MAKALAH KERANGKA AJARAN ISLAM (AKHLAK)
MAKALAH
KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM (AKHLAK)
Oleh
Muhammad Alif Utama
Muhammad Danang Akram
Muhammad Jakarya Harahap
Retno Hayuning Tyas
KELAS B
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kerangka Dasar
Ajaran Islam (Akhlak)” ini tepat pada
waktunya.
Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Akhlak dalam Ajaran Islam bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syarifah Nurbaiti, S.Pd.I., M.Pd.I., selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna di antara makhluk
ciptaan-Nya yang lain. Karena dibanding dengan makhluk ciptaan Allah yang lain,
seperti jin, syaitan, malaikat, dan lainnya, manusia diberi kelebihan yang
tidak dimiliki oleh makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal sehat dan hawa
nafsu oleh Allah swt dan ini yang menyebabkan manusia lebih tinggi derajatnya
dibanding dengan makhluk Allah yang lain.
Manusia yang diciptakan dengan penuh
kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi
dengan sekitarnya dengan cara yang benar sehingga kehidupan bersama yang damai
dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai.
Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah
Akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia.
Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah yang suci, namun lingkungan lah
yang berperan penting membentuk karakter manusia untuk menjadi pribadi yang
lebih baik atau menjadi pribadi yang berakhlak kurang baik.
Oleh karena itu, pengajaran tentang akhlak sejak dini sangat diperlukan untuk membimbing cara manusia bersosialisasi dan bergabung di tengah masyarakat agar terjalin kerukunan di dalam masyarakat serta aman dan damai.
1.2 Tujuan
Berdasarkan
latar belakang yang sudah kami paparkan di atas, adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini, yakni :
1.
Untuk memahami konsep dan
pengertian tentang akhlak manusia kepada Allah swt.
2.
Untuk memahami
faktor-faktor yang memengaruhi akhlak manusia dan keutaman akhlak manusia dalam
ajaran Islam.
3. Untuk memahami akhlak dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Bagaimana pengertian
akhlak dalam ajaran Islam?
Akhlak
dalam ajaran Islam merupakan suatu komponen penting dalam kehidupan beragama.
Akhlak mengandung makna suatu perbuatan dan budi pekerti yang mencerminkan diri
manusia dalam menjalankan kehidupannya sebagai makhluk Allah swt. Individu yang
memiliki sikap yang baik tentu memiliki akhlak yang baik dan individu yang
memiliki sikap kurang baikpun memiliki akhlak yang kurang baik pula. Maka dari
itu dalam ajaran Islam perlu diajarkan tentang akhlak agar dapat menuntun
manusia menjadi makhluk yang memiliki sikap dan budi pekerti yang baik di mata
Allah swt.
2.2
Darimanakah akhlak bersumber dan bagaimanakah karakteristik akhlak?
Akhlak
sebagai suatu objek yang berorientasi pada sikap, perilaku dan perbuatan manusia tentu memiliki sumber atau asal mula
yang menyebabkan akhlak menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Akhlak pun memiliki karakteristik yang menjadikannya pedoman dalam berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui adanya sumber dan karakteristik
akhlak, kita bisa mengetahui mengapa akhlak menjadi bagian yang penting dalam
kehidupan manusia.
2.3 Bagaimanakah faktor-faktor
yang memengaruhi perubahan akhlak?
Dalam
kehidupan manusia, setiap hari tentu saja kita dihadapkan dengan lingkungan
yang berbeda. Hal ini merupakan salah satu penyebab atau faktor yang
memengaruhi akhlak manusia itu sendiri. Ada juga faktor lain yang menyebabkan
akhlak tersebut berubah, apakah itu berubah menjadi baik atau berubah menjadi tidak
baik. Tentu saja kita yang menjalaninya harus mengehendaki faktor tersebut agar
akhlak kita menjadi baik di mata Allah swt.
2.4
Bagaimanakah contoh penerapan atau aktualisasi akhlak dalam
kehidupan?
Akhlak dapat kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari. Akhlak ada yang baik dan ada yang buruk sedangkan yang kita
harapkan adalah akhlak yang baik atau mahmudah. Akhlak yang berhubungan dengan
cara kita berinteraksi dengan manusia yang lain, juga dengan makhluk hidup yang
lain dan juga Tuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting sehingga perlu
adanya pendalaman tentang akhlak itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Akhlak
Kata Akhlaq dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan dengan akhlak, moral, etika, watak, budi
pekerti, perangai dan kesusilaan. Istilah Akhlak juga sering disetarakan dengan
istilah etika. Sedangkan kata yang dekat dengan etika adalah moral (Santoso,
2000).
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau
kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang bisa diartikan
tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti ini tidak
ditemukan dalam Alquran (Shihab, 1999), yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal
kata tersebut yang tercantum dalam QS al-Qalam/68: 4:
Akhlak adalah hal
ihwal tingkah laku yang melekat dalam jiwa, sehingga timbul perbuatan-perbuatan
yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh manusia. Apabila tingkah laku itu
menimbulkan perbuatan yang baik dan terpuji oleh akal dan syara, maka tingkah
laku itu dinamakan akhlaq yang baik. Demikian pula sebaliknya, bila
perbuatan-perbuatan yang buruk maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang
buruk (Ilyas, 2001).
Oleh karena itu,
akhlak sangat diperlukan dalam kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Karena akhlak sangat erat hubungannya dengan etika, perilaku, dan budi pekerti
yang digunakan dalam bersosialisasi kepada masyarakat. Akhlak juga merupakan
sifat yang sudah melekat di dalam jiwa manusia itu sendiri. Apabila manusia
melakukan suatu hal yang baik namun tidak ikhlas saat menjalaninya, hal itu
belum termasuk akhlak.
Akhlak yang baik
adalah tanda kebahagiaan seseorang di dunia dan di akhirat. Tidaklah
kebaikan-kebaikan datang atau didapatkan di dunia dan di akhirat kecuali dengan
berakhlak dengan akhlak yang baik. Dan tidaklah keburukan-keburukan ditolak
kecuali dengan cara berakhlak dengan akhlak yang baik.
Maka kedudukan
akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan Nabi kita Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan
seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan:
“Bertaqwa kepada
Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Juga beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara
orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari
kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Pengertian sikap
positif yang termasuk dalam akhlak yang terlihat melalui perilaku dapat
ditunjukkan dengan beberapa sikap, tabiat, watak atau kebiasaan misalkan sikap
pemaaf, amanah, sabar, dan rendah hati.Sedangkan sikap negatif misalkan sikap
pemarah, pendendam, dengki, khianat, dan sombong. Hal yang menentukan apakah
suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah norma-norma agama yang bersumber
dari al-Haq yaitu Allah swt.
3.2 Akhlak Kepada Allah swt
Menurut Kahar
Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.
Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan Segala sikap atau perbuatan
manusia yang dilakukan tanpa dengan berfikir lagi (spontan) yang memang
seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT. (sebagai
Kholiq).
Kita sebagai umat
islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah karena Allah lah yang
telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna. Untuk itu akhlak
kepada Allah itu harus yang baik-baik jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau
kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah.
Adapun contoh
Akhlak kepada Allah itu antara lain:
a.Taqwa kepada
Allah SWT.
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti
segala Perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
b.Cinta kepada
Allah SWT.
c.Ikhlas
Definisinya yaitu semata-mata mengharap ridho Allah. Jadi segala apa yang kita
lakukan itu semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT.
d.Khauf dan raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya.Raja’ yaitu
memautkan hati pada sesuatu yang disukai.
e.Bersyukur
terhadap nikmat yang diberikan Allah
Syukur yaitu memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Syukurnya seorang hamba berkisar atas
tiga hal, yang jika ketiganya tidak berkumpul maka tidaklah dinamakan syukur.
Tiga hal itu yaitu mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir,
dan menjadikannya sebagai sarana taat kepada Allah.
f.Muraqobah
Dalam hal ini, Muraqabah diartikan bahwa kita itu selalu berada dalam
pengawasan Allah SWT.
g.Taubat
Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang buruk ke sesuatu yang
baik.
h.Berbaik sangka
kepada Allah SWT.
Maksudnya kita sebagai umat yang diciptakan oleh Allah, hendaknya khusnudzon,
jangan suudzon, karena apa yang akan diberikan oleh Allah itu pasti baik bagi
kita.
i.Bertawakal
kepada Allah SWT.
Bertawakal yaitu kita berserah diri kepada Allah. Setelah kita memohon kepada
Allah hendaknya kita berusaha, bukan hanya diam diri untuk memenuhi do’a kita.
Itu yang dimaksud dengan tawakal.
j.Senantiasa
mengingat Allah SWT.
Salah satu akhlak yang baik kepada Allah yaitu kita selalu mengingat Allah
dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan susah maupun senang.
k.Memikirkan
keindahan ciptaan Allah SWT.
Yaitu kita dianjurkan untuk melakukan Tadzabur Alam, memikirkan tentang
bagaimana kita diciptakan, dan lain-lain yang berkaitan dengan ciptaan Allah
yang lain, supaya kita dapat merasakan keagungan Allah SWT. Sehingga kita dapat
berakhlak yang baik kepada Allah.
l.Melaksanakan
apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita melakukan Amar ma’ruf,
m.Menjauhi apa
yang dilarang Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita Nahi Munkar.
3.3 Faktor yang Memengaruhi Akhlak
Segala tindakan
dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu dengan lainnya,
pada dasarnya merupakan akibat adanya pengaruh dari dalam diri manusia
(insting) dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya seperti miliue, dan
aspek Warotsah. Untuk itu berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak manusia
a.
Insting ( Naluri )
Naluri
ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan.
Naluri menyangkut pola-pola prilaku dan respon yang kompleks, tidak di
pelajari, muncul begitu saja dari kelahiran seseorang, dan diperoleh oleh
turun-temurun (secara filogenetik). Naluri juga diartikan sebagai tenaga psikis
di bawah sadar.
b.
Adat-istiadat
Adat
dan kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti
berpakaian, makan, tidur, olahraga dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamzah
Ya’qub, adat atau kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga
menjadi mudah dikerjakan.
c.
Wirotsah
(keturunan)
Perbincangan
istilah Wirotsah berhubungan dengan faktor keturunan. Dalam hal ini secara
langsung atau tidak langsung, sangat mempengaruhi bentukan sikap dan tingkah
laku seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan Wirotsah (keturunan) adalah
semua faktor yang terdapat dalam diri mahkluk hidup, mulai dari detik
terjadinya pertemuan sel wanita dan sel pria.sedangkan menurut Zahruddin yang
dimaksud keturunan adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang
tua) kepada cabang (anak keturunan)
d.
Milieu
(lingkungan)
Milieu
(lingkungan), adalah semua faktor luar yang mempengaruhi seseorang sejak
permulaan pertumbuhannya. Ahmad Amin menambahkan arti dari mileu (lingkungan)
yaitu suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah dan udara,
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri,
lautan, udara dan masyarakat. dengan perkataan lain milieu adalah segala apa
yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas-luasnya. Miliue itu ada dua
macam yaitu milieu alam, dan milieu sosial.
3.3 Keutamaan
Akhlak Manusia dalam Islam
Pada pembahasan
sebelumnya telah dijelaskan bahwa akhlak dalam ajaran islam memiliki keutamaan.
Keutamaan ini sangat menguntungkan bagi manusia yang menjalankan kehidupannya
dengan akhlak mulia. Berikut beberapa keutamaan dalam ajaran Islam :
·
Berat timbangannya di
akhirat.
Seseorang
yang memiliki akhlak terpuji disebutkan dalam hadits bahwa ia akan memiliki
timbangan yang berat kelak dihari akhir atau kiamat dimana semua amal manusia
akan ditimbang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut
“Tidak
ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq
yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat
orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2134. Syaikh
Al-Abani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih
Al Jaami’ no. 5726.)
·
Dicintai Rasulullah saw
Rasul
SAW diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia didunia. Dan
tentu saja Rasul SAW sendiri mencintai manusia yang mmeiliki akhlak yang baik.
Dari Jabir RA; Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya
yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di
hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari
kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak
bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
·
Memiliki Kedudukan yang
Tinggi
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa seseorang yang memiliki
akhlak dan budi pekerti yang mulia memiliki kedudukan yang tinggi diakhirat
kelak. Rasul SAW bersabda
“Tidak
ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan)
yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih
terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih
kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang
baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang
luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan
kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur
(berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar.
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
·
Dijamin
Rumah di Surga
Memiliki
akhlak yang mulia sangat penting bagi seorang muslim dan keutamaan memiliki
akhlak mulia sangatlah besar. Dalamsebuah hadits disebutkan bahwa Rasul
menjamin seseorang sebuah rumah disurga apabila ia memiliki akhlak yang mulia.
Dari Abu Umamah ra; Rasulullah SAW bersabda:
Saya
menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia
benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong
sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia
akhlaknya. [HR Abu Daud ]
3.4 Akhlak dalam Kehidupan
Sehari-hari
Akhlak sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak dapat menentukan pandangan orang lain terhadap kita tergantung akhlak
yang kita lakukan kepada orang lain. Berikut contoh akhlak dalam kehidupan
sehari-hari:
·
Berkata
halus dan mulia kepada kedua orang tua.
·
Berbuat baik
kepada tetangga kita
·
Tidak memburukkan-burukkan
tetangga yang satu dengan tetangga yang lain
·
Saling tolong
menolong.
·
Menepati
janji
·
Menjaga
ukhuwah
Jika dalam kehidupan sehari-hari kita melaksanakan
beberapa contoh tersebut, maka kita akan menjadi manusia yang dihormati dan
disegani oleh masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akhlak
merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang
tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.Berdasarkan apa yang telah
menjadi pokok bahasan pada materi di atas, maka secara sederhana dapat di tarik
sebuah kesimpulan yaitu akhlak merupakan cerminan dari agama islam itu sendiri,
dimana bila ahlak seorang manusia mencerminkan sebuah kebaikan, kesucian,
kesopanan dan lain sebagainya yang bertujuan menggapai ridho Allah swt.
Akhlak dalam Islam juga terbagi
menjadi dua, yakni akhlak mahmudah (akhlak baik) dan akhlak mazmumah (akhlak
buruk). Manusia di dunia ini adakalanya manusia tersebut perbuatannya baik,
berarti ia mempunyai akhlak yang baik, namun sebaliknya, jika perbiatannya itu
jelek maka ia mempunyai akhlak yang tidak baik atau akhlak tercela. Ada juga
faktor-faktor yang memengaruhi akhlak pada manusia yakni insting,
adat-istiadat, wirotsah, dan milieu. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim
harus memahami dan memiliki akhlak yang baik agar kita dapat mencapai ridho
Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin,
Muslim. 2008. Pengertian Akhlak Menurut
Para Ahli. https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-akhlak-dalam-islam/#targetText=Kata%20akhlak%20berasal%20dari%20kata,dan%20dipertahankan%20secara%20terus%20menerus. (26 Agustus 2019)
Auladuna. 2017.
Ahlak dalam Persektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Dasar Islam.
Vol. 4 No. 2,
December 2017, pp. 39-47
Muttaqin, Z.
2014. Pengenalan Akhlak dalam Ajaran
Islam. Makalah
Hikmatillah,
Asep dan Zakky, Ahmad, Akhlak Anak, Bogor: Lini Zikrul Kids,
2010
Posting Komentar untuk "MAKALAH KERANGKA AJARAN ISLAM (AKHLAK)"