Laporan Praktikum Pendinginan dan Pembekuan (PRINSIP EVAPORASI)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unila, Permatep. Evaporasi merupakan proses pemekatan larutan
yang dilakukan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Alat yang
digunakan dalam proses evaporasi disebut evaporator. Evaporator adalah sebuah
alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari
sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator memiliki dua fungsi
dalam proses evaporasi yaitu memindahkan panas dan memisahkan uap yang
terbentuk dari campuran cairannya. Proses evaporasi akan menurunkan aktivitas
air dalam bahan hasil pertanian sehingga kadar air pada bahan hasil pertanian
akan rendah, penurunan aktifitas air ini akan membuat bahan lebih awet karena
proses pertumbuhan pada mikroba akan terhambat.
Saat ini juga telah
banyak dikembangkaan alat atau mesin pendingin yang menggunakan prinsip
evaporasi. Dengan adanya proses penguapan air menjadi aliran udara maka udara
di sekitar akan menjadi lebih sejuk. Selain itu kelembaban udara akan meningkat
dan menyebabkan penurunan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa evaporasi memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari.hari. Pendinginan dengan prinsip
evaporasi juga telah banyak digunakan untuk menangani produk pertanian untuk
memperpanjang umur simpan buah-buahan dan sayuran.
Proses
evaporasi berprinsip pada penguapan kandungan air yang terdapat pada bahan.
Dari prinsip ini dapat diketahui bahwa peranan suhu sangat penting . Karena
suhu akan berpengaruh terhadap kecepatan evaporasi. Semakin tinggi suhu pemanas
maka semakin cepat terjadinya penguapan/evaporasi.Mengingat pentingnya peranan
proses evaporasi terhadap bahan makanan, maka perlu adanya pengetahuan yang
lebih luas sehingga kualitas produk makanan akan semakin tinggi (Praptiningsih,
1999).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari
dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui
pengaruh perbedaan wadah terbuka (nampan) dan wadah yang tertutup (gelas)
yang digunakan pada proses evaporasi.
- Memahami prinsip evaporasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini kemudian
bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara (Sosrodarsono, 1999).
Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi merupakan proses perubahan cairan
menjadi uap, ini terjadi jika cairan berhubungan dengan atmosfer yang tidak
jenuh, baik secara internal, pada daun tanaman (transpirasi) maupun secara
eksternal, pada permukaan yang basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi
uap air. Yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan
selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan
menguap dari permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman,
dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air
terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).
Penguapan cenderung
untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah yang mempunyai suhu tinggi,
angin kuat, dan kelembaban yang rendah. Daerah subtropik biasanya merupakan
daerah yang langsung menerima insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa
terlindung oleh adanya awan. Juga merupakan daerah yang mempunyai angin yang
kuat dan mempunyai nilai kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986).
Kecepatan hilangnya air oleh
evaporasi (penguapan)/transpirasi pada dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan
uap; yaitu oleh perbedaan tekanan pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari
atmosfer. Seterusnya gradien tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim
dan tanah yang lain (Buckman dan Brady, 1982).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evaporasi
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
evatransporasi :
1. Radiasi matahari
Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun,
1-5% digunakan untuk fotosintesisd
Dan 75- 85% digunakan
untuk memanaskan daun dan untuk transpirasi.
2. Temperatur
Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas
udara untuk menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar.
3. Kelembaban relative
Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi
Y udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya kelembapan
relatif.
4. Angin
Transpirasi terjadi apabila air berdifusi
melalui stomata. Apabila aliran udara (angin) menghembus udara lembab di
permukaan daun, perbedaan potensial air di dalam dan tepat di luar lubang
stomata akan meningkat dan difusi bersih air dari daun juga meningkat (Gardner,
et.al., 1991
2.3 Jenis-jenis Evaporasi
1. Evaporasi potensial
(ETp)
Menggambarkan laju maksimum kehilangan air dari
suatu lahan yang sangat ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutup
tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup dan ditentukan
oleh parameter-parameter iklim.
2. Evaporasi standar
(ETo)
Evaporasi standar adalah evaporasi pada suatu
permukaan standar yang dapat diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh
rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi
antara 8-15 cm.
3. Evapotranspirasi
tanaman (ETc)
Pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan
luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit, yang
ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di bawah
keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur atau fase
perkembangan tanaman.
4. Evaporasi aktual
(ETa)
Menggambarkan laju kehilangan air dari suatu
lahan bertanam pada kondisi aktual iklim, tanaman dan lingkungan tumbuh serta
pengelolaan.
III . METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Memahami
Prinsip Evaporasi dilaksanakan mulai dari pukul 08.00 WIB tanggal 2 April 2022
sampai dengan pukul 08.00 WIB tanggal 7 April 2022 di Kecamatan Way Seputih,
Kabupaten Lampung Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada
praktikum ini penggaris, nampan, dan gelas. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air.
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur yang dilakukan
pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
- Diisi
mangkuk dan nampan dengan air.
- Diukur
ketinggian air pada mangkuk dan nampan kemudian dicatat.
- Didiamkan
dan ditaruh pada tempat yang tidak terkena hujan.
- Diukur
ketinggian air setiap hari pada pukul 08.00 sampai dengan hari ke 6.
- Dibuat
grafik evaporasi.
- Hasil.
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum
Memahami Prinsip Evaporasi adalah sebagai berikut :
Table 1. Hasil
pengamatan peristiwa evaporasi pada air
Hari ke |
Ketinggian Air Pada Nampan (cm) |
Ketinggin Air Pada gelas (cm) |
1 |
2,1 |
6,5 |
2 |
1,9 |
6,4 |
3 |
1,7 |
6,3 |
4 |
1,3 |
6,2 |
5 |
1 |
6 |
6 |
0,8 |
5,9 |
4.2 Pembahasan
Pada hari ke 1 percobaan ketinggian awal air
pada nampan 2,1 cm dan pada gelas 6,5 cm. Selanjutnya pada hari ke 2 ketinggian
air mulai berkurang menjadi 1,9 cm dan
6,4 cm. Pada hari ke 3 berkurang menjadi
1,7 cm dan 6,3 cm. Pada hari ke 4 ketinggian air semakin menurun yaitu pada
nampan menjadi 1,3 cm dan gelas 6,2 cm. Pada hari ke 5 ketinggian air pada
nampan menurun menjadi 01 cm dan pada gelas 6 cm. Dan pada hari terakhir
pengamatan ketinggian akhir air pada nampan 0,8 cm dan pada gelas 5,9 cm.
Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa terjadi proses
evaporasi dari hari ke 1 sampai ke 6 yang ditandai dengan semakin penurunan
ketinggian air pada namapan dan mangkuk. Namun pada nampan terjadi penurunan
ketinggian air yang lebih besar dari pada mangkuk. Hal ini tentu dipengaruhi
oleh perbedaan luas permukaan yang ada pada nampan dan gelas. Dari percobaan
ini terbukti bahwa semakin luas permukaan air atau suatu benda makan akan
semakin cepat pula proses evaporasi yang terjadi.
Menurut (Praptingsih, 1999) ada bebrapa faktor
yang mempengaruhi evaporasi , yaitu
- Suhu
dan Tekanan
Suhu evaporasi
berpengaruh pada kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu evaporasi mak
apenguapan yang terjadi semakin cepat. Namun, penggunaan suhu yang tinggi dapat
menyebabkan beberapa bahan yang sensitive terhadap panas mengalami kerusakan.
Untuk memperkecil resiko kerusakan tersebut maka suhu evaporasi yang digunakan
harus rendah.
- Lama
Evaporasi
Makin tinggi suhu
evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Suhu evaporasi pada produk
pertanian seharusnya dilakukan serendah mungkin dan waktu proses juga dilakukan
sesingkat mungkin, untuk menghindari rusaknya kandungan gizi yang ada pada
suatu hasil pertanian.
- Luas
permukaan
Dengan lebih luasnya
permukaan maka semakin luas pula
permukaan yang berhubungan langsung dengan medium pemanasan dan lebih banyak
air yang dapat keluar dengan cepat dari permukaan sehingga evaporasi semakin
cepat. Semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin banyak air yang hilang
dari permukaan.
- Jenis Bahan dan Viskositas Cairan
Jenis bahan juga
mempengaruhi teknik evaporasi yang digunakan. Seperti halnya pada pembuatan
sari buah yang sangat pekat yang cepat sekali meningkat viskositasnya ketika
dipanaskan, sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menurunkan kekentalannya
misalnya dengan menggunakan teknik ultrasonic. Makin tinggi viskositas cairan,
tingkat sirkulasi akan menurun,sehingga menurunkan koefisien transfer panas.
Hal ini akan menghambat proses penguapan. Selama proses evaporasi viskositas
larutan akan mengalami kenaikan karena meningkatnya konsentrasi.
V. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
- Perbedaan
wadah yang digunakan pada praktikum ini sangat berpengaruh terhadap proses
evaporasi. Pada nampan ,evaporasi cenderung lebih cepat yaitu ketinggian
air berkurang mulai 0,1 cm hingga 0,3 cm per hari dibandingkan dengan
mangkuk yang hanya berkurang 0,1-0,2 cm per hari. Hal itu disebabkan oleh
adanya perbedaan luas permukaan air dan temperatur suhu ruang yang tidak
sama selama praktikum dilakukan.
- Pada prinsipnya evaporasi hanya bisa terjadi pada air atau semua benda yang mengandung air. Evaporasi terjadi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dibandingkan suhu air kemudian air akan menguap dan mendinginkan udara sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman Brady. 1982. Dasar Klimatologi. Erlangga. Jakarta.
Gardner, F. P. R. Brent
pearce dan Goger L. Mitchell, 1991. Fisiologi
Tanaman
Budidaya. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Hutabarat. 1986. Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian. Bumi
Penerbit. Surabaya.
Praptiningsih, Y., 1999.
Teknologi Pengolahan. Fakultas
Teknologi Pertanian.
Universitas Jember. Jember.
Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung.
Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Pendinginan dan Pembekuan (PRINSIP EVAPORASI)"