinggi seharusnya ke katup relief tidak dapat melewati relief  valve sehingga tekanan oli yang tinggi langsung menuju filter oli yang dapat  menyebabkan kerusakan pada saringan oli atau filter element sobek akibat tekanan  terlalu tinggi. Cara mengatasi masalah tekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan mengganti katup relief valve denagan yang baru. c. Pemakaian Oli Boros 

Berkurangnya jumlah oli pada suatu mesin dalam jangka waktu yang  terlalu singkat mengartikan pemakaian minyak pelumas yang boros. Borosnya  pemakaian oli biasanya diindikasikan dengan warna gas buang yang berwana  putih dan tenaga mesin berkurang. Penyebab pemakaian minyak pelumas boros adalah oli keluar dari blok silinder dan silinder head, kebocoran saringan oli, kebocoran oli ke ruang bakar, kebocoran baut pembuangan oli,  d. Oli Berubah Menjadi Encer

Minyak pelumas setelah mengalami beberapa kali pemakaian atau jauhnya  jarak tempuh maka akan berubah menjadi encer atau jenuh. Tetapi, apabila oli menjadi encer dengan cepat sebelum mencapai jarak tempuh yang diijinkan maka pada sistem pelumasan terdapat beberapa kemungkinan masalah. Penyebabnya seperti tercampurnya air dengan pelumas, suhu mesin terlalu tinggi, dan lain-lain, e. Filter Oli Tersumbat

Kotoran dalam minyak yang tidak disaring dapat merusak minyak pelumas dan menyebabkan keausan pada bagian mesin yang bergerak. Apabila saringan minyak pelumas telah lama digunakan maka pada saringan tersebut akan tersumbat oleh kotoran dan partikel logam yang terdapat pada minyak pelumas setelah proses penyaringan. Cara mengetahui saringan minyak pelumas yang tersumbat adalah dengan cara melepas saringan oli kemudian diperiksa secara visual.

 

III. KESIMPULAN

 

 

Kesimpulan yang didapat dari makalah sistem pelumasan sebagai berikut :

1.    Sistem pelumasan sebagai sistem pendukung yang bekerja melumasi bagianbagian mesin kendaraan.

2.    Sistem pelumasan memiliki fungsi sebagai pelumas, pendingin, perapat, pembersih, dan pencegah karat.

3.    Cara kerja sistem pelumasan memanfaatkan oli mesin yang disirkulasikan ke seluruh saluran pada sistem pelumasan.

4.    Sistem pelumasan kendaraan memiliki banyak komponen yang terbuat dari bahan logam yang saling bergesakan dan terhubung satu sama lain.

5.    Kerusakan yang umum terjadi pada sistem pelumasan kendaraan, yaitu tekanan oli rendah, tekanan oli terlalu tinggi, pemakaian oli boros, oli berubah menjadi encer, dan filter oli tersumbat.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Arisandi. 2012. Analisa pengaruh bahan dasar pelumas terhadap viskositas pelumas dan konsumsi bahan bakar. Jurnal Momentum. 8(1) : 56-61.

 

Crovse. 1980. Automotive Mechanics 8th edition. McGraw Hill. USA.

 

Daryanto. 1997. Petunjuk Praktis Service Mesin Mobil. Bumi Aksara. Jakarta.

 

Saleh. 1972. Teknik Pemeliharaan Mobil. Kanisius. Jakarta.

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "MAKALAH SISTEM PELUMASAN "SISTEM PELUMASAN""