[Tanpa judul]
PENGENALAN
ALAT-ALAT UKUR KLIMATOLOGI DI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG (POLINELA)
Patrisca Aprilia Putri
1714071017

JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum warah,atullahhiwabarakatu.
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya
sehingga dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “ PENGENALAN ALAT-ALAT
KLIMATOLOGI DI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG (POLINELA). Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw atas petunjuk dan risalahNya, yang telah
membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan
dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan
referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang
ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Sayadapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran
dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.Demikian, semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalammualaikum warahmatullahhiwabarakatuh.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
v
I.
PENDAHULUAN....................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 6
1.2 Tujuan......................................................................................................
11
II. TINJAUAN
PUSTAKA............................................................................
12
2.1
Agroklimatologi.......................................................................................
12
2.2
Agroklimatologi Bagi Pertanian..............................................................
13
2.3
Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian....................... 15
2.4
Syarat Penempatan Stasiun......................................................................
16
2.5
Alat-Alat Agroklimatologi.......................................................................
17
III.
METODOLOGI ...................................................................................... 18
IV. HASIL ...................................................................................................... 19
4.1 Hasil......................................................................................................
19
4.4.1 E-Panvorimeter..................................................................................
19
4.1.2 Cambell Stokes..................................................................................
22
4.4.3 Penakar Hujan Tipe
Hellman............................................................
24
4.1.4 Aktinograf.........................................................................................
26
4.1.5 Termometer Bola
Basah dan Bola Kering.........................................
28
4.1.6 Termometer Maksimum
dan Minimum.............................................
29
4.1.7 Hygrometer........................................................................................
32
4.4.8 Anemometer......................................................................................
33
4.1.9 Termometer Tanah Bengkok............................................................. 34
4.4.10
Termometer tanah............................................................................
36
4.1.11 Sangkar Cuaca.................................................................................
37
V. PENUTUP..................................................................................................
38
5.1
Kesimpulan...........................................................................................
38
5.2 Saran.....................................................................................................
39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. E-Panvorimeter..............................................................................
19
Gambar 2. Cambell Stokes.............................................................................
22
Gambar 3. Penakar
Hujan Tipe Hellman........................................................
24
Gambar 4. Aktinograf.....................................................................................
26
Gambar
5. Termometer Bola Basah dan Bola Kering................................... 28
Gambar 6. Termometer Maksimum dan Minimum........................................
29
Gambar 7. Hygrometer...................................................................................
32
Gambar 8. Anemometer..................................................................................
33
Gambar 9. Termometer Tanah Bengkok........................................................
34
Gambar 10. Termometer Tanah......................................................................
36
Gambar 11. Sangakar Cuaca dan
Isinya.........................................................
37
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna
menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada
praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat pengukuran lama penyinaran
matahari dan suhu udara serta suhu tanah. Di bidang meteorologi dan klimatologi
pertanian, data tentang lama penyinaran sinar matahari sangat
penting.Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang sampai ke
permukaan bumi.Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan
pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel Stokes, Tipe
Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster
Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini berhubungan
langsung dengan manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari dan
dipahami. Ada beberapa jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya
Termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola basah dan
kering, hygrometer dan alat klimatologi
lainnya .
Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan hasil
klimatologi, menjadikan pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal
ini di bidang pertanian. Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer.
Mirip dengan meteorologi,tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih
mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses
proses atmosfer.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing masing berartikemiringan
(slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos
sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda
dan bagaimana kaitan antara iklim dengan
aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi
dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistikdalam pengerjaannya,
orang-orang sering juga mengatakan klimatologi sebagaimeteorologi statistik.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhandan produksi
tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukan jenis-jenistanaman
yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya.
Oleh karena itu kajianklimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan.Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu
pemanasan global danakibatnya pada perubahan iklim, membuatsektor pertanian
begitu terpukul. Tidakteraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan
akhir musim sepertimusim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu
susah untukmerencanakan masa tanam dan masa panen.Untuk daerah tropis
Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas pentingdalam pertumbuhan dan
produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklimlain yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembabandan sinar matahari.Setiap
tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkanhujan merupakan
sumber air utama bagi tanaman.
Berubahnya pasokan air
bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akanmempengaruhi
siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global pengaruh ikliim
terhadap tanaman.Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu
timbulnyafenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini
menyebabkanmenurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila
tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan
terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk
jangka 6 sampai 18 bulankemudian menurun. Selain itu
produksi padi juga menurun akibat dari kekeringanyangberkepanjangan atau
terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea LaNina produksi padi
malah meningkat untuk masa tanam
musim ke dua.Selain hujan,ternyata suhu juga bisa menentukkan
jenis-jenis tanaman yg hidup di daerah-daerah tertentu.Misalnya
perbedaantanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub.Indonesia
merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan danmusim kemarau
tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musimkemarau di daerah2 sub
tropis dan kutub.
Pada pengamatan
keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan
beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat
peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya.
Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari
hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer.
Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat
pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Handoko,
1986).
Pada proses
pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan
satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada
stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca.
Adapun alat-alat
meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur
curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif udara
(Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum,
Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimumalat pengukur suhu air
(Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran
matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah
(Termometer Tanah), dan alat pengukur kecepatan angin (Anemometer) dan masih
banyak yang lainnya .
Stasiun
meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan
kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras
menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20
nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.
Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk
temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah.
Hasil yang didapat
setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi
yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data
iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun
yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara,
sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle
akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif
mudah didapatkan .
Prakiraan cuaca
baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak
dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh
BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan
dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu
dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan
hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam
menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan
informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya
.
1.2 Tujuan
Dengan diadakannya
praktikum ini memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Mengetahui bentuk
alat-alat klimatologi.
2. mengetahui fungsi
alat-alat klimatologi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroklimatologi
Agroklimatologi
adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim
dengan proses kehidupan tanaman.Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah
bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.Kita akan
mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal,
transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah
bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi unsur
udara dan air.Kisaran Agroklimatologi:Radiasi Matahari, Suhu, Kelembapan Udara,
Angin, Awan, Hujan,Gas .
Pembagian
Klimatologi terdiri atas Klimatologi Fisik dan Klimatologi Terapan. Klimatologi
fisik adalah klimatologi yang menjelaskan iklim berdasar faktor fisik (dalil dan rumus), kemudian dipresentasikan
(klimatografi). Klimatologi terapan Analisis data iklim untuk digunakan secara
operasional. Meliputi agroklimatologi, klimatologi penerbangan, bioklimatologi,
klimatologi industri, dll .
Kepentingan Klimatologi
dan Manfaat Agroklimatologi yaitu Cuaca/iklim menentukan pertumbuhan,
perkembangan, produksi tanaman, panen dan pasca panen. Manusia belum dapat
melakukan modifikasi iklim dalam skala makro (besar). Perencanaan atau
pengembangan pertanian (intensifikasi dan atau ekstensifikasi) di suatu wilayah
iklim. Sebagai dasar strategi penyusunan rencana dan kebijakan pengelolaan
usahatani.
2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian
Pertanian
diterjemahkan dari kata agriculture berasal dari bahasa latin yaitu terdiri
dari “ager” yang berarti lapangan/tanah/lading/tegalan dan “cultura” yang
berartimengamati/memelihara/membajak.Pertanian adalah sejenis produksi khusus
yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Produksi pertanian
dalam arti luas tergantung dari faktor genetik yang ditanam, lingkungan
termasuk antara lain tanah, iklim dan teknologi yang dipakai. Dalam arti yang
sempit terdiri dari varietas tanaman, tanah, iklim, dan faktor-faktor non
teknis sepertiketerampilan petani, biaya produksi dan alat-alat yang kegunaan .
Pengetahuan akan
Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam
melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan
alat pengukuran lama penyinaran matahari dan suhu udara serta suhu tanah. Di bidang meteorologi dan klimatologi
pertanian, data tentang lama penyinaran sinar matahari sangat
penting.Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang sampai ke
permukaan bumi.Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan
pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel Stokes, Tipe Jordan,
Tipe Martin dan Tipe Foster.
Pengamatan unsur
cuaca dan prediksi dampak perubahannnya terhadap produktivitas padi di suatu
daerah yang luas dengan data satelit inderaha adalah sangat efektif dan
efisien. Analisis perubahan cuaca melalui pengamatan liputan awan dan
intensitas radiasi surya di areal persawahan Pulau Jawa dari data satelit
inderaja dan memprediksi dampaknya terhadap produktivitas padi. Kebutuhan
pangan akan meningkat dengan bertambahnya penduduk, untuk itu Pemerintah
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tersebut, selain mengadakan ekstensifikasi
yang ditempuh dengan jalan mencetak lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa,
juga meningkatkan panca usaha tani untuk peningkaran produksi pertanian. Guna
mengambil kebijaksanaan pemerintah untuk menangani kebutuhan pangan perlu
dilakukan pemantauan terhadap kondisi daerah pertanian, khususnya padi.
Produksi tanaman pertanian lebih banyak dipengaruhi oleh faktor cuaca dan
iklim. Pertumbuhan dari produksi padi lebih banyak ditentukn oleh aktifitas
fotosintesa tanaman padi yang banyak dipengaruhi oleh liputan awan yang
menaungi tanaman .
2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap
Pertanian
Pengaruh iklim
terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat mewakili hubungan
alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di suatu daerah pertanian
yang. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak pendek karena faktor
lingkungan yang bersifat khusus seperti: rawa, bukit, danau, dan kota, sedapat
mungkin tidak dipilih untuk lokasi stasiun. Beberapa faktor lingkungan khusus
yang mempengaruhi perubahan iklim antara lain:
Vegetasi, Tinggi tempat, Distribusi darat-laut, Gunung, Perlakuan dan
aktivitas manusia
Stasiun
meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara
terus–menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan
tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Taman
alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap stasiun meteorologi. Luas taman alat tergantung pada jenis
alat-alat yang dipasang didalamnya.
Tempat untuk membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis stasiun,
agar hasil peramatan cukup representatif, misalnya taman alat-alat untuk
keperluan penerbangan dibangun dekat landasan. Taman alat-alat meteorologi
pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk keperluan pertanian .
2.4 Syarat Penempatan Stasiun
Klimatologi yang
pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi periode waktu yang lama
paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang
dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin,
kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, banglash horizontal, durasi penyinaran
matahari dan suhu tanah oleh karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah
lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahan
agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili .
Agar diperoleh
hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai berikut :
1. Penempatan
lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing
alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca yang absah (tepat
dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah penggunaan dan
perawatannya.
3. Pengamatan
harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Stasiun
meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif (mewakili).
Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi pertanian
dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 Ha .
2.5 Alat-Alat Agroklimatologi
Alat-alat yang ada di stasiun klimatologi diantaranya alat pengukur curah hujan
(Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif
udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling
Psikometer), alat pengukur suhu udara(Termometer Biasa, Termometer Maksimum,
Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat
pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur
panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe
Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah,
Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum
tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas
penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci EvaporasiKelas
A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer,Hand
Anemometer, Biram Anemometer) .
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kunjungan ke stasiun
klimatologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2018 pukul 08.00
WIB. Lokasi di Stasiun Klimatologi Politeknik Negeri Lampung, Kota
Bandarlampung, Provinsi Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
adalahsemua alat alat yang terdapat pada Stasiun
Klimatologi Politeknik Negeri Lampung, seperti pengukur suhu udara
minimum dan maksimum, pengukur suhu tanah, pengukur kelembaban udara,
termometer bola basah dan kering, pengukur arah hujan tipe Helman, Sangkar
Cuaca, pengukur lama penyinaran matahari, Cambell
Stokes (kertas pias), pengukur kecepatan dan arah angin. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah buku dan pena.
IV.
HASIL
4.1 Hasil
Adapun hasil dalam kegiatan kunjungan ke stasiun
klimatologi tentang pengenalan alat-alat klimatologi cuaca serta fungsi alat
tersebut diantaranya sebagai berikut :
4.4.1
Evapotranspirasi

Gambar 1. E-Panvorimeter.
Evapotranspirasi (
E-Panvorimeter )Evaporimeter panic terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi.
Semakin luas permukaan panic, semakin representative atau makin mendekati
penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai, dan
lain-lain.
Prinsip kerja pengukuran evaporasi menggunakan
evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
1.
Panic bundar besar
2.
Hook Gauge, yaitu suatu alat untuk
mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panic. Hook Gauge mempunyai
bermacam-macam bentuk sehingga cara pembacaannya berlainan.
3.
Still well ialah bejana terbuat dari logam
(kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
4.
Thermometer air dan thermometer
maximum/minimum.
5.
Cup counter anemometer.
6.
Pondasi/alas pondasi atau alas yang
digunakan yaitu papan. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan papan panic
penguapan ini akan rata dan tidak berhubungan langsung dengan panas bumi dari
tanah.
7.
Penakar hujajn biasa penguapan diukur 3x
sehari, yaitu pada saat:
·
Pukul 7 pagi, alasan diukur pada pukul 7
pagi karena pada saat ini belum terjadi penguapan. Untuk menghitung penguapan
harian data yang diambil adalah data pada saat pukul 7 pagi ini.
·
Pukul 2 siang, alasan diukur pada pukul 2
siang karena terjadinya pemanasan maksimum adalah pada saat pukul 2 siang.
·
Pukul 6 sore, alasan diukur pada pukul 6
sore karena pada saat itu waktu matahari terbenam.
Pada evaporimeter
terdapat thermometer apung. Thermometer ini merupakan bagian/kelengkapan dari
alat evaporasi panic terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air
yang terjadi di permukaan bumi/tanah. Terdiri dari thermometer maksimum
(thermometer air raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu
rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu maksimum dan minimum, kemudian
dibagi 2. Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga
dilengkapi dengan pelampung di bagian depan dan belakang yang terbuat dari
bahan yang tahan air/karat (biasanya aluminium). Setelah dilakukan pembacaan,
posisi indeks pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan
memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga
dikembalikan pada suhu aktual dengan menggunakan magnet.
4.1.2 Cambell Stokes

Gambar 2. Cambell Stokes
Cambell Stokes
merupakan alat untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari dalam satuan
jam/persen, lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahari yang ditangkap oleh
bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias.
Prinsip kerja alat adalah pembakaran pias dengan
pemfokusan sinar matahari. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam.
Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Sinar ditangkap oleh lensa dan di
fokuskan ke atas kertas piashingga terbakar. Hanya pada keadaan matahari terang
saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya
terang.Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti
garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah
terbakar. Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur
matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa
disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang
waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
4.4.3 Penakar
Hujan Tipe Hellman

Gambar 3. Penakar Hujan
Tipe Hellman.
Penakar hujan Tipe Hellman digunakan Untuk mengukur
jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam
Prinsip kerja Penakar hujan Observatorium mempunyai
corong dengan luas tamping 100 cm2. Pada corong dipasang ring yang
tepinya dibuat seruncing mungkin dengan maksud untuk mendapatkan luas bidang
tamping setepat mungkin. Air hujan masuk ke selinder penampung air hujan
melalui corong dengan sudut berbanding curam lebih kurang 30°,
maksudnya adalah untuk menghindari percikan air keluar. Bagian ujung corong
disambung dengan pipa tembaga berukuran ¼ dengan panjang lebih kurang 7 cm
untuk menghindari terjadinya penguapan. Air dikeluarkan melalui kran yang
dihubungkan dengan pipa kesilinder penampung air hujan (Anonim, 2009).
Penakar hujan tipe helman digunakan untuk mengukur
intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan,dipasang dengan ketinggian 120
cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200
cm2. Penakar hujan hellman
mempunyai luas bidang corong penampung curah hujan 200 cm2 .
Prinsip kerjanya air hujan masuk ke reservouir yang
dihubungkan dengan pipa. Didalam reservoir ditempatkan pelampung, pada saat air
masuk kedalam reservoir, pelampung akan terangkat dan pada pelampung dipasang
tangkai pena yang mencatat pada kertas pias yang ditempelkan pada silinder yang
diputar oleh jam. Bekerjanya penakar hujan ini apabila air yang tertampung
dalam reservoir telah mencapai setara dengan tinggi curah hujan 10 mm, maka air
dalam reservoir akan tumpah secara otomatis melalui pipa pindah (sifon)
dipasang pada reservoir dan pena akan kembali lagi ke angka nol. Air yang
tumpah melaui pipa sifon ditampung dalam sebuah bejana , untuk selanjutnya
ditakar kembali sebagai penteraan apakah yang tercatat pada pias sama dengan
yang ditajar dengan gelas ukur khusus hellman.
4.1.4 Aktinograf

Gambar 4. Aktinograf.
Aktinograf merupakan sebuah alat dalam klimatologi yang
berfungsi untuk
mencatat intesitas cahaya matahari dalam satuan Joule (J).
Prinsip kerja alat ini terdiri dari Karbon , karbon yang
terbakar akan menggarikan pena. Sehingga menunjukan data tentang panas
intensitas cahaya matahari. Jika karbonnya terbakar hal ini menunjukan panas
atau radiasi matahari pada saat itu bagus untuk fotosintesis tanaman. Piasnya
diganti tiap minggu. Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang
hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar
surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi
surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung.
Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini
disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut
waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari
grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama
sehari.
4.1.5 Termometer Bola
Basah dan Bola Kering

Gambar
5. Termometer Bola Basah dan Bola Kering
Cara Kerja
thermometer bola kering dan thermometer bola basah, yakni apabila terjadi
kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akan menyebabkan
air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan
volume air raksa yang ada. Pemuaian air raksa tersebut menyebabkan naiknya
permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar. Permukaan raksa akan
bergeser ke skala yang lebih kecil bila terjadi penurunan suhu .
4.1.6 Termometer Maksimum dan Minimum

Gambar
6. Termometer
Maksimum dan Minimum.
Thermometer air
raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi
tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan
air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau
diarahkan dengan menggunakan magnet
Cara kerja dari
thermometer maksimum ini, yakni apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang
merambat dalam bola termometer akan menyebabkan air raksa memuai.
Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volume air raksa yang ada dan
menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar. Saat
terjadi penurunan suhu, air raksa yang terdapat pada bola termometer akan
menyusut. Akan tetapi air raksa yang telah masuk ke kolom raksa pada
skala tidak bisa kembali ke bola raksa karena terhambat oleh adanya celah
sempit. Sehingga dapat diketahui suhu tertinggi yang telah terjadi .
Apabila temperatur
naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian
yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun,
kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola
temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya .
Untuk pengamatan
suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa
kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara
tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca. Termometer maksimum diletakkan pada
posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali dalam
24 jam, pada pukul 07.00 malam, karena suhu puncak terjadi pada siang hari
sehingga untuk mendaatkan hasil suhu maksimum pengamatan hasilnya dapat dilihat
pada malam hari waktu 00.00 GMT. Untuk mengukur
suhu udara ekstrim tinggi. Pias atau indeks ukurnya adalah air raksa yang
terdapat dalam kapiler termometer.
Termometer Minimum
memiliki cara kerja dari termometer minimum ini adalah pada saat terjadi
penurunan suhu, alkohol dalam bola termometer akan menyusut. Penyusutan
tersebut menyebabkan penurunan kolom alkohol pada skala dan menggeser indeks
yang terdapat pada kolom alkohol ke skala yang lebih kecil. Sedangkan pada saat
terjadi kenaikan suhu, alkohol dalam bola termometer akan memuai.
Pemuaian tersebut akan menaikkan permukaan alkohol dalam kolom alkohol akan
tetapi kenaikan tersebut tidak mempengaruhi posisi indeks (indeks tidak
bergerak). Sehingga dapat diketahui suhu terendah yang terjadi.Berfungsi untuk mengukur suhu udara
ekstrim rendah. Indeks atau Pias ukurnya di dalam kapiler gelas adalah alkohol
yang bening.
Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau menyusut
terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu rendah oleh
tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol memuai,
indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah .
Setelah ujung indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca
dan dicatat, dengan perlakuan khusus indeks dikembalikan mendekati miniskus
alkohol. Posisi termometer pada waktu mengukur hampir sama dengan termometer
maksimum yaitu agak mendatar. Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus
dalam keadaan bersambung, tidak boleh terputus-putus. Bila kapiler alkohol
terputus, termometer tidak boleh lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus
dibetulkan terlebih dahulu, Pengamatan sekali dalam 24 jam, pada pukul 07.00
pagi karna suhu rendah piasanya terjadi pada malam hari sehingga hasil dapat
dilihat pada jam 07.00 pagi atau 00.00 GMT.
4.1.7 Hygrometer

Gambar
7. Hygrometer.
Hygrometer
digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH). Proses Pengukuran
Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban
yangsatumenunjukkan temperatur.
Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan
menggunakan dua thermometer.Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur
suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian
bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola
Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu
udara sebenarnya.Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar
suhu yang terukur adalahsuhusaturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang
diperlukan agar uap air dapat berkondensasi .
4.4.8 Anemometer

Gambar 8. Anemometer.
Anemometer berfungsi
untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu.
Prinsip kerja alat ini dipasang disebelah selatan dekat
pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan tanah. Alat ini terdiri
dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana bagian bawah
mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut. Untuk
mengetahui kecepatan angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan
mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil
pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan .
4.1.9 Termometer
Tanah Bengkok



Gambar
9. Termometer
Tanah Bengkok.
Termometer tanah
bengkok memiliki fungsi untuk meneylidiki temperatur/suhu tanah. Suhu tanah
terkait dengan perubahan lingkunan di mana tanah berada. Di samping itu pula,
perubahan suhu tanah dapat dipengaruhi oleh proses-proses; aktivitas
mikroorganisme seperti proses peguraian, fermentasi, pelapukan, perubahan kadar
air, kadar udara, jenis mineral, faktor biologi, dan lain-lain perubahan fisik
biologi lainnya. Bagian-bagian thermometer tanah terdiri atas pipa pelindung
(mounting), ujungbesi penusuk, penekan tusukan, thermometer tahap-1 dan
termometer tahap-2 .
Prinsip kerja
thermometer ini sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya
digunakan untuk mengukur suhu tanag dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100
cm. untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk
menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman
0-20cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman
yang diperlukan .
4.4.10 Termometer tanah

Gambar 10. Termometer Tanah.
Prinsipnya sama dengan thermometer
air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari
kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus
tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk
melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola
tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
Prinsip kerja
termometer tanah hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan
panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara.
Perubahanya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar dari
udara .
4.1.11 Sangkar Cuaca

Gambar
11. Sangakar
Cuaca dan Isinya.
Sangkar cuaca
adalah tempat seperti rumah kecil yang
memiliki fungsi sebagai tempat untuk melindungi komponen-komponen alat
yang terdapat dalam sangkar cuaca tersebut dari gangguan luar seperti angin,
hujan, sinar matahari, hewan-hewan kecil dan sebagainya yang akan mengganggu
perhitungan pada alat tersebut. Komponen alat-alat tersebut yaitu thermometer
bola kering dan bola basah, thermometer minimum dan maksimum. .
V. PENUTUP
5.1Kesimpulan
Setelah melakukan kunjungan
seperti telah dijelaskan pada laporan dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat banyak alat klimatologi yang berperan dalam bidang pertanian
seperti: Ombrometer, Ombrograf,
Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer,
Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum
Six Bellani,Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell
Stokes,Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer
Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Aktinograf, Panci
EvaporasiKelas A, Piche Evaporimeter, Cup Anemometer,Hand Anemometer, dan Biram
Anemometer.
2. Setiap alat
klimatologi yang ada memiliki fungsi masing-masing seperti halnya Ombrometer
dan Ombrograph yang digunakan untuk mengukur curah hujan, serta Panci Evaporasi
digunakan untuk mengukur evaporasi.
5.2 Saran
Alat-alat klimatologi kita bisa
menggunakan sebaik-baiknya dalam memprediksi bagaimana cuaca dan iklim yang
akan datang dan akan terjadi. Perawatan setiap alat yang ada agar ketika memang
alat dibutuhkan tidak khawatir jika hasil tidak sesuai keadaan cuaca atau
lingkungan.
Posting Komentar untuk " "