Uji Coba Rangkaian LM35
UJI COBA
RANGKAIAN LM35
(Laporan Praktikum Intrumentasi)
Oleh
Kelompok 3
1. Yolanda
Seftia Putri (1614071042)
2. Ratna
Puspita (1614071046)
3. Reza
Aprilliandi (1654071004)
4. Rivaldo (1654071014)
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang
otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan,
dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih
menggunakan mesin. Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi
pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai.
Hasil penelitian menunjukan secanggih apapun sistem kendali yang
dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan.
Sensor merupakan
peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah
sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara
otomatis. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan
pengukuran atau pengendalian. Secara umum berdasarkan fungsi dan
penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sensor
thermal (panas), sensor mekanis, dan sensor optik (cahaya).
Temperatur
merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui oleh Sistem
Pengukuran Internasional (The International Measuring System). Lord Kelvin pada
tahun 1848 mengusulkan skala temperature termodinamika pada suatu titik
tetaptriple point, dimana fase padat, cair dan uap berada bersama dalam
equilibrium, angka ini adalah 273,16 oK ( derajat Kelvin) yang juga
merupakan titik es.
Untuk mengukur
suhu pada rentang tertentu harus digunakan suatu komponen. Diantaranya adalah
termistor dan IC LM35. Setiap sensor dan komponen-komponen lain pasti memliki
karakteristik yang berbeda-beda. Untuk mengetahui system atau prinsip kerja
dari senso-sensor ini dan mengetahui karakteristik masing-masing sensor maka
dilakukanlah praktikum percobaan sensor temperatur ini.
1.2.
TujuanPercobaan
Adapuntujuandilakukannyapraktikuminiadalah
:
a. Mempelajari
karakteristik sensor temperatur LM 35 dan thermistor
b. Mampu
mengkalibrasi sensor tersebut
c. Memahami
perbedaan tanggapan sensor yang sudah linear dengan yang belum linear tanggapannya
d. Mampu
membuat rangkaian yang berfungsi meningkatkan linearisasi tanggapan thermistor
sederhana
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Sensor
Sensor adalah alat untuk
mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam
lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroler sebagai otaknya.
Dapat pula dikatakan bahwa sensor
merupakan jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
Sensor adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia,
energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Sensor sering juga digunakan untuk
pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis
sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya,
sensor suhu, dan sensor tekanan.
Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya :
temperatur, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrik yang proposional.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.
2. Tidak tergantung temperature
Keluaran konverter tidak boleh
tergantung pada temperatur di sekelilingnya, kecuali sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih
sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang ada dapat diperoleh tegangan
listrik keluaran yang cukup besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang
diperlukan keluaran sensor untuk mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan
yang berubah secara mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai
masukan pada sistem tempat sensor tersebut berubah.
5. Batas frekuensi terendah dan
tertinggi
Batas-batas tersebut adalah nilai
frekuensi masukan periodik terendah dan tertinggi yang masih dapat dikonversi
oleh sensor secara benar. Pada kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi
terendah adalah 0 Hz.
6. Tabilitas waktu
Untuk nilai masukan (input) tertentu
sensor harus dapat memberikan keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu
yang lama.
7. Histerisis
Gejala histerisis yang ada pada
magnetisasi besi dapat pula dijumpai pada sensor. Misalnya, pada suatu
temperatur tertentu sebuah sensor dapat memberikan keluaran yang berlainan.
Empat sifat diantara syarat-syarat dia
atas, yaitu linieritas, ketergantungan pada temperatur, stabilitas waktu dan
histerisis menentukan ketelitian sensor (Candra Robby. 2006).
2.2.Sensor Temperatur
Temperatur merupakan salah satu dari
empat besaran dasar yang diakui oleh Sistem Pengukuran Internasional (The
International Measuring System). Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala
temperature termodinamika pada suatu titik tetap triple point, dimana
fase padat, cair dan uap berada bersama dalam equilibrium, angka ini adalah
273,16 oK ( derajat Kelvin) yang juga merupakan titik es. Skala lain
adalah Celcius, Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
oF = 9/5 oC + 32 atau
oC = 5/9 (oF-32) atau
oR = oF + 459,69
Temperatur adalah kondisi penting dari
suatu substrat. Sedangkan “panas adalah salah satu bentuk energi
yang diasosiasikan dengan aktifitas molekul-molekul dari suatu substrat”.
Partikel dari suatu substrat diasumsikan selalu bergerak. Pergerakan partikel
inilah yang kemudian dirasakan sebagai panas. Sedangkan temperatur adalah
ukuran perbandingan dari panas tersebut.
Pergerakan partikel substrat dapat
terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1. Benda padat,
2. Benda cair dan
3. Benda gas (udara)
Aliran kalor substrat pada dimensi
padat, cair dan gas dapat terjadi secara :
1. Konduksi, yaitu pengaliran panas
melalui benda padat (penghantar) secara kontak langsung
2. Konveksi, yaitu pengaliran panas
melalui media cair secara kontak langsung
3. Radiasi, yaitu pengaliran panas
melalui media udara/gas secara kontak tidak langsung
Pada aplikasi pendeteksian atau
pengukuran tertentu, dapat dipilih salah satu tipe sensor dengan pertimbangan :
1. Penampilan (Performance)
2. Kehandalan (Reliable) dan
3. Faktor ekonomis ( Economic)
a.Pemilihan Jenis Sensor Suhu
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan pemilihan jenis sensor suhu adalah: (Imas Fatoni,2009).
1. Level suhu
maksimum dan minimum dari suatu substrat yang diukur.
2. Jangkauan
(range) maksimum pengukuran
3. Konduktivitas
kalor dari substrat
4. Respon waktu
perubahan suhu dari substrat
5. Linieritas
sensor
6. Jangkauan
temperatur kerja
Selain dari ketentuan diatas, perlu juga
diperhatikan aspek phisik dan kimia dari sensor seperti ketahanan terhadap
korosi (karat), ketahanan terhadap guncangan, pengkabelan (instalasi), keamanan
dan lain-lain.
b.Tempertur Kerja Sensor
Setiap sensor suhu memiliki temperatur
kerja yang berbeda, untuk pengukuran suhu disekitar kamar yaitu antara -35oC
sampai 150oC, dapat dipilih sensor NTC, PTC, transistor, dioda dan IC hibrid.
Untuk suhu menengah yaitu antara 150oC sampai 700oC, dapat dipilih thermocouple
dan RTD. Untuk suhu yang lebih tinggi sampai 1500oC, tidak memungkinkan lagi
dipergunakan sensor-sensor kontak langsung, maka teknis pengukurannya dilakukan
menggunakan cara radiasi. Untuk pengukuran suhu pada daerah sangat dingin
dibawah 65oK = -208oC ( 0oC = 273,16oK ) dapat digunakan resistor
karbon biasa karena pada suhu ini karbon berlaku seperti semikonduktor. Untuk
suhu antara 65oK sampai -35oC dapat digunakan kristal silikon dengan kemurnian
tinggi sebagai sensor.
2.3.Jenis-jenis Sensor Temperatur
a. Termistor
Termistor atau tahanan
thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan
koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Umumnya
tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk
setiap kenaikan temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan
temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran,
pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi.
Termistor terbuat dari campuran
oksida-oksida logam yang diendapkan seperti: mangan (Mn), nikel (Ni), cobalt
(Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium (U). Rangkuman tahanannya adalah dari
0,5 sampai 75 dan tersedia dalam berbagai bentuk dan
ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk mani-manik (beads) dengan diameter
0,15 mm sampai 1,25 mm, bentuk piringan (disk) atau cincin (washer) dengan
ukuran 2,5 mm sampai 25 mm. Cincin-cincin dapat ditumpukan dan di
tempatkan secara seri atau paralel guna memperbesar disipasi daya.
Dalam operasinya termistor memanfaatkan
perubahan resistivitas terhadap temperatur, dan umumnya nilai tahanannya turun
terhadap temperatur secara eksponensial untuk jenis NTC ( Negative Thermal
Coeffisien).
Thermistor mempunyai dua macam tipe,
yaitu :
1. NTC (Negative Temperature
Koefficience)
Thermistor jenis ini memiliki resistansi
menurun apabila temperaturnya naik, jika resistansinya berkurang maka
temperaturnya bertambah (Fraden, 1996). Thermistor jenis NTC ini dibuat dari
campuran antara nikel (Ni), cobalt (Co), magnesium (Mg), besi (Fe) dan tembaga
(Cu) (Abisabrina,2010.).
b. IC LM35
LM 35 ialah sensor temperatur paling
banyak digunakan untuk praktek, karena selain harganya cukup murah,
linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal
yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan
±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dimaksudkan untuk
beroperasi pada -55° hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C
hingga +110°C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8
kaki dan paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV
setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C).
IC LM 35 termasuk kedalam jenis IC
sensor. Berbeda dengan jenis sensor suhu lain seperti thermokopel atau RTD
(Resistance Temperatur Detector), pada thermokopel pengukuran suhu dihasilkan
oleh perbedaan suhu yang timbul antara dua tranduser panas dan dingin yang
disambungkan dan dihubungkan dengan referensi. Sedangkan pada RTD (resistance
Temperatur Detector), pengukuran suhu didasari pada perubahan nilai hambatan
listrikpada logam yang bervariasi dengan nilai yang sebanding antara hambatan listrik
pada logam dengan suhu. Jenis IC sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian
terpadu yang menggunakan chip silicon untuk pengindraannya, dengan konfigurasi
output tegangan dean arus yang sangat linear. Karakteristik sensor temperatur
LM 35 linear yaitu pada 10mVoC yaitu setiap perubahan suhu sebesar
1oC maka akan memberikan perubahan pada tegangan keluaran sebesar10mV.
Bentuk fisis dari IC LM 35 terdiri dari
3 kaki yaitu Vs, Vout, dan ground. Kaki Vs merupakan jalur untuk memberikan
sumber tegangan dengan batasan 4 Volt sampai 20 Volt, sedangkan kaki Vout
merupakan jalur keluar sinyal. Berikut gambar IC LM 35 (Abisabrina,2010.)
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.WaktudanTempat
PraktikumInstrumentasi, 15 november 2017 pukul 15.00 diRTEP 2, JurusanTeknikPertanian, FakultasPertanian, Universitas
Lampung.
3.2.AlatdanBahan
Dalam praktikum
kali ini menggunakan alat dan bahannya yaitu laptop yang sudah memiliki
aplikasi arduino, LM35 yang sudah terhubung dengan rangkain.
3.3. Cara Kerja
Adapuncarakerjapraktikuminiadalahsebagaiberikut
:
1. Instal
terlebih dahulu computer praktikan
2. Pastikan
program deteksi alamat register I2C
3. Merangkai I2C
pada LCD., letakkan vcc 5 volt dilanjutkan dengan merangkai lm35
4. Menuliskan
program
IV.
PEMBAHASAN
Sensor
suhu LM35 adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering
digunakan untuk project sistem monitoring suhu/temperatur. Hal ini mungkin
cukup beralasan dikarenakan sensor LM35 cukup murah, mudah, dan banyak di pasaran.
Karakteristik dari LM35 adalah memiliki sensitivitas suhu sebesar 10mV/°C yaitu
setiap kenaikan suhu sebesar 1 °C, maka tegangan keluarannya mengalami kenaikan
sebesar 10mV. Itu berarti jika kita melakukan pengukuran menggunakan avometer
ke kaki output LM35, misalkan hasil yang kita ukur berupa tegangan 0.35 V,maka
itu berarti bernilai 35 °C jika diubah ke Celcius. Jangkauan suhu yang dapat
diukur oleh LM35 berupa tegangan keluaran dengan range -0.55 – 1.5 volt berarti
-55 °C – 150 °C. Batas maksimum suhu yang dapat diukur oleh LM35 sebesar
150 °C = 1.5 volt. Untuk lebih jelasnya silahkan buka di datasheet LM35di sini.
LM35
terdiri dari 3 pin yaitu vcc, gnd, dan sinyal output seperti gambar di bawah
ini :
pinout LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen
elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran
listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian
ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National
Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan
lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating)
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating)
dari sensor yang dapat menyebabkan
kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC
Karakteristik Sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier
antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Grafik akurasi LM35 terhadap
suhu
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah
besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35
mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai
pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan
menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface)
rangkaian control yang sangat mudah.
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan
dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius
pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC
LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator
tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di
dalam suhu ruangan.IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
• Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
• Lineritas +10 mV/ º C.
• Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
• Range +2 º C – 150 º C.
• Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
• Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
Dalam
protokol jaringan TCP/IP, sebuah port adalah mekanisme yang
mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa sesi koneksi dengan
komputer lainnya dan program di dalam jaringan. Port dapat mengidentifikasikan
aplikasi dan layanan yang menggunakan koneksi di dalam jaringan TCP/IP.
Sehingga, port juga mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah
server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien
dapat mengakses sebuah layanan yang ada dalam server. Port dapat dikenali
dengan angka 16-Bit (dua byte) yang disebut dengan Port Number dan
diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, ke dalam Port
TCP dan Port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum
jumlah port untuk setiap protokol transport yang digunakan adalah 65536 buah.
Dilihat
dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis, yakni sebagai
berikut:
- Well-known Port: yang pada awalnya berkisar antara 0 hingga 255 tapi kemudian diperlebar untuk mendukung antara 0 hingga 1023. Port number yang termasuk ke dalam well-known port, selalu merepresentasikan layanan jaringan yang sama, dan ditetapkan oleh Internet Assigned Number Authority (IANA). Beberapa di antara port-port yang berada di dalam range Well-known port masih belum ditetapkan dan direservasikan untuk digunakan oleh layanan yang bakal ada di masa depan. Well-known port didefinisikan dalam RFC 1060.
- Registered Port: Merupakan Port-port yang digunakan oleh vendor-vendor komputer atau jaringan yang berbeda untuk mendukung aplikasi dan sistem operasi yang mereka buat. Registered port juga diketahui dan didaftarkan oleh IANA tapi tidak dialokasikan secara permanen, sehingga vendor lainnya dapat menggunakan port number yang sama. Range registered port berkisar dari 1024 hingga 49151 dan beberapa port di antaranya adalah Dynamically Assigned Port.
- Dynamically Assigned Port: merupakan port-port yang ditetapkan oleh sistem operasi atau aplikasi yang digunakan untuk melayani request dari pengguna sesuai dengan kebutuhan. Dynamically Assigned Port berkisar dari 1024 hingga 65536 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai kebutuhan.
Port
|
Jenis
Port
|
Keyword
|
Digunakan
oleh
|
20
|
TCP,
UDP
|
ftp-data
|
File
Transfer protocol (default data)
|
21
|
TCP,
UDP
|
ftp
|
File
Transfer protocol (control),connection dialog
|
23
|
TCP,
UDP
|
telnet
|
telnet
|
25
|
TCP,
UDP
|
Smtp
|
Simple
Mail Transfer Protocol alias = mail
|
53
|
TCP,
UDP
|
domain
|
Domain
Name System Server
|
67
|
TCP,
UDP
|
Bootpc
|
DHCP/BOOTP
Protocol Server
|
68
|
TCP,
UDP
|
Bootpc
|
DHCP/BOOTP
Protocol Server
|
69
|
TCP,
UDP
|
Tftp
|
Trivial
File Transfer Protocol
|
80
|
TCP,
UDP
|
www
|
World
Wide Web HTTP
|
110
|
TCP,
UDP
|
pop3
|
PostOfficerotocolversion3(POP3);alias=postoffice
|
123
|
TCP,
UDP
|
Ntp
|
Network
Time Protocol; alias = ntpd ntp
|
220
|
TCP,
UDP
|
imap3
|
Interactive
Mail Access Protocol versi 3
|
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka
dapat dismpulkan bahwa:
1. Sensor
suhu LM35 memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
2. LM 35 adalah IC yang
berfungsi sebagai sensor suhu, dimana LM 35 ini memiliki ketelitian yang sangat
tinggi
3. Thermistor merupakan komponen
semikonduktor yang terbuat dari campuran
oksida-oksida logam yang diendapkan
4. Termistor dapat diklasifikasikan ke dalam
dua jenis,yaitu Negative temperature Coefficient (NTC) dan positif Temperetur
Coefficient (PTC).
DAFTAR PUSTAKA
Abisabrina.
2010.Cara Menggunakan Multimeter.Erlangga.
Jakarta
Candra Robby. 2006. AlatPemantauSuhuRuanganMelalui WebBerbasiskan
Mikrokontroler. JurusanSistemKomputer.
UniversitasGunadarma.
Jakarta
Lister. 1998. Mesin dan Pengkajian Listrik.Erlangga.
Jakarta.
dengan Perbandingan Tegangan dan Suhu
Berbasis Mikrokontroler
atmega8535l.Universitas Negeri Jakarta. Jakarta
Posting Komentar untuk "Uji Coba Rangkaian LM35"