Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura


TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
( Laporan Pengantar Budidaya Tanaman )




Oleh:
Sisi Agustin
1614071037
Kelompok 4














lABORATORIUM LAPANG TERPADU
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017






I. PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.

Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops);dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek  produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah pakcoy dan bayam. Karena dua produk holtikultura ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.

Tanamansorgum di Indonesia sebenarnyasudahsejak lama dikenaltetapipengembangannyatidaksebaikpadidanjagung, halinidikarenakanmasihsedikitnyadaerah yang memanfaatkantanamansorgumsebagaibahanpangan.Sorgumjugasangatpotensialuntukdiangkatmenjadikomoditasagroindustrikarenamempunyaibeberapakeunggulansepertidapattumbuh di lahankeringdansawahpadamusimkering/ kemarau,resikokegagalankecildanpembiayaan (input) usahataninya relative rendah. Selainbudidaya yang mudah, sorgumjugamempunyaimanfaat yang sangatluasantara lain untukpakanternak, bahanbakuindustrimakanandanminuman, bahanbakuuntuk media jamurmerang (mushroom), industrialkohol, bahanbakuetanoldansebagainya.



1.2 Tujuan


Adapun tujun dilakukannya praktikum ini adalah:
1.      Mengetahui teknik budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
2.      Mengetahui cara pemeliharaan tanaman dengan baik.
3.      Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejak penanaman hingga panen.









II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Tanaman Sorgum


Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman graminae yang mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman. Klasifikasi ilmiah tanaman sorgum  menurut USDA (United States Departement of Agriculture) adalah sebagai berikut:
Kerajaan          : Plantae
Subkerajaan     : Tracheobionta
Superdivisi      :Spermatophyta
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               :Liliopsida
Subklas            :Commelinidae
Ordo                :Cyperales
Famili              :Poaceae
Genus              : Sorghum  Moench.
Spesies            :  Sorghum bicolor

Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga sempurna. Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan. Pada umumnya biji sorgum berbentuk bulat dengan ukuran biji kira -kira 4 x 2,5 x 3,5 mm. Berat biji bervariasi antara 8 mg – 50 mg, rata-rata berat 28 mg. Berdasarkan ukurannya sorgum dibagi atas (Sugito,2004).

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasir pun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang.
Menurut hasil penelitian, lahan yang cocok untuk pertumbuhan yang optimum untuk pertanaman  sorgum adalah :
· Suhu optimum 23° 30° C
· Kelembaban relatif 20% 40%
· Suhu tanah ± 25° C
· Ketinggian ≤ 800 m dpl
· Curah hujan 375 – 425 mm/th
· pH 5,0 – 7,5
Selain persyaratan di atas sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah podzolik merah kuning yang masam, namun untukmemperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan bahan organik yang cukup. Tanaman sorgum dapat beradaptasi pada tanah yang sering tergenang air pada saat banyak turun hujan apabila system perakarannya sudah kuat (Olson,1988).

Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik, misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya pengolahan tanah paling baik dilakukan 2 4 minggu sebelum tanam. Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada saat tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau.

Jarak tanam sorgum dapat bervariasi sesuai dengan varietas yang digunakan, ketersediaan air tanah dan kesuburan. Untuk mencapai hasil yang optimum, varietas pendek dan sedang memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan dengan varietas tinggi. Pada jenis varietas sedang sampai batas tertentu terjadi kenaikkan hasil dengan semakin tingginya populasi tanam. Sedangkan kebutuhan benih untuk pertanaman sorgum berkisar 10 kg/ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 15 – 20 kg/ha dengan jarak tanam 60 cm x 20 cm. Tanaman sorgum banyak membutuhkan pupuk N (Nitrogen). Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi secara umum dosis yang dianjurkan adalah 200 kg Urea, 100 kg TSP atau SP36 dan 50 kg KCl. Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 bagian diberikan pada waktu tanam sebagai pupuk dasar bersamasama dengan pemberian pupuk TSP/SP36 dan KCl. Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara di tugal sejauh 7 cm dari lubang tanam ( Sirappa, 2003).



2.2 Tanaman Bayam


Bayam “ Amaranthus sp. ” adalah salah satu tanaman sayuran yang dapat di budidayakan di dataran rendah dan dataran tinggi. Bayam ini memiliki dua jenis yang dapat di budidayakan yaitu bayam putih ( Amaranthus tricolor )dan bayam cabut( Amaranthus hibrydus L ). Namun, kedua bayam ini memiliki perbedaan yang sangat jauh mulai dari bentuk daun, cabang batang dan juga bunga. Secara garis besarnya bayam ini masih berfamili dengan bayam-bayaman ( Amaranthuscea ). Selain itu, menurut beberapa ilmuan bahwa bayam ini memiliki sistematika morfologi dan anatomi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus sp.

Secara umumnya, tanaman bayam dapat di lakukan anatomi dan morfologinya berdasarkan bentuknya berupa akar, batang, daun, bunga dan biji. Tanaman bayam memiliki akar perdu. . Batang pada tanaman ini memiliki panjang hingga 0.5-1 meter dan memiliki cabang monodial. Tanaman ini memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda dan tua, berbentuk bulat memanjang serta oval. Bunga tanaman bayam ini memiliki kelamin tunggal, berwarna hijau tua, dan juga memiliki mahkota terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah serta lainnya yang membantu dalam penyerbukan ( Ariyanto,2008).

Syarat tumbuh Bayam dapat tumbuh sepanajng tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk pertumbuhannya antara 6-7. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan merana, sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan), terutama pada daun yang masih muda. Tanaman bayam umumnya tumbuh baik ditanah – tanah vulkanis atau ordo andisol. Tanaman bayam cocok ditanaman didataran tinggi maka curah hujannya juga lebih dari 1500 mm / tahun (Sahat,1996).

Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih.

Penaburan benih dilakukan dengan tiga cara, yaitu: ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan, ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah dan disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik. Bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari (Hadisoeganda,1996).

2.3 Tanaman Pakcoy


Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
  • Kingdom : Plantae
  • Divisio : Spermatophyta
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Ordo : Rhoeadales
  • Famili : Brassicaceae
  • Genus : Brassica
  • Spesies : Brassica rapa L

Morfologi tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) yaitu termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang berwarna keputih-putihan denng ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5 cm (Hernowo,2010).

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimumuntuk pertumbuhannya adalah antara  pH 6 sampai pH 7 (Sharma,2007).

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan     20-30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati       3-5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan  Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm ( Mangoendidjojo,2003).









III. METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengantar Budidaya Tanaman ini dilaksanakan selama bulan Oktober-Desember 2017 yang dilaksanakan setiap hari Selasa pukul 13.00-15.00, bertempat di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung



3.2 Alat dan Bahan


Dalam melakukan praktikum Pengantar Budidaya Tanaman alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, koret, selang air, ember, gembor, alat tulis, dan buku. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu, lahan dengan ukuran 3x2 meter, pupuk kandang 10 kg, air, benih tanaman bayam, benih tanaman pakcoy,dan benih tanaman bayam.



3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam melakukan praktikum Pengantar Budidaya Tanaman ini adalah sebagai berikut:


3.3.1 Prosedur Kerja Tanaman Bayam


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman bayam adalah sebagai beriikut:
1. Dibagi lahan untuk setiap kelompok masing-masing berukuran 2x3 meter.
2. Dibersihkn lahan terlebih dahulu dan digemburkan tanahnya.
3. Dibuat dua bedengan tanah dan d patok setelah tanah gembur.
4. Diberi pupuk sebanyak 10 kg untuk kedua gundukan tersebut.
5. Dibuat 3 larikan pada bedengan tanah sebelah kiri
6. Ditaburkan benih bayam secara merata ke dalam larikan tadi.
7. Disiram secara rutin pagi dan sore .
8. Dipilih 5 tanaman bayam untuk dijadikan sampel, dan diberi label sampel.
9. Dilakukan pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggunya.
10. Dipanen setelah bayam berumur  5 minggu .
11. Ditimbang bobot basah masing-masing sampel, bobot basah seluruh sampel,dan bobot basah seluruhasil panen.


3.3.2 Prosedur Kerja Tanaman Sorgum


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman sorgum adalah sebagai beriikut:
1. Dipupuk tanah bedengan sebelah kanan, seminggu setelah pemupukan tanah sebelah kiri.
2. Diukur bedengan dengan ukuran 90x300 cm.
3. Dibagikan benih tanaman sorgum untuk setiap kelompok oleh asisten dosen.
4. Ditanam benih sorgum dengan ketentuan jarak 10x60 , dibuat 20 lubang, dan diberi patok untuk setiap lubang, satu lubang ditaman benih sorgum sebanyak 4 biji.
5. Disiram secara rutin pagi dan sore
6. Dipilih 5 tanaman sorgum sebagai sampel, dan diberi label.
7. Dilakukan pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggunya.



3.3.3 Prosedur Kerja Tanaman Pakcoy


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penanaman tanaman pakcoy adalah sebagai beriikut:
1. Dibagikan benih pakcoy oleh asisten dosen.
2. Direndam terlebih dahulu benih tanaman pakcoy, lalu diambil benih pakcoy yang tenggelam .
3. Disiapkan media semai tanaman pakcoy dapat tanah atau arang sekam, wadah persemaian ukurannya lumayan besar.
4. Ditaburkan benih tanaman pakcoy ke dalam media persemaian.
5. Diletakkan dibawah naungan agar tidak terkena sinar matahari langsng
6. Dilakukan penyiraman secara rutin
7. Diamati pertumbuhan juga panjang daun dan tinggi tanaman rata-rata persemaian.
8. Dipindahkan ke lahan setelah berumur 35 hari.








V. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Pengamatan


Dari praktikum tentang Tenik Budidaya Tanaman Pangan Dan Tanaman Hortikultura, berikut adalah  hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan. .



No

Sampel
Mingguke-
1
2
3
4
5
1
1
0cm
3cm
9cm
26.5cm
50cm
2
2
0cm
3cm
10cm
31cm
59cm
3
3
0cm
4cm
12cm
39cm
71cm
4
4
0cm
8cm
24cm
45cm
70cm
5
5
0cm
5cm
18cm
44cm
82cm
Tabel 1.1. Pengamatan Tanaman Bayam.





No

Sampel
Mingguke-
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
0cm
30cm
42cm
83cm
124cm
130cm
140cm
165cm
2
2
0cm
37cm
43cm
94cm
140cm
145cm
155cm
168cm
3
3
0cm
34cm
60cm
91cm
100cm
106cm
116cm
125cm
4
4
0cm
20cm
65cm
74cm
132cm
138cm
148cm
158cm
5
5
0cm
33cm
53cm
75cm
117cm
121cm
130cm
146cm
Tabel 1.2. Pengamatan Tanaman Sorgum.




No

Sampel
 rata rata
Mingguke-

1
2
3
4
5
1
1
0cm
4cm
9cm
12cm
15cm
Tabel 1.3. Pengamatan Tanaman pakcoy Masa Semai










No

Sampel
Mingguke-
1
2
3
1
1
15cm
19cm
23cm
2
2
11cm
16cm
20.5cm
3
3
18.5cm
22cm
25.5cm
4
4
12cm
16.5cm
21cm
5
5
12cm
15cm
19.5cm
Tabel 1.4. Pengamatan Tanaman Pakcoy Setelah Pemindahan



4.2 Pembahasan


4.2.1 Tanaman Bayam ( Amaranthus spinosus L )


Bayam adalah sejenis sayuran daun yang mengandungi vitamin A, B dan C dan zat-zat galian seperti kalsium dan besi. Berikut klasifikasi tanaman bayam ( Amaranthus spinosus L):
·         Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·         Sub Kelas : Hamamelidae
·         Ordo : Caryophyllales
·         Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
·         Genus : Amaranthus
·         Spesies : Amaranthus spinosus L.
Bayam sesuai ditanam diberbagai jenis tanah terutama tanah gembur liat ringan dan tanah liat berpasir. Tanah yang kaya dengan bahan organik, mempunyai aliran yang baik dan mempunyai kemasaman tanah di antar 5.5 – 6.5 adalahpaling sesuai.Syarat tumbuh tanaman bayam yaitu pada dataran tinggi , dengan curah hujan yang tinggi, curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 m/tahun. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20 derajat C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60% ( Ariyanto,2008 ).
Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial. Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2 cm. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus.  Bunga terdapat di axilaar batang. Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Setiap bunga memiliki 5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Bunga ini termasuk bunga inflorencia. (Yusni, 2001).
Waktu yang baik untuk menanam adalah awal musim hujan (bulan Oktober/November) dan awal musim kemarau (bulan April/Maret)  karena pada waktu tersebut kebutuhan air untuk tanaman dapat terpenuhi secara alami. Seandainya anda akan menanam bayam di luar waktu tersebut maka harus menyediakan sumber air yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pada musim hujan,  tanaman bayam masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tanahnya tidak tergenang. jadi anda harus memperhatikan drainase tanah meskipun tanaman bayam tahan terhadap air hujan. Untuk itu,  bedengan dibuat lebih tinggi dibanding penanaman saat musim kemarau,  yaitu setinggi 35 cm.  Sebaliknya,  pada musim kemarau, penyiraman harus dilakukan secara teratur. (Hadisoeganda,1996).
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari setelah tanam.Tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalahpagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Periode panen pertama dilakukan mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnyaadalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karenabila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasardan tanaman telah berbunga (Sahat,1996).
Dalam pemeliharaan benih/bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. anah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang ama/penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah. Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadipertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena salingbersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panenpertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati/terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman denganmengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserangpenyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapatdilakukan seminggu setelah tanam.

Hasil tanaman bayam yang kami tanamtelahsesuaidenganteori yang  sudahada. Seperti penanaman bayam yang dilakukan mulaidaribulanOktoberhingga November, karenapadasaatituawaldarimusimpenghujan ( Hujan ). Tetapipadatanamanbayam kami warnadaunsedikit layu diakibatkan suhu yang panas dan tidak ternaungi atau terkena paparan sinar matahari langsung. Bedengan yang kami buat berkisar 15-20 cm tidak terlalu tinggi namu cukup untuk drainase akibat pada buan Oktober-November merupakan awal musim penghujan. Namun pada saat pemanenan tanaman bayam sudah terlewat waktu panen sehigga tanaman yang di panen sudah terlalu besar dan tua, pada awal pertumbuhan benih tanaman bayam banyak diantaranya yang gagal sehingga dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati/tidak tumbuh.
Selama penanaman  masalah yang dihadapi yaitu berupa serangan hama dan penyakit daun sepeti, seerangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)yang mengakibatkan  daun berlubang-lubang, penyait tanaman yang dihadapi tidak ada  dan beberapa jenis gulma: rumput-rumputan, alang-alang. yang tumbuh mengganggu tanaman budidaya. Pupuk yang digunakan dalam penanaman bayam ini pupuk organik yaitu pupuk kandang yang digunakan pada saat pengolahan lahan untuk pertama kalinya , kami hanya meakukan pemupukan sekali pada saat pengolahan lahan saja.
Pada sample 4, tanamanbayaminimemilikitingkatkesuburan yang tinggi. Karenapada sample initanamanmemilikijumlahdaun yang banyakdantinggitanaman yang ideal, namun ada sedikit gangguan dari hama ulat yang mengakibatkan daun sedikit berlubang.

4.2.2 Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor.L )


Sorgum (Sorgum bicolor L) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama dengan padi, jagung, tebu, gandum, dan lain-lain. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sorgum dikenal dengan nama jagung cantel, sedangkan di Jawa Barat dikenal dengan nama jagung cantrik dan batara tojeng di Sulawesi Selatan. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor L. Moench termasuk ke dalam :

Kingdom         : Plantae.
Subkingdom    : Tracheobionta
Superdevisi     : Spermatophyta
Devisi              : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida/Monokotiledon
Ordo                : Cyperales
Genus              : Sorghum
Spesies            : Sorghum bicolor L

Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada setiap malai sekitar 1500 – 4000 bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7 cabang malai paling atas ke bawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai terbuka. Tanaman sorgum mempunyai batang yang merupakan rangkaian berseri dari  ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder dengan ukuran diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5 – 5,0 cm. Tinggi batang tanaman  sorgum bervariasi yaitu antara 0,5–4,0 m tergantung pada varietas ( Suprapto,1987).

Secara umum, biji sorgum dapat dikenali dengan bentuknya yang bulat dan terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu kulit luar (8%), lembaga (10%), dan endosperma (82%). Ukuran bijinya kira-kira adalah 4.0 x 2.5 x 3.5mm, dan berat biji 100 butir berkisar antara 8 mg sampai 50 mg dengan rata-rata 28mg. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, biji sorgum dapat digolongkan sebagai biji berukuran kecil
(8-10 mg), sedang (12-24 mg), dan besar (25-35 mg). Kulit bijinya ada yang berwarna putih, merah,atau coklat ( Rismunandar, 1989).

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan yang kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan.Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang.
Suhu optimum untuk pertumbuhan sorgum berkisar antara 23° C – 30 ° C
dengan kelembaban relatif 20 – 40 %. Pada daerah-daerah dengan ketinggian
800 m dan permukaan laut dimana suhunya kurang dari 20 ° C, pertumbuhan
tanaman akan terhambat. Selama pertumbuhan tanaman, curah hujan yang
diperlukan adalah berkisar antara 375 – 425 mm. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah 600 mm/tahun. Tanaman sorgum akan tumbuh baik pada ketinggian 1– 500 m diatas permukaan laut di Indonesia. Tanaman ini akan memperlama umur panen ketika ditanam diatas 500 m diatas permukaan laut. Tanaman ini mampu hidup diatas suhu 47 ° F (Nurmala, 1998).

Tanaman sorgum yang kami tanam kurang lebih telah memenuhi beberapa syarat dari teori yang sudah ada, tanaman sorgum ditanam pada ketinggian kurang dari 500 mdpl, dengan suhu 24-29 ° C sehingga pertumbuhan sorgm bagus dan tidak terhambat. Selama penanaman sorgum walaupun ditanam pada bulan Oktober-Desember namun curah hujan belum terlalu tinggi sehingga pertumbuhan sorgum dapat berjalan dengan baik.  (Soemantri,1994).

Sample empat adalah salah satu sample tanaman sorgum yang pertumbuhannya paling baik dilihat dari jumlah daun yang paling banyak dan ketinggian yang tertinggi di antara sample yang lain. Daun berwarna hijau cerah tnpa ada gangguan dari hama maupun penyakit.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sorgum yaitu penyakit bercak daun ,penyakit ini menyebabkan bercak pada daun dengan warna kemerah-merahan atau keungu-unguan dan menyebabkan busuk merah pada batang dimana jaringan bagian dalam buku berair dan berubah warnanya. Penyakit ini menyebar secara luas, penyakit blight serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau kecoklatan yang akhirnya menyatu, penyakit karat sering terjadi secara luas pada sorgum tetapi pertumbuhan penyakit tidak berlangsung lagi apabila tanaman sorgum telah mencapai dewasa, lalat bibit sorgum merupakan hama yang utama di daerah tropis.
Pupuk yang digunakanpadatanaman kami adalahpupukkandang. Pupukkandangadalaholahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahanpertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.Kebanyakan pupuk kandang berupa feses yang dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika sedang digembalakan di lahan pertanian, misal ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan oleh hewan tersebut. 

4.2.2 Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)


Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand. Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L

Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan
mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,
tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun,
berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi
15–30 cm. Pakcoy mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanah di
Indonesia sehingga bagus untuk dikembangkan ( Setiawan,2014).

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman pakcoy dapat
tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sehingga
dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian
pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman
pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.(Prasasti,2014)

Tanaman pakcoy cocok ditanam pada tipe tanah lempung, lempung
berpasir, gembur dan mengandung bahan organik. Pakcoy tumbuh optimum pada
tanah yang memiliki pH 6,0-6,8. Lokasi yang diperlukan merupakan lokasi
terbuka dan drainase air lancar.

Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– , dan bagi kultivar kerdil
ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan
kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki
umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10
hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy
adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya baik Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk
pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7(Wahyudi, 2010).

Biji pakcoy berukuran kecil sehingga perlu disemai dahulu sebelum
ditanam secara luas. Wadah persemaian berupa polybag, kotak kayu atau
kotak plastik. Selain menggunakan wadah tersebut, persemaian juga dapat
dilakukan dilahan dengan bedeng terpisah. Diatas bedengan perlu diberi atap
agar bibit terhindar dari hujan lebat dan terik matahari. Media semai yang
digunakan adalah campuran tanah dengan pupuk organik. Untuk tanah liat,
dapat dicampur dengan pupuk organik dan pasir. Setelah media siap, buat
lubang tanam dengan jarak 1-4 cm. Setiap lubang tanam diisi dengan 1-3 biji
selada. Persemaian selada membutuhkan waktu 3 minggu (Pracaya,2011).

Pakcoy membutuhkan kelembaban tinggi untuk tumbuh secara
optimal. Suplai air perlu dijaga dengan baik, terutama areal pertanaman di
dataran rendah di mana suhu udara cenderung tinggi dan sering terjadi
keterbatasan pasokan air. Kebutuhan air sangat tinggi di usia awal tanam.
Ketersediaan air yang berlebihan juga tidak baik untuk pertumbuhan
 karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan penurunan
kualitas hasil. Sumber air irigasi untuk pertanian organik harus dipisahkan
dari pertanian konvensional lebih sulit daripada lahan dan sumber air
irigasi untuk pertanian konvensional yang tidak harus dipisahkan dengan
sistem pertanian lainnya.

Tanaman pakcoy yang kami tanam telah memenuhi syarat tumbuh tanaman pakcoy dan dapat tumbuh dengan baik. Seperti , kami menanam tanaman pakcoy di dataran rendah dengan suhu 25-30 °C, walaupun sedikit panas amun dengan dilakukan penyiraman secara rutin pakcoy dapat tumbuh dengan baik. Menurut teori yang ada persemaian tanaman pakcoy dapat dipindahkan setelah berumur 3 minggu dari masa semai, namun kami memindahkan persemaian ke lahan pada umur 4-5 minggu dikarenakan menunggu bayam panen.

Tanaman pakcoy yang kami semai rata-rata tumbuh dengan baik dengan daun yang banyak namun pada awanya ada batang pakcoy yang kecil dan ada yang besar , setelah 4-5 minggu lalu tanaman pakcoy dipindahkan ke lahan dan diambil lima sample , dari kelima sample yang ada sample nomor tiga yang memiliki pertumbuhan paling bagus, batang yang besar , daun yang banyak dan lebar dan juga warna daunyang cerah, namun pada saat dipindahkan ke lahan banyak tanaman pakcoy yang terserang hama yang menjadikan daun pakcoy berlubang.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman pakcoy seperti ulat grayak , serengan ulat yang satu ini yaitu terjadi pada daun pakcoy, sehingga tak heran jika daun pakcoy akan berlubang-lubang, dan serangan ulat ini biasanya terjadi pada daun yang masih muda, gulma yang tumbuh juga menjadi hambtan dalam penanaman tanaman pakcoy, dan tidak ada penyakit yang menyerang tanaman pakcoy kami.

Pupuk yang digunakanpadatanaman kami adalahpupukkandang. Pupukkandangadalaholahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahanpertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.Kebanyakan pupuk kandang berupa feses yang dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika sedang digembalakan di lahan pertanian, misal ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan oleh hewan tersebut. Penggunaan pupuk kandang di lahan kering diberikan dengan berbagai cara, seperti ditebarkan di atas tanah, dicampur saat pengolahan tanah, diberikan dalam larikan, atau diberikan pada lubang tanam







V. KESIMPULAN



Dari hasil praktikum yang berjudul Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Teknik dalam budidaya tanaman diawali dengan pengolahan lahan, menebar benih, pemeliharaan /perawatan, dan pemanenan.
2.      Pemeliharaan tanaman dilakukan sesui dengan kebutuhan tiap-tiap tanaman,namun yang utama adalah ppenyiraman secara rutin, pemeliharaan/perawatan, dan pemupukan.
3.      Perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang barada dilahan tumbuh dengan baik karena telah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, namun terdapat beberapa kendala seperti adanya hama dan gulma.







DAFTAR PUSTAKA


Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. IPB Bogor.
Hadisoeganda,A.W. 1996. Bayam:Sayuran Penyangga Petani di Indonesia.Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Hernowo. 2010. Beranam Petsai dan Sawi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Mangoendidjojo.2003. Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Nurmala.T. 1998. Serealia Sumber Karbohidrat Utama Cetakan Pertama.Rineka Cipta. Jakarta.
Oslon,R.A. 1988. Corn Production In Monograph Agronomy Corn and Corn Inprovement. Gramedia. Jakarta.
Pracaya. 2011. Tanaman Pakcoy. Erlanga. Jakarta.
Prasasti.2014.  Budidaya Tanaman Sawi.  Penebar Swadaya. Jakarta.
Rismunandar.1989. Sorgum Tanaman Serba Guna. Sinar Baru. Bandung.
Sahat, S, dkk. 1996.  Bayam.  Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Setiawan, A. 2014. Budidaya Tanaman pakcoy. IPB.Bogor.
Sharma. 2007. Taksonomi Tanaman.  Erlangga .Jakarta.
Sirippa, M.P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif untuk Pangan,Pakan,dan Industri.  IPB. Bogor.
Soemantri. 1994. Analisis Makanan . UGM. Yogyakarta.
Sugito. 2004. Efektifitas Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Sorgum Manis . Graha Husada. Jakarta.
Suprapto, dkk. 1987. Tanaman Sorgum. Gramedia. Jakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayur.  Agro Media. Jakarta.
Yusni, B.,dkk. 2001. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Posting Komentar untuk "Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura"