Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN - Bajak Garu Piringan

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN 

“Bajak Garu Piringan” 




Oleh : Muhammad Jakarya Harahap 

1914071010

 





JURUSAN TEKNIK PERTANIAN 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 

2021 



A. Definisi Bajak Garu Piring 

Alat pengolahan tanah sekunder yang paling banyak diketahui yaitu bajak piring. Setelah itu garu-garu lain seperti garu bergigi paku, garu bergigi pegas, dan garu putar. Sebagai alat pengolah tanah sekunder, garu-garu tersebut digunakan untuk menghancurkan lebih lanjut bongkah-bongkah tanah hasil pengolahan tanah primer, menggemburkan dan meratakannya, serta memusnahkan tanaman pengganggu. 

Garu piringan pada prinsipnya alat pengolahan tanah ini hampir menyerupai bajak piringan. Khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak padaukuran, kecekungan dan jumlah piringan. Garu piring mempunyai ukuran dankecekungan yang lebih kecil dibanding dengan bajak. Hal ini disebabkan pengolahantanah kedua dilakukan lebih dangkal tidak memerlukan pembalikan tanah yangefektif seperti pada pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draftnya penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan bear daya penarikan yangsama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan lebar kerja bajak, dengandemikian jumlah piringan garu juga lebih banyak. 

B. Bagian dan Fungsi Bajak Garu Piring 

Seperti bajak piringan, bagian bagian-bagian utarna dan garu piringan terdiri atas : piringan ; poros piringan ; penggarak piringan ; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila sistim penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela trailing.Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil. Beberapa piringan dan garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang). Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat rangkaian piringan. 

Piringan dapat bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool). 

C. Pengertian dan Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Singgle dan Tandem 

Apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja, maka garu piring tersebut mempunyai aksi tunggal (single action). Apabila posisi garu piring dalam penggandengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.

Posting Komentar untuk "LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN - Bajak Garu Piringan"