Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKALAH (Pengantar Budidaya Tanaman) "BUDIDAYA NIR TANAH (HIDROPONIK)"


MAKALAH

(Pengantar Budidaya Tanaman)
"BUDIDAYA NIR TANAH (HIDROPONIK)"


Oleh

Salsa Dinara Pangestu
1914071048




JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020


PENDAHULUAN

 

Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Jadi, hidroponik ialah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman mengambil unsur hara yang diperlukan. Pada umumnya, tanaman dapat di tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan bersifat porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. (Lingga, 2005). 

 

Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air yang telah dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh tanaman untuk menggantikan tanah. Konsentrasi larutan nutrisi harus dipertahankan pada tingkat tertentu agar pertumbuhan dan produksi tanaman optimal. Hidroponik  menjadi salah satu alternatif terbatasnya lahan pertanian dan dapat dilakukan pada lahan yang kesuburannya rendah maupun di wilayah padat penduduk. Komoditas yang dapat dipilih dalam teknik budidaya ini seperti selada, packcoy, bayam, dll (Istiqomah, 2006).

 

Teknik budidaya secara hidroponik dapat berkembang secara cepat karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional. Kelebihan yang utama adalah keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Kelebihan lainnya adalah perawatan lebih praktis, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman dapat tumbuh dengan pesat dan tidak kotor, hasil produksi lebih kontinu, serta beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan diluar musim. Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari dan kelembaban udara yang diperlukan tanaman selama masa pertumbuhannya, perlu dibangun greenhouse yang berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Lingga, 1987). 

 

ISI

 

Hidroponik memiliki berbagai macam dan bentuk sistem tanam diantaranya sebagai berikut :

 

1.    NFT (Nutrient Film Technique)

NFT adalah metode budidaya yang akar tanamannya tumbuh pada lapisan air dangkal dan tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Hal tersebut membuat tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen sehingga perakaran tidak mudah busuk. Prinsip kerja NFT adalah air dan nutrisi digunakan berulang-ulang setelah melewati tanaman. Jenis tanaman yang biasa digunakan dalam sistem ini yaitu tanaman hijau berdaun dengan periode pertumbuhan pendek, seperti selada dan bayam. 





2.    DFT ( Deep Flow Technique)

DFT adalah sistem tanam hidroponik yang memakai genangan air pada instalasi serta menggunakan perputaran atau sirkulasi aliran pelan. Bentuk instalasi pada DFT datar sehingga mempertahankan air nutrisi untuk menggenang. Dikarenakan sistem menyisakan air menggenang , maka pompa tidak harus selalu dinyalakan dan dapat membuat pompa menyala pada waktu tertentu.  Jenis tanaman yang biasa digunakan pada sistem ini seperti selada, pakcoy, mentimun, melon, dll.





3.    Sistem Rakit Apung

Sistem rakit apung merupakan teknik penggenangan air dan nutrisi di daerah perakaran tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi setiap saat. Sistem ini terdiri dari bak atau kolam yang memiliki ketinggian air nutrisi sekitar 20 cm dan tanaman diapungkan diatas air memakai selembar steroform yang dibolongi sesuai ukuran net pot dengan posisi akar tanaman terendam air. Jenis tanaman yang biasa di tanam pada jenis sistem ini yaitu, selada, tomat, cabai dll.




 

4.    Sistem Drip

Sistem drip (tetes) adalah metode yang menggunakan system aerasi untuk mengalirkan air yang sebelumnya sudah diberikan nutrisi dan akan diteteskan pada akar atau batang tanaman secara berkala. Prinsip kerja sistem ini yaitu dengan meneteskan larutan nutrsi pada akar tanaman agar tetap lembab dan basah. Tujuan dari system ini untuk menghemat air dan memberikan intensifitas nutrisi serta memfokuskan perhatian pada tanaman. Sistem ini lebih efektif untuk tanaman yang agak besar dan membutuhkan ruang lebih untuk pertumbuhan akar. 




5.    Sistem Aeroponik

Sistem aeroponik adalah teknik budidaya di udara tanpa penggunaan tanah dengan menggunakan air yang berisi larutan hara disemprotkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Air dan nutrisi tersebut disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler dan akar tanaman akan menyerap larutan hara tersebut. Jenis tanaman yang umumnya ditanam secara aeroponik berupa sayuran daun yang waktu panennya sekitar satu bulan setelah pindah tanam seperti selada, kangkung, dan bayam. 





6.    Sistem Sumbu (Wick System)

Sistem sumbu adalah sistem yang menggunakan media sumbu untuk mengalirkan air nutrisi ke dalam akar tanaman tanpa perlu memakai pompa karena sumbu tersebut menyerap air nutrsi dan menghantarkannya ke tanaman. Bahan yang dapat digunakan sebagai sumbu biasanya seperti kain flannel, tali rayon, tali wol, dll. Sistem sumbu kurang efektif untuk tanaman yang membutuhkan banyak air karena kemampuan kapiler sumbu dalam menyalurkan nutrisi bersifat terbatas.




 

KESIMPULAN

 

 

Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini sebagai berikut :

1.    Hidroponik sebagai salah satu sistem teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah melainkan memanfaatkan air atau larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman

2.    Hidroponik memiliki banyak manfaat dan kelebihan diantaranya yaitu, menghemat lahan kosong, lebih cepat tumbuh, kualitas tanaman terjamin, tanpa pestsida, tidak ada gulma, dll.

3.    Macam-macam dan bentuk sistem tanam hidroponik antara lain sistem NFT (Nutrient Film Technique), sistem DFT (Deep Flow Technique), sitem rakit apung, sistem drip, sistem aeroponik, serta sistem sumbu (Wick System).




























Posting Komentar untuk "MAKALAH (Pengantar Budidaya Tanaman) "BUDIDAYA NIR TANAH (HIDROPONIK)""