Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura
TEKNIK
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
( Laporan Pengantar Budidaya Tanaman )
Oleh:
Sisi Agustin
1614071037
Kelompok
4

lABORATORIUM LAPANG TERPADU
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang
dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan
lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah,
pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai
permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman
perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga
dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup
serta kesejahteraan para petani.
Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops);dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah pakcoy dan bayam. Karena dua produk holtikultura ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.
Tanamansorgum di Indonesia sebenarnyasudahsejak lama
dikenaltetapipengembangannyatidaksebaikpadidanjagung,
halinidikarenakanmasihsedikitnyadaerah yang
memanfaatkantanamansorgumsebagaibahanpangan.Sorgumjugasangatpotensialuntukdiangkatmenjadikomoditasagroindustrikarenamempunyaibeberapakeunggulansepertidapattumbuh
di lahankeringdansawahpadamusimkering/
kemarau,resikokegagalankecildanpembiayaan (input) usahataninya relative rendah.
Selainbudidaya yang mudah, sorgumjugamempunyaimanfaat yang sangatluasantara
lain untukpakanternak, bahanbakuindustrimakanandanminuman, bahanbakuuntuk media
jamurmerang (mushroom), industrialkohol, bahanbakuetanoldansebagainya.
1.2 Tujuan
Adapun
tujun dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mengetahui
teknik budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
2. Mengetahui
cara pemeliharaan tanaman dengan baik.
3. Mengamati
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejak penanaman hingga panen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Sorgum
Tanaman
sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman graminae yang mampu tumbuh
hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat
kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle
(susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung
tanaman. Klasifikasi ilmiah tanaman sorgum menurut USDA (United States
Departement of Agriculture) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Subkerajaan : Tracheobionta
Superdivisi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Subklas :Commelinidae
Ordo :Cyperales
Ordo :Cyperales
Famili :Poaceae
Genus : Sorghum Moench.
Genus : Sorghum Moench.
Spesies :
Sorghum bicolor
Bentuk
tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe
bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga
sempurna. Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan
epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu
bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut
menyebabkan tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan. Pada umumnya
biji sorgum berbentuk bulat dengan ukuran biji kira -kira 4 x 2,5 x 3,5 mm.
Berat biji bervariasi antara 8 mg – 50 mg, rata-rata berat 28 mg. Berdasarkan
ukurannya sorgum dibagi atas (Sugito,2004).
Tanaman
sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur, air yang
terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasir pun
sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian
diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur
yang panjang.
Menurut
hasil penelitian, lahan yang cocok untuk pertumbuhan yang optimum untuk
pertanaman sorgum adalah :
· Suhu
optimum 23° 30° C
· Kelembaban
relatif 20% 40%
· Suhu tanah
± 25° C
· Ketinggian
≤ 800 m dpl
· Curah
hujan 375 – 425 mm/th
· pH 5,0 –
7,5
Selain
persyaratan di atas sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah podzolik merah
kuning yang masam, namun untukmemperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal
perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan bahan organik yang cukup.
Tanaman sorgum dapat beradaptasi pada tanah yang sering tergenang air pada saat
banyak turun hujan apabila system perakarannya sudah kuat (Olson,1988).
Pengolahan
tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai
tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik,
misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain
untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat
pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya pengolahan tanah
paling baik dilakukan 2 4 minggu sebelum tanam. Sorgum dapat ditanam pada
sembarang musim tanam asalkan pada saat tanaman muda tidak tergenang atau
kekeringan. Namun begitu waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim
hujan atau awal musim kemarau.
Jarak tanam
sorgum dapat bervariasi sesuai dengan varietas yang digunakan, ketersediaan air
tanah dan kesuburan. Untuk mencapai hasil yang optimum, varietas pendek dan
sedang memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan dengan varietas
tinggi. Pada jenis varietas sedang sampai batas tertentu terjadi kenaikkan
hasil dengan semakin tingginya populasi tanam. Sedangkan kebutuhan benih untuk
pertanaman sorgum berkisar 10 kg/ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 15 –
20 kg/ha dengan jarak tanam 60 cm x 20 cm. Tanaman sorgum banyak membutuhkan
pupuk N (Nitrogen). Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda tergantung pada
tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi secara umum dosis
yang dianjurkan adalah 200 kg Urea, 100 kg TSP atau SP36 dan 50 kg KCl.
Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 bagian diberikan pada waktu
tanam sebagai pupuk dasar bersamasama dengan pemberian pupuk TSP/SP36 dan KCl.
Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan setelah tanam. Pemupukan
dasar dilakukan saat tanam dengan cara di tugal sejauh 7 cm dari lubang tanam (
Sirappa, 2003).
2.2
Tanaman Bayam
Bayam “ Amaranthus sp. ” adalah salah satu
tanaman sayuran yang dapat di budidayakan di dataran rendah dan dataran tinggi.
Bayam ini memiliki dua jenis yang dapat di budidayakan yaitu bayam putih (
Amaranthus tricolor )dan bayam cabut( Amaranthus hibrydus L ). Namun,
kedua bayam ini memiliki perbedaan yang sangat jauh mulai dari bentuk daun,
cabang batang dan juga bunga. Secara garis besarnya bayam ini masih berfamili
dengan bayam-bayaman ( Amaranthuscea ). Selain itu, menurut beberapa
ilmuan bahwa bayam ini memiliki sistematika morfologi dan anatomi sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus sp.
Secara
umumnya, tanaman bayam dapat di lakukan anatomi dan morfologinya berdasarkan
bentuknya berupa akar, batang, daun, bunga dan biji. Tanaman bayam memiliki
akar perdu. . Batang pada tanaman ini memiliki panjang hingga 0.5-1 meter dan
memiliki cabang monodial. Tanaman ini memiliki daun tunggal, berwarna hijau
muda dan tua, berbentuk bulat memanjang serta oval. Bunga tanaman bayam ini
memiliki kelamin tunggal, berwarna hijau tua, dan juga memiliki mahkota terdiri
dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah serta
lainnya yang membantu dalam penyerbukan ( Ariyanto,2008).
Syarat tumbuh Bayam dapat tumbuh sepanajng tahun,
dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling
baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH
tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Bayam dapat
tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. pH
yang baik untuk pertumbuhannya antara 6-7. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan
merana, sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih
kekuning-kuningan), terutama pada daun yang masih muda. Tanaman bayam umumnya
tumbuh baik ditanah – tanah vulkanis atau ordo andisol. Tanaman bayam cocok
ditanaman didataran tinggi maka curah hujannya juga lebih dari 1500 mm / tahun
(Sahat,1996).
Lahan dicangkul
sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur
dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100
cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk
kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil
fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai
starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan
kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu
berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan
benih.
Penaburan
benih dilakukan dengan tiga cara, yaitu: ditebar langsung di atas bedengan,
yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar
secara merata di atas bedengan, ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15
cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah dan disemai setelah tumbuh (sekitar
10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya
dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam
petik. Bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah),
adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan
tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur
dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam)
membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air
sekitar 8 l/m2/hari (Hadisoeganda,1996).
2.3 Tanaman Pakcoy
Tanaman
pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China.
Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam
spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih
atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Adapun
klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophyta
- Kelas : Dicotyledonae
- Ordo : Rhoeadales
- Famili : Brassicaceae
- Genus : Brassica
- Spesies : Brassica rapa L
Morfologi tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) yaitu termasuk jenis tanaman sayuran daun dan
tergolong kedalam tanaman semusim (berumur
pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau
lebih, tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus,
tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan
berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman
5 cm. perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah
yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki
batang pendek yang berwarna keputih-putihan denng ukuran panjang 1,5 cm dan
diameter 3,5 cm (Hernowo,2010).
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5
meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya
dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan
terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh
apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang
pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada
akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah
gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimumuntuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Sharma,2007).
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu
lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan,
tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu sebelum di
tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah
20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan
ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu
disiram dengan sprayer, kemudian
diamati 3-5 hari benih akan tumbuh
setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan
ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng
20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman
dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100
kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan
20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati,
lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm ( Mangoendidjojo,2003).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum Pengantar Budidaya Tanaman ini dilaksanakan
selama bulan Oktober-Desember 2017 yang dilaksanakan setiap hari Selasa pukul
13.00-15.00, bertempat di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
3.2 Alat dan
Bahan
Dalam melakukan praktikum Pengantar Budidaya Tanaman
alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, koret, selang air, ember, gembor, alat
tulis, dan buku. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu, lahan dengan
ukuran 3x2 meter, pupuk kandang 10 kg, air, benih tanaman bayam, benih tanaman
pakcoy,dan benih tanaman bayam.
3.3 Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam melakukan
praktikum Pengantar Budidaya Tanaman ini adalah sebagai berikut:
3.3.1
Prosedur Kerja Tanaman Bayam
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman bayam adalah sebagai
beriikut:
1. Dibagi
lahan untuk setiap kelompok masing-masing berukuran 2x3 meter.
2.
Dibersihkn lahan terlebih dahulu dan digemburkan tanahnya.
3. Dibuat
dua bedengan tanah dan d patok setelah tanah gembur.
4. Diberi
pupuk sebanyak 10 kg untuk kedua gundukan tersebut.
5. Dibuat 3
larikan pada bedengan tanah sebelah kiri
6.
Ditaburkan benih bayam secara merata ke dalam larikan tadi.
7. Disiram
secara rutin pagi dan sore .
8. Dipilih 5
tanaman bayam untuk dijadikan sampel, dan diberi label sampel.
9. Dilakukan
pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggunya.
10. Dipanen
setelah bayam berumur
5 minggu .

11.
Ditimbang bobot basah masing-masing sampel, bobot basah seluruh sampel,dan
bobot basah seluruhasil panen.
Baca Juga
3.3.2
Prosedur Kerja Tanaman Sorgum
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman sorgum adalah sebagai
beriikut:
1. Dipupuk
tanah bedengan sebelah kanan, seminggu setelah pemupukan tanah sebelah kiri.
2. Diukur
bedengan dengan ukuran 90x300 cm.
3. Dibagikan
benih tanaman sorgum untuk setiap kelompok oleh asisten dosen.
4. Ditanam
benih sorgum dengan ketentuan jarak 10x60 , dibuat 20 lubang, dan diberi patok
untuk setiap lubang, satu lubang ditaman benih sorgum sebanyak 4 biji.
5. Disiram
secara rutin pagi dan sore
6. Dipilih 5
tanaman sorgum sebagai sampel, dan diberi label.
7. Dilakukan
pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggunya.
3.3.3
Prosedur Kerja Tanaman Pakcoy
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman pakcoy adalah sebagai
beriikut:
1. Dibagikan
benih pakcoy oleh asisten dosen.
2. Direndam
terlebih dahulu benih tanaman pakcoy, lalu diambil benih pakcoy yang tenggelam
.
3. Disiapkan
media semai tanaman pakcoy dapat tanah atau arang sekam, wadah persemaian
ukurannya lumayan besar.
4.
Ditaburkan benih tanaman pakcoy ke dalam media persemaian.
5.
Diletakkan dibawah naungan agar tidak terkena sinar matahari langsng
6. Dilakukan
penyiraman secara rutin
7. Diamati
pertumbuhan juga panjang daun dan tinggi tanaman rata-rata persemaian.
8.
Dipindahkan ke lahan setelah berumur 35 hari.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dari
praktikum tentang Tenik Budidaya Tanaman Pangan Dan Tanaman Hortikultura,
berikut adalah hasil pengamatan yang
diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan. .
No
|
Sampel
|
Mingguke-
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
1
|
0cm
|
3cm
|
9cm
|
26.5cm
|
50cm
|
2
|
2
|
0cm
|
3cm
|
10cm
|
31cm
|
59cm
|
3
|
3
|
0cm
|
4cm
|
12cm
|
39cm
|
71cm
|
4
|
4
|
0cm
|
8cm
|
24cm
|
45cm
|
70cm
|
5
|
5
|
0cm
|
5cm
|
18cm
|
44cm
|
82cm
|
Tabel
1.1. Pengamatan Tanaman Bayam.
No
|
Sampel
|
Mingguke-
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1
|
1
|
0cm
|
30cm
|
42cm
|
83cm
|
124cm
|
130cm
|
140cm
|
165cm
|
2
|
2
|
0cm
|
37cm
|
43cm
|
94cm
|
140cm
|
145cm
|
155cm
|
168cm
|
3
|
3
|
0cm
|
34cm
|
60cm
|
91cm
|
100cm
|
106cm
|
116cm
|
125cm
|
4
|
4
|
0cm
|
20cm
|
65cm
|
74cm
|
132cm
|
138cm
|
148cm
|
158cm
|
5
|
5
|
0cm
|
33cm
|
53cm
|
75cm
|
117cm
|
121cm
|
130cm
|
146cm
|
Tabel 1.2. Pengamatan
Tanaman Sorgum.
No
|
Sampel
rata rata
|
Mingguke-
|
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
1
|
0cm
|
4cm
|
9cm
|
12cm
|
15cm
|
Tabel 1.3.
Pengamatan Tanaman pakcoy Masa Semai
No
|
Sampel
|
Mingguke-
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
1
|
15cm
|
19cm
|
23cm
|
2
|
2
|
11cm
|
16cm
|
20.5cm
|
3
|
3
|
18.5cm
|
22cm
|
25.5cm
|
4
|
4
|
12cm
|
16.5cm
|
21cm
|
5
|
5
|
12cm
|
15cm
|
19.5cm
|
Tabel
1.4. Pengamatan Tanaman Pakcoy Setelah Pemindahan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tanaman Bayam ( Amaranthus
spinosus L )
Bayam adalah
sejenis sayuran daun yang mengandungi vitamin A, B dan C dan zat-zat galian
seperti kalsium dan besi. Berikut klasifikasi tanaman bayam ( Amaranthus spinosus L):
·
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
·
Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
·
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
·
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua
/ dikotil)
·
Sub Kelas : Hamamelidae
·
Ordo : Caryophyllales
·
Famili : Amaranthaceae (suku
bayam-bayaman)
·
Genus : Amaranthus
·
Spesies : Amaranthus spinosus
L.
Bayam sesuai ditanam diberbagai jenis tanah terutama
tanah gembur liat ringan dan tanah liat berpasir. Tanah yang kaya dengan
bahan organik, mempunyai aliran yang baik dan mempunyai kemasaman tanah di
antar 5.5 – 6.5 adalahpaling sesuai.Syarat tumbuh tanaman bayam yaitu pada
dataran tinggi , dengan curah hujan yang tinggi, curah hujannya bisa
mencapai lebih dari 1.500 m/tahun. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam
berkisar antara 16-20 derajat C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman
bayam antara 40-60% ( Ariyanto,2008 ).
Akar tanaman bayam duri sama seperti
akar tanaman bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang.
Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial.
Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang
(ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2 cm.
Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri
penninervis dan tepi daunnya repandus. Bunga terdapat di axilaar batang.
Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Setiap bunga memiliki
5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga
jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang.
Bunga ini termasuk bunga inflorencia. (Yusni, 2001).
Waktu yang baik untuk menanam adalah awal musim hujan (bulan
Oktober/November) dan awal musim kemarau (bulan April/Maret) karena pada
waktu tersebut kebutuhan air untuk tanaman dapat terpenuhi secara alami.
Seandainya anda akan menanam bayam di luar waktu tersebut maka harus
menyediakan sumber air yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pada musim
hujan, tanaman bayam masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tanahnya
tidak tergenang. jadi anda harus memperhatikan drainase tanah meskipun tanaman
bayam tahan terhadap air hujan. Untuk itu, bedengan dibuat lebih tinggi
dibanding penanaman saat musim kemarau, yaitu setinggi 35 cm.
Sebaliknya, pada musim kemarau, penyiraman harus dilakukan secara
teratur. (Hadisoeganda,1996).
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman
antara 25-35 hari setelah tanam.Tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum
berbunga. Waktu panen yang paling baik adalahpagi atau sore hari, saat suhu
udara tidak terlalu tinggi. Periode panen pertama dilakukan mulai umur 25-30
hari setelah tanam, kemudian panen berikutnyaadalah 3-5 hari sekali. Tanaman
yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karenabila melampaui umur
tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasardan tanaman
telah berbunga (Sahat,1996).
Dalam pemeliharaan benih/bibit perlu dilakukan
penyiraman dengan teratur dan hati-hati. anah yang digunakan juga perlu dipupuk
agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang.
Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang ama/penyakit maka perlu
disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah. Apabila sewaktu menyebar benih
secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadipertumbuhan yang
mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena salingbersaing
satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai
panenpertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka
setelah penanaman di lapangan ada yang mati/terserang penyakit, maka perlu
dilakukan penyulaman denganmengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan
mencabut dan apabila terserangpenyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke
tanaman lainnya. Penyulaman dapatdilakukan seminggu setelah tanam.
Hasil tanaman bayam yang kami tanamtelahsesuaidenganteori
yang sudahada. Seperti penanaman bayam yang dilakukan
mulaidaribulanOktoberhingga
November, karenapadasaatituawaldarimusimpenghujan ( Hujan ).
Tetapipadatanamanbayam kami warnadaunsedikit layu diakibatkan suhu yang panas dan tidak
ternaungi atau terkena paparan sinar matahari langsung. Bedengan yang kami buat
berkisar 15-20 cm tidak terlalu tinggi namu cukup untuk drainase akibat pada
buan Oktober-November merupakan awal musim penghujan. Namun pada saat pemanenan
tanaman bayam sudah terlewat waktu panen sehigga tanaman yang di panen sudah
terlalu besar dan tua, pada awal pertumbuhan benih tanaman bayam banyak
diantaranya yang gagal sehingga dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman
yang mati/tidak tumbuh.
Selama penanaman masalah yang dihadapi yaitu berupa serangan
hama dan penyakit daun sepeti, seerangga ulat daun (Spodoptera
Plusia Hymenia)yang mengakibatkan daun
berlubang-lubang, penyait tanaman yang dihadapi tidak ada dan beberapa jenis gulma: rumput-rumputan,
alang-alang. yang tumbuh mengganggu tanaman budidaya. Pupuk yang digunakan
dalam penanaman bayam ini pupuk organik yaitu pupuk kandang yang digunakan pada
saat pengolahan lahan untuk pertama kalinya , kami hanya meakukan pemupukan
sekali pada saat pengolahan lahan saja.
Pada sample 4,
tanamanbayaminimemilikitingkatkesuburan yang tinggi. Karenapada sample
initanamanmemilikijumlahdaun yang banyakdantinggitanaman yang ideal, namun ada sedikit gangguan
dari hama ulat yang mengakibatkan daun sedikit berlubang.
4.2.2
Tanaman Sorgum (Sorghum
bicolor.L )
Sorgum (Sorgum
bicolor L) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama
dengan padi, jagung, tebu, gandum, dan lain-lain. Di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, sorgum dikenal dengan nama jagung cantel, sedangkan di Jawa Barat
dikenal dengan nama jagung cantrik dan batara tojeng di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor L. Moench termasuk ke
dalam :
Kingdom : Plantae.
Subkingdom : Tracheobionta
Superdevisi : Spermatophyta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida/Monokotiledon
Ordo : Cyperales
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum bicolor L
Bunga sorgum tersusun
dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada setiap malai sekitar 1500 – 4000
bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7 cabang malai paling atas ke
bawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak atau melengkung, berukuran
panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai terbuka. Tanaman sorgum
mempunyai batang yang merupakan rangkaian berseri dari ruas (internodes) dan buku (nodes).
Bentuk batangnya silinder dengan ukuran diameter batang pada bagian pangkal
antara 0,5 – 5,0 cm. Tinggi batang tanaman
sorgum bervariasi yaitu antara 0,5–4,0 m tergantung pada varietas ( Suprapto,1987).
Secara umum, biji
sorgum dapat dikenali dengan bentuknya yang bulat dan terdiri dari tiga lapisan
utama, yaitu kulit luar (8%), lembaga (10%), dan endosperma (82%). Ukuran
bijinya kira-kira adalah 4.0 x 2.5 x 3.5mm, dan berat biji 100 butir berkisar
antara 8 mg sampai 50 mg dengan rata-rata 28mg. Berdasarkan bentuk dan
ukurannya, biji sorgum dapat digolongkan sebagai biji berukuran kecil
(8-10 mg), sedang
(12-24 mg), dan besar (25-35 mg). Kulit bijinya ada yang berwarna putih,
merah,atau coklat ( Rismunandar, 1989).
Tanaman sorgum dapat
berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan yang kurang subur, air yang terbatas
dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasirpun sorgum dapat
dibudidayakan.Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m
dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur yang
panjang.
Suhu optimum untuk
pertumbuhan sorgum berkisar antara 23° C – 30 ° C
dengan kelembaban
relatif 20 – 40 %. Pada daerah-daerah dengan ketinggian
800 m dan permukaan
laut dimana suhunya kurang dari 20 ° C, pertumbuhan
tanaman akan terhambat.
Selama pertumbuhan tanaman, curah hujan yang
diperlukan adalah
berkisar antara 375 – 425 mm. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah
600 mm/tahun. Tanaman sorgum akan tumbuh baik pada ketinggian 1– 500 m diatas
permukaan laut di Indonesia. Tanaman ini akan memperlama umur panen ketika
ditanam diatas 500 m diatas permukaan laut. Tanaman ini mampu hidup diatas suhu
47 ° F (Nurmala, 1998).
Tanaman sorgum yang kami
tanam kurang lebih telah memenuhi beberapa syarat dari teori yang sudah ada,
tanaman sorgum ditanam pada ketinggian kurang dari 500 mdpl, dengan suhu 24-29
° C sehingga pertumbuhan sorgm bagus dan tidak terhambat. Selama penanaman
sorgum walaupun ditanam pada bulan Oktober-Desember namun curah hujan belum
terlalu tinggi sehingga pertumbuhan sorgum dapat berjalan dengan baik. (Soemantri,1994).
Sample empat adalah
salah satu sample tanaman sorgum yang pertumbuhannya paling baik dilihat dari
jumlah daun yang paling banyak dan ketinggian yang tertinggi di antara sample
yang lain. Daun berwarna hijau cerah tnpa ada gangguan dari hama maupun
penyakit.
Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman sorgum yaitu penyakit bercak daun ,penyakit ini menyebabkan bercak
pada daun dengan warna kemerah-merahan atau keungu-unguan dan menyebabkan busuk
merah pada batang dimana jaringan bagian dalam buku berair dan berubah
warnanya. Penyakit ini menyebar secara luas, penyakit blight serangan penyakit
ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau kecoklatan yang
akhirnya menyatu, penyakit karat sering terjadi secara luas pada sorgum tetapi
pertumbuhan penyakit tidak berlangsung lagi apabila tanaman sorgum telah
mencapai dewasa, lalat bibit sorgum merupakan hama yang utama di daerah tropis.
Pupuk yang digunakanpadatanaman kami adalahpupukkandang.
Pupukkandangadalaholahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan
pada lahanpertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.Kebanyakan pupuk
kandang berupa feses yang
dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika
sedang digembalakan di lahan pertanian, misal ketika sedang
memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di
dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan
oleh hewan tersebut.
4.2.2
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)
Pakcoy
(Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk
keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan
setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta
Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sefamili
dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
Filipina,
Malaysia, Indonesia dan Thailand. Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies : Brassica rapa L
Daun
pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan
mengkilat,
tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,
tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun,
berwarna
putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi
15–30
cm. Pakcoy mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanah di
Indonesia sehingga
bagus untuk dikembangkan ( Setiawan,2014).
Daerah
penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman pakcoy dapat
tumbuh
baik di tempat yang bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sehingga
dapat
diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian
pada
kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman
pakcoy
tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.(Prasasti,2014)
Tanaman
pakcoy cocok ditanam pada tipe tanah lempung, lempung
berpasir,
gembur dan mengandung bahan organik. Pakcoy tumbuh optimum pada
tanah
yang memiliki pH 6,0-6,8. Lokasi yang diperlukan merupakan lokasi
terbuka dan drainase
air lancar.
Pakcoy
ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan
tinggi; yaitu sekitar 20– , dan bagi kultivar kerdil
ditanam
dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan
kultivar
lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki
umur
pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10
hari,
pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy
adalah
tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya
baik Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk
pertumbuhannya adalah
antara pH 5 sampai pH 7(Wahyudi, 2010).
Biji
pakcoy berukuran kecil sehingga perlu disemai dahulu sebelum
ditanam
secara luas. Wadah persemaian berupa polybag, kotak kayu atau
kotak
plastik. Selain menggunakan wadah tersebut, persemaian juga dapat
dilakukan
dilahan dengan bedeng terpisah. Diatas bedengan perlu diberi atap
agar
bibit terhindar dari hujan lebat dan terik matahari. Media semai yang
digunakan
adalah campuran tanah dengan pupuk organik. Untuk tanah liat,
dapat
dicampur dengan pupuk organik dan pasir. Setelah media siap, buat
lubang
tanam dengan jarak 1-4 cm. Setiap lubang tanam diisi dengan 1-3 biji
selada. Persemaian
selada membutuhkan waktu 3 minggu (Pracaya,2011).
Pakcoy
membutuhkan kelembaban tinggi untuk tumbuh secara
optimal.
Suplai air perlu dijaga dengan baik, terutama areal pertanaman di
dataran
rendah di mana suhu udara cenderung tinggi dan sering terjadi
keterbatasan
pasokan air. Kebutuhan air sangat tinggi di usia awal tanam.
Ketersediaan
air yang berlebihan juga tidak baik untuk pertumbuhan
karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan
penurunan
kualitas
hasil. Sumber air irigasi untuk pertanian organik harus dipisahkan
dari
pertanian konvensional lebih sulit daripada lahan dan sumber air
irigasi
untuk pertanian konvensional yang tidak harus dipisahkan dengan
sistem
pertanian lainnya.
Tanaman pakcoy yang
kami tanam telah memenuhi syarat tumbuh tanaman pakcoy dan dapat tumbuh dengan
baik. Seperti , kami menanam tanaman pakcoy di dataran rendah dengan suhu 25-30
°C, walaupun sedikit panas amun dengan dilakukan penyiraman secara rutin pakcoy
dapat tumbuh dengan baik. Menurut teori yang ada persemaian tanaman pakcoy
dapat dipindahkan setelah berumur 3 minggu dari masa semai, namun kami
memindahkan persemaian ke lahan pada umur 4-5 minggu dikarenakan menunggu bayam
panen.
Tanaman pakcoy yang
kami semai rata-rata tumbuh dengan baik dengan daun yang banyak namun pada
awanya ada batang pakcoy yang kecil dan ada yang besar , setelah 4-5 minggu
lalu tanaman pakcoy dipindahkan ke lahan dan diambil lima sample , dari kelima
sample yang ada sample nomor tiga yang memiliki pertumbuhan paling bagus,
batang yang besar , daun yang banyak dan lebar dan juga warna daunyang cerah,
namun pada saat dipindahkan ke lahan banyak tanaman pakcoy yang terserang hama
yang menjadikan daun pakcoy berlubang.
Hama dan penyakit yang
menyerang tanaman pakcoy seperti ulat
grayak , serengan ulat yang satu ini yaitu terjadi pada daun
pakcoy, sehingga tak heran jika daun pakcoy akan berlubang-lubang, dan serangan
ulat ini biasanya terjadi pada daun yang masih muda, gulma yang tumbuh juga
menjadi hambtan dalam penanaman tanaman pakcoy, dan tidak ada penyakit yang
menyerang tanaman pakcoy kami.
Pupuk yang digunakanpadatanaman
kami adalahpupukkandang. Pupukkandangadalaholahan kotoran hewan,
biasanya ternak, yang
diberikan pada lahanpertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.Kebanyakan
pupuk kandang berupa feses yang
dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika
sedang digembalakan di lahan pertanian, misal
ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas
nutrisi yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis
hewan dan apa yang dimakan oleh hewan tersebut. Penggunaan pupuk kandang di lahan
kering diberikan dengan berbagai cara, seperti ditebarkan di atas tanah,
dicampur saat pengolahan tanah, diberikan dalam larikan, atau diberikan pada
lubang tanam
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang berjudul Teknik
Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Teknik dalam budidaya tanaman
diawali dengan pengolahan lahan, menebar benih, pemeliharaan /perawatan, dan
pemanenan.
2.
Pemeliharaan tanaman dilakukan
sesui dengan kebutuhan tiap-tiap tanaman,namun yang utama adalah ppenyiraman
secara rutin, pemeliharaan/perawatan, dan pemupukan.
3.
Perkembangan dan pertumbuhan
tanaman yang barada dilahan tumbuh dengan baik karena telah sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman tersebut, namun terdapat beberapa kendala seperti adanya
hama dan gulma.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. IPB
Bogor.
Hadisoeganda,A.W. 1996. Bayam:Sayuran
Penyangga Petani di Indonesia.Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Hernowo. 2010. Beranam Petsai dan Sawi. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Mangoendidjojo.2003. Pemuliaan
Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Nurmala.T. 1998. Serealia Sumber
Karbohidrat Utama Cetakan Pertama.Rineka Cipta. Jakarta.
Oslon,R.A. 1988. Corn Production
In Monograph Agronomy Corn and Corn Inprovement. Gramedia. Jakarta.
Pracaya. 2011. Tanaman Pakcoy. Erlanga.
Jakarta.
Prasasti.2014. Budidaya Tanaman Sawi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rismunandar.1989. Sorgum Tanaman
Serba Guna. Sinar Baru. Bandung.
Sahat, S, dkk. 1996. Bayam. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Setiawan, A. 2014. Budidaya
Tanaman pakcoy. IPB.Bogor.
Sharma. 2007. Taksonomi Tanaman. Erlangga .Jakarta.
Sirippa, M.P. 2003. Prospek
Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif untuk
Pangan,Pakan,dan Industri. IPB.
Bogor.
Soemantri. 1994. Analisis Makanan
. UGM. Yogyakarta.
Sugito. 2004. Efektifitas Cara
Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Sorgum Manis .
Graha Husada. Jakarta.
Suprapto, dkk. 1987. Tanaman
Sorgum. Gramedia. Jakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis
Bertanam Sayur. Agro Media. Jakarta.
Yusni, B.,dkk. 2001. Bayam.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Posting Komentar untuk "Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura"