LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCAPANEN "STRUKTUR BUAH TIMUN"
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCAPANEN
“STRUKTUR BUAH TIMUN”
Oleh :
Muhammad Jakarya Harahap
1914071010
Kelompok 5
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Umumnya buah
terbentuk setelah terjadinya penyerbukan dan pembuahan pada bunga, tetapi ada
pula buah yang terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan yang disebut
partekokarpi.
Banyak sekali faktor pembeda yang membuat keberagaman buah pada tiap
jenis tumbuhan cukup tinggi jika dilihat dari morfologinya. Mulai dari segi
bentuk, warna, biji di dalamnya, daging buahnya, rasanya serta lain-lain. Buah
juga memiliki ciri khas dan bentuk yang berbeda-beda, sehingga dapat
dikelompokkan menjadi berbagai macam buah. Dari pernyataan yang sudah
disebutkan di atas, maka dilakukanlah praktikum ini yang diharapkan dapat
mengetahui struktur-struktur yang terdapat pada buah.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui struktur buah timun.
2. Mengetahui berat total buah timun.
3. Mengetahui berat bagian-bagian buah timun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang
pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari
penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari
struktur buah dan bagian - bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan
buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh
bagian - bagian buah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu
mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagian yang
membesar itu bukan buah tapi tangkai buah (Sutopo, 2002).
Buah terbentuk dari luruhnya bakal buah yang matang dengan isinya,
bersama –sama dengan bagian lain yang berdekatan. Karena buah hanya berasal
dari bagian –bagian bunga maka pembentukannya terbatas. Pada umumnya
buah terdiri atas dinding buah (pericarp) dan biji. Pericarp ini dapat kering atau
lunak. Tipe lunak dan pericarpnya tebal dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
bagian luar (epicarp), baguan tengah (mesocarp) dan bagian dalam
(endocarp) (Tjitrosoepomo, 2000)
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian
luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang
di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah
(bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp
(mesocarpium)(Amanda, 2011).
Mentimun (Cucumis sativus. L.) merupakan tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang yang
berbentuk spiral. Tanaman mentimun berasal dari bagian utara India, yakni lereng
Gunung Himalaya, yang kemudian berkembang ke wilayah Mediteran. Di
kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimun baru dikenal sekitar dua abad
sebelum masehi. Di Jawa dan Sumatera, mentimun banyak ditanam di dataran
rendah (Sumpena, 2001).
Buah mentimun memiliki bermacam-macam manfaat dalam kehidupan
sehari- hari, antara lain sebagai bahan makanan, bahan untuk obat-obatan dan
bahan kosmetik. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini
merupakan sumber mineral dan vitamin. Buah mentimun mengandung zat-zat
saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C.
Mentimun mentah bersifat menurunkan panas badan, juga meningkatkan stamina.
Kandungan 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,19 g pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 g tianin, 0,05g riboflavin, 14 mg
asam (Sumpena, 2001).
III. ALAT DAN BAHAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 17 April 2021 pukul 08.00-
10.00 WIB di Sekretariat Permatep, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah pisau, timbangan, dan alas timbangan.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah satu buah timun.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan saat praktikum ini adalah sebagai berikut :
Disiapkan alat dan bahan. |
Ditimbang buah timun utuh, kemudian dicatat berat yang terdapat pada timbangan dan difoto |
Dikupas kulit buah timun menggunakan pisau, kemudian ditimbang kulit buah, dicatat, dan difoto. |
Ditimbang buah timun tanpa kulit, kemudian dicatat, dan difoto. |
Ditimbang bijinya saja, kemudian dicatat, dan difoto. |
Dipisahkan daging buah dan biji timun. |
Ditimbang daging buahnya saja, kemudian dicatat, dan difoto. Hasil IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Timbangan Bagian
Buah Timun.
4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, menggunakan timun yang telah dibeli di pasar. Saat buah timun utuh ditimbang, memiliki berat 187,1 gram. Lalu kulit buah timun dikupas, dan kemudian kulitnya ditimbang, memiliki berat 14,2 gram. Selanjutnya buah timun utuh namun tanpa kulit ditimbang, dan memiliki berat 169,6 gram. Kemudian daging dan biji dipisahkan untuk ditimbang masingmasing. Daging buah timun memiliki berat 128,8 gram dan biji buah timun memiliki berat 30,9 gram. Buah timun memiliki struktur atau bagian-bagian yang terbagi dalam 3 bagian. Bagian tersebut adalah kulit buah, daging buah, dan biji buah. Kulit buah timun memiliki warna hijau keputih-putihan, hijau muda, atau hijau gelap, kadang memiliki motif. Bentuk buah timun umumnya lonjong bulat dengan kisaran panjang 15-30 cm. Daging buah timun memiliki warna putih kehijauan, memiliki tekstur yang sedikit keras, dan berair. Biji timun terletak di dalam bagian daging buah dan berbentuk pipih dalam jumlah banyak. Kulit biji biasanya berwarna putih kekuningan dan biasa digunakan untuk perbanyakan tanaman timun. Kendala yang dihadapi saat melakukan praktikum ini adalah pada saat menimbang buah, harus dengan cepat memfotonya dikarenakan timbangan yang digunakan jika didiamkan selama kurang lebih satu menit, maka angka yang muncul pada monitor akan hilang. Lalu pada saat mengupas kulitnya, masih banyak yang tertinggal pada daging buahnya. Kendala selanjutnya adalah pada saat memisahkan biji dan daging buahnya, banyak air yang jatuh ke lantai dan mempengaruhi berat biji pada saat ditimbang. V. KESIMPULAN berikut : 1. Buah timun memiliki struktur, yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. 2. Berat total buah timun adalah sebesar 187,1 gram. 3. Berat kulit buah timun adalah 14,2 gram, berat daging buahnya adalah 128,8 gram, dan berat bijinya adalah 30,9 gram. DAFTAR PUSTAKA di Ambon. Jurnal Budidaya Tanaman. Vol. 4. No. 11. Hal: 80-88. Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Titik Terang. Jakarta. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Malang Tjitrosoepomo, G. 2000. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta. |
Posting Komentar untuk "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCAPANEN "STRUKTUR BUAH TIMUN""